Tahun 1996, sembari meladeni peperangan di beberapa wilayah Afghanistan, Taliban memaksakan diri menegakkan hukum syariat yang telah lama mereka idealkan. Pemaksaan ini ditujukan kepada penduduk di kota-kota yang berhasil mereka kuasai.
Melihat cara-cara Taliban yang ekstrim dalam menerapkan apa yang mereka sebut hukum syariat itu, lantas banyak kalangan yang menilai Taliban adalah Wahabi, gerakan ultra-puritan yang berkembang di Arab Saudi.
Hal itu lebih-lebih ketika Taliban “mengeksekusi” situs bersejarah patung Buddha di lembah Bamiyan yang berusia 1500 tahun dengan dinamit hingga hancur berkeping-keping. Dan Taliban menjalin hubungan mesra dengan Usamah bin Ladin tokoh sentral Al Qaeda, jaringan teroris global beraliran Wahabi Jihadi. Jadi benarkah tudingan Taliban adalah gerakan Wahabi?
Sebagaimana umat Islam di Afghanistan dan Pakistan yang mayoritas bermadzhab Hanafi, Taliban yang lahir di negara itu, mayoritas pengikutnya pun menganut madzhab Hanafi. Jelas berbeda dengan kalangan Salafi Wahabi yang menafikan praktik berislam dengan madzhab.
Taliban adalah gerakan tradisional Afghanistan, mayoritas pengikutnya bergabung karena identitas Pashtun dan faktor ketokohan para Mulllah atau pemuka agama (beretnis Pasthun juga). Islam radikal pada Taliban hanya semacam bumbu penyedap, bahan baku utama kelompok ini tetap nasionalisme Pashtun.
Inilah yang membedakan Taliban dengan gerakan islamis yang menggelorakan pembebasan seperti Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir dan turunannya. Oleh karena itu Taliban tidak berkembang menjadi gerakan global seperti Al Qaeda atau ISIS. Namun meski dikenal sebagai gerakan yang bersifat lokal, Taliban menerima kehadiran kelompok luar (tentu selama tidak mengusik eksistensi Taliban di Afghanistan). Taliban terbukti memberikan perlindungan kepada buronan internasional Osama bin Laden, yang kelak hal ini mengundang invasi Amerika Serikat dan meruntuhkan rezim Taliban.
Mulai lunturnya dukungan Pakistan dan Arab Saudi kepada pemerintahan Taliban, karena kelompok ini menunjukkan tak ada tanda-tanda menciptakan perdamaian di Afghanistan, tak mengindahkan perundingan dan langkahnya mulai mencemaskan negara-negara tetangga.
Hal ini diperperburuk ulah Taliban yang tetap menghancurkan patung Buddha Bamiyan situs bersejarah dunia pada tahun 2001 meski sudah ditentang Pakistan dan Arab Saudi. Ada desas-desus di balik proses penghancuran patung Buddha Bamiyan yang memakan waktu berminggu-minggu itu.
Ketika itu Afghanistan dilanda derita kelaparan hebat gara-gara perang saudara dan dampak gempa bumi dahsyat tahun 1998 masih terasa, sementara dunia Internasional menawarkan bantuan dana untuk memperbaiki patung Buddha Bamiyan yang mulai sedikit rusak. Hal ini konon membuat Taliban naik pitam dan menghancurkan patung Budha Bamiyan dengan dalih menghancurkan berhala, meskipun penganut Budha di Afghanistan sudah tidak ada.
Realitas Taliban yang mengadopsi praktik ekstremisme adalah fakta bahwa ekstemisme juga bisa tumbuh dari kalangan tradisionalis semacam Taliban, akibat memahami agama secara sempit. Taliban memberi perlindungan pada Osama bin Laden dan bekerja sama dengan Al Qaeda menunjukkan sesama kaum ekstremis bisa intim meskipun beda aliran atau sekte.
Hubungan Taliban dan Al Qaeda bahkan tetap terjalin dengan baik meskipun Osama bin Laden akhirnya tiada. Dua kelompok militan ini menjalin hubungan saling menguntungkan, Al Qaeda memiliki dana dan menularkan strategi teror yang bermanfat bagi Taliban. Bagi Al Qaeda, Afghanistan adalah satu-satunya tempat yang nyaman untuk bersembunyi dan mengendalikan jaringannya di seluruh dunia.
Taliban mayoritas pengikutnya memang bermadzhab Hanafi, madzhab yang dibawa oleh Imam Abu Hanifah (80-150 H). Namun yang perlu digarisbawahi adalah sesungguhnya mayoritas pengikutnya dilandasi bergabung atas dasar kebanggaan etnis Pashun bukan karena faktor Madzhab Hanafinya.
Madzhab Hanafi tak hanya berkembang di Afghanistan atau dianut etnis Pashun saja. Madzhab ini banyak dianut penduduk muslim di India, Turki, Tiongkok dan lain-lain. Sudah barang tentu polah Taliban yang radikal dan ekstrim tentu tidak menggambarkan atau mewakili madzhab Hanafi secara keseluruhan. []
Iqbal Kholidi adalah Pemerhati Timur Tengah. Bisa ditemui di @iqbal__kholidi
Tulisan pertama dari Seri Taliban bisa dibaca di sini Dan yang kedua di sini.