Belajar dari Kisah Abu Qilabah Al-Jurmi: Manusia Penyabar Diganjar Surga

Belajar dari Kisah Abu Qilabah Al-Jurmi: Manusia Penyabar Diganjar Surga

Kisah Abu Qilabah al-Jurmi, sosok penyabar yang tetap taat pada Allah meskipun diuji dengan berbagai penyakit. 

Belajar dari Kisah Abu Qilabah Al-Jurmi: Manusia Penyabar Diganjar Surga

Kisah Abu Qilabah al-Jurmi, sosok penyabar yang tetap taat pada Allah meskipun diuji dengan berbagai penyakit. 

Diceritakan oleh Ibnu Hibban yang sumbernya dari al-Awzai, bahwa ada seorang Tabi’in bernama Abdullah bin Muhammad yang saat itu sedang bermasalah dengan istri barunya dari Mesir. Untuk menghilangkan rasa suntuk dan kecewananya, Abdullah bin Muhammad pergi menenangkan diri ke sebuah pantai.

Sesampai di pinggir pantai, dia bermaksud menggelar tikar di dekat tenda kumuh yang tak kokoh lagi di terpa angin. Abdullah bin Muhammad berusaha mengintip siapa yang ada di dalam tenda itu? Rupanya di dalam tenda itu tergeletak sosok lelaki yang telah buntung kedua kaki dan tangannya akibat kusta yang dideritanya. Sekujur tubuhnya penuh luka, dan hanya menyisahkan bagian mulut yang tampak kering dan berdesis melafalkan kalimat, “Allahumma awzi’ni an ahmaduka hamda”.

Semula Abdullah bin Muhammad tak ingin peduli sebab dirinya lagi “rungsing”. Tapi karena telinganya selalu mendengar apa yang dilafalkan lelaki dalam tenda reot itu, ia lalu masuk ke dalam tenda.

“Aku dengar engkau selalu memuji Allah, padahal kondisimu seperti itu,” kata Abdullah bin Muhammad.

Lelaki itu menjawab dengan suara lirih dan terbata-bata, “Memangnya kenapa? Sekalipun badai angin dan air laut menggulungku, maka aku akan tetap sabar dan memuji Tuhan.”

Abdullah bin Muhammad berusaha memahami ucapan laki-laki itu sambil berpikir tentang kondisi dirinya sendiri pada saat itu:  sehat, tapi gegara dimarahi istri, koq ngambek dan tak sabar.

Abdullah bin Muhammad mencoba menggali dari lelaki itu, bagaimana dia mampu bertahan hidup dalam kondisi tubuhnya yang berpenyakit.

Lelaki itu menjelaskan dengan suara tersendat-sendat, menahan sakit: “Saya memiliki seorang anak lelaki yang melayani aku saat berwudhu, shalat, dan makan. Hanya dia sekarang sedang ke luar dan belum kembali kemari.”

Setelah berkata demikian, laki-laki itu kembali bertahmid dan bertasbih dengan tubuhnya sedikit bergetar, menahan sesuatu.

Tak lama kemudian, suara desisnya hilang. Rupanya lelaki itu telah dijemput ajalnya oleh malaikat maut. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Lelaki itu meninggal di hadapan Abdullah bin Muhammad.

Beberapa saat kemudian datanglah anak remaja yang ternyata putra dari lelaki yang telah meninggal itu. Abdullah bin Muhammad bertanya, “Siapa sebetulnya ayahmu itu?”

“Ayahku bernama Abu Qilabah al-Jurmi. Beliau adalah sahabat dari Ibnu Abbas.” Jawab anak remaja itu.

Mereka berdua lalu merawat janazah Abu Qilabah al-Jurmi. Sesudah itu Abdullah bin Muhammad bermaksud kembali ke rumah istrinya.

Sesampai di rumah, Abdullah bin Muhammad tertidur dan dalam mimpinya dia melihat Abu Qilabah yang disambut malaikat sambil mengucapkan:

سلام عليكم بما صبرتم فنعم عقبى الدار

Abu Qilabah al-Jurmi dihantarkan para malaikat masuk ke dalam taman surga. Subhanallah..