Dalam surat Yusuf ayat 30-31, Allah SWT berfirman:
وَقَالَ نِسْوَةٌ فِي الْمَدِينَةِ امْرَأَتُ الْعَزِيزِ تُرَاوِدُ فَتَاهَا عَنْ نَفْسِهِ قَدْ شَغَفَهَا حُبًّا إِنَّا لَنَرَاهَا فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ () فَلَمَّا سَمِعَتْ بِمَكْرِهِنَّ أَرْسَلَتْ إِلَيْهِنَّ وَأَعْتَدَتْ لَهُنَّ مُتَّكَأً وَآتَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْهُنَّ سِكِّينًا وَقَالَتِ اخْرُجْ عَلَيْهِنَّ فَلَمَّا رَأَيْنَهُ أَكْبَرْنَهُ وَقَطَّعْنَ أَيْدِيَهُنَّ وَقُلْنَ حَاشَ لِلَّهِ مَا هَذَا بَشَرًا إِنْ هَذَا إِلَّا مَلَكٌ كَرِيمٌ
Waqaala niswatung fil madiinatim raatul ‘aziizi turaawidu fataaha ‘an nafsihi qad syaghafaha hubban innaa lanaraaha fi dhalaalim mubiin. Falammaa sami’at bimakrihinna ilaihinna wa a’tadat lahunna muttakaaw wa aatat kulla waahidatim minhunna sikkiinaw waqaalatikhruj ‘alaihinna falammaa raainahu akbarnahu waqaththa’na aidiyahunna wa qulna haasya lillaahi maa hadzaa basyaran in haadzaa illaa malakung kariim.
Artinya:
“Dan wanita-wanita di kota berkata, ‘Isteri al-Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya (kepadanya). Sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata.’ Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk, dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf), ‘Keluarlah (nampakkanlah dirimu) kepada mereka.’ Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa) nya, dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata, ‘Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah Malaikat yang mulia.’” (Surat Yusuf ayat 30-31)
Tatkala berita mengenai Nabi Yusuf dan Zulaikha tersebar, para perempuan seperti istri-istri para pejabat pun sama mempergunjingkan mereka berdua. Mereka mengira bahwa Zulaikha telah memendam cinta yang mendalam terhadap Nabi Yusuf. Mereka menganggap Zulaikha telah melakukan kesalahan. Sebab ia menyukai Nabi Yusuf dan mencoba berbuat tidak senonoh terhadap Nabi Yusuf yang notabene dahulu adalah budak belian suaminya.
Seperti disebutkan dalam surat Yusuf ayat 30-31, ketika mendengar gunjingan tersebut, Zulaikha kemudian mengatur cara untuk menunjukkan kepada para perempuan tersebut, apa yang sebenarnya membuat Zulaikha jatuh hati kepada Nabi Yusuf hingga berani mengajak Nabi Yusuf berbuat tidak senonoh. Dengan harapan mereka kemudian tahu bahwa andai kata mereka menjadi Zulaikha, mungkin mereka akan berbuat hal yang sama.
Beberapa riwayat menceritakan, para perempuan yang mempergunjingkan Zulaikha sebenarnya merasa penasaran seperti apakah rupa Nabi Yusuf. Akhirnya Zulaikha mempertontonkan Nabi Yusuf kepada mereka. Sebelum Zulaikha menunjukkan rupa Nabi Yusuf kepada mereka, Zulaikha memberi para perempuan tersebut tempat yang nyaman, hidangan, serta pisau untuk memotong hidangan mereka.
Dalam riwayat yang lain dikisahkan, Zulaikha memberi setiap perempuan yang hadis buah jeruk serta pisau. Tatkala Nabi Yusuf hadir di depan mereka, para perempuan tersebut terkesima dengan kerupawanan Nabi Yusuf, hingga tidak sadar telah melukai tangan mereka dengan pisau yang mereka bawa. Setelah itu lantas Zulaikha mengejek mereka. Bila sekali pandang saja mereka bisa berbuat seperti itu, bagaimana bisa mereka menyalahkan Zulaikha?
Demikianlah keterangan dari beberapa riwayat ketika menafsirkan surat Yusuf ayat 30-31.
Ketampanan Nabi Yusuf
Seperti apakah ketampanan Nabi Yusuf hingga mampu memikat Zulaikha, dan membuat para perempuan tak sadar telah melukai tangan mereka sendiri? Dalam hadis sahih yang diriwayatkan Imam Muslim, Nabi Muhammad menceritakan perjalanan beliau tatkala Isra’ Mi’raj, saat sampai di langit ketiga:
فَفُتِحَ لَنَا فَإِذَا أَنَا بِيُوسُفَ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا هُوَ قَدْ أُعْطِىَ شَطْرَ الْحُسْنِ
Langit ketiga terbuka untuk kami. Saat itu aku bertemu Nabi Yusuf. Dan ia telah diberi separuh sifat rupawan”
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Nabi Muhammad bersabda:
فَإِذَا أَنَا بِرَجُلٍ أَحْسَن مَا خَلَقَ اللَّه ، قَدْ فَضَلَ النَّاس بِالْحُسْنِ كَالْقَمَرِ لَيْلَة الْبَدْر عَلَى سَائِر الْكَوَاكِب
Saat itu aku bertemu lelaki yang merupakan ciptaan Allah yang paling rupawan. Ketampanannya melebihi manusia seluruhnya. Ia bak rembulan di malam bulan purnama, melebihi bintang gemintang
Riwayat-riwayat ini cukup memberi tahu bagaimana ketampanan Nabi Yusuf. Maka tidak mengherankan banyak perempuan yang terpikat dengan rupa beliau.