Taliban, Menyerang Mujahidin Demi Emirat Islam (Bag-2)

Taliban, Menyerang Mujahidin Demi Emirat Islam (Bag-2)

Taliban, Menyerang Mujahidin Demi Emirat Islam (Bag-2)

Di awal kemunculannya tahun 1993, Taliban memanfaatkan situasi kacaunya Afghanistan untuk meraih simpati masyarakat yang lelah dengan perang dan mendambakan  kehidupan stabil. Selain itu, Taliban juga memperoleh dukungan penuh dari pemerintah Pakistan.

Sebagai kelompok yang terbilang baru, Taliban sudah mengoperasikan persenjataan berat, tank sampai helikopter. Banyak madrasah-madrasah di Pakistan ditutup karena muridnya pergi ke Afghanistan memperkuat Taliban. Pemerintah Pakistan pun melonggarkan perbatasan demi memuluskan perekrutan dan mengijinkan wilayahnya jadi kamp pelatihan Taliban.

Tahun 1996 Taliban akhirnya berhasil menggulingkan pemerintahan Mujahidin di bawah presiden Burhanuddin Rabbani yang berkuasa sejak runtuhnya pemerintahan rezim pro Uni Soviet tahun 1992. Kenapa pemerintahan Mujahidin bisa dengan mudah digulingkan Taliban? Sebab Pakistan yang selama ini bersekutu dengan Mujahidin telah berpaling mendukung kelompok Taliban. Di samping itu, pemerintahan Mujahidin tidak memiliki figur dan sekutu Pashtun yang kuat. Presiden Burhanuddin Rabbani  dan Panglima militernya Massoud bukan orang Pashtun, tapi orang-orang Tajik.

Taliban mengandalkan sentimen etnis Pashtun, seperti Malaysia, untuk mengandalkan superioritas etnis Melayu. Inilah yang menjadikan Taliban cepat mendapat dukungan di awal kiprahnya di Afghanistan, disamping itu beberapa faksi Mujahidin mengalami dilema ketika berhadapan dengan Taliban ketika itu.  Sebab Taliban disokong para pelajar dan agamawan yang dalam gerakannya mengusung penegakan syariat Islam.

Taliban menggulingkan pemerintahan Mujahidin karena menyesali faksi-faksi dalam Mujahidin terus berkonflik berebut pengaruh di beberapa wilayah, Taliban kecewa karena mantan presiden Najibullah yang dipandang boneka Uni Soviet selama pemerintahan Mujahidin berkuasa tidak mendapat hukuman, Taliban juga memandang pemerintahan Afghanistan di bawah Mujahidin telah menyimpang karena tidak memberlakukan syariat  Islam sesuai harapan Taliban.

Sukses menyingkirkan pemerintahan Mujahidin, Taliban mengubah Afghanistan menjadi Emirat Islam Afghanistan, Taliban juga mengganti bendera negara lama dengan bendera berwarna putih bertuliskan Arab kalimat syahadat. Negara bentukan Taliban ini dipimpin oleh seorang kharismatis dan misterius dari kalangan agamawan beretnis Pashtun, yakni Mullah Omar. Dia tidak menyebut dirinya sebagai presiden, tapi Amirul Mukminin (pemimpin orang-orang beriman). Mullah Omar juga menunjuk menteri-menteri untuk menjalankan pemerintahannya.

Perkerjaan pertama yang dilakukan Taliban untuk menandai kekuasaannya ketika memasuki kota Kabul pada tahun 1996 adalah mencari mantan Presiden Afghanistan Muhammad Najibullah, saat itu dia diketahui berlindung di sebuah kamp PBB bersama adiknya. Pasukan Taliban kemudian menggelandang mantan Presiden “Pro-Moskow” tersebut beserta adiknya dari kamp PBB.

Taliban membunuh keduanya, menyeret mayatnya dengan kendaraan kemudian menggantungnya di tiang beton di sebuah pos dengan seutas tali baja dan jadi tontonan masyarakat umum, lokasinya hanya beberapa blok dari kamp PBB. Taliban menuai kecaman keras masyarakat Internasional khususnya dari negara-negara muslim atas tindakannya yang brutal dan melanggar imunitas PBB.

Peristiwa ini telah membuat malu sekutu Taliban yakni Pakistan dan Arab Saudi. Tapi Taliban tidak peduli, malah mengancam akan membunuh mantan pejabat Afghanistan lainnya. Dan mereka pun menggantung mantan presiden Najibullah.

Kejatuhan Kabul

Menguasai Kabul adalah ambisi Taliban sejak lama, kota Kabul adalah harga diri orang Pashtun, dan kini berhasil dikuasai setelah 40 tahun kota ini dipimpin oleh orang-orang Tajik. Kota Kabul dulunya adalah ibukota kerajaan Pashtun pada tahun 1700-an.

Untuk menstabilkan wilayahnya, Taliban melucuti seluruh senjata warga. Bagi warga Pashtun, berkuasanya Taliban dianggap menaikkan harga diri serta kehormatan orang Pasthun yang selama ini direndahkan oleh orang Uzbek.

Kejatuhan kota Kabul justru meningkatkan pertempuran di beberapa front  dan menambah keprihatinan negara kawasan. Taliban terus bergerak berusaha menaklukkan wilayah-wilayah utara Afghanistan yang masih dikuasai kelompok anti-Taliban. Sementara Pakistan dan Arab Saudi masih setia membantu Taliban, bahkan dua negara ini secara diplomatik mengakui pemerintahan yang dibentuk Taliban ketika itu, Emirat Islam Afghanistan.

Ini menjadi torehan sejarah keberadan Taliban di Afghanistan tidak lepas dari campur tangan negara asing, suatu saat perjalanan waktu akan membuktikan, Taliban ternyata bukan sekutu yang menguntungkan bagi Pakistan. Pakistan tak hanya menanggung malu, tapi juga kerugian seperti yang terjadi belakangan ini. []

Iqbal Kholidi adalah Pemerhati Timur Tengah. Bisa ditemui di @Iqbal__kholidi

Baca tulisan sebelumnya: Taliban: Lahir dari Perang Afganistan (Bag.1)