Tafsir Surat Yusuf Ayat 13-14: Kisah Nabi Yusuf Dibuang ke Sumur

Tafsir Surat Yusuf Ayat 13-14: Kisah Nabi Yusuf Dibuang ke Sumur

Tafsir Surat Yusuf Ayat 13-14: Kisah Nabi Yusuf Dibuang ke Sumur
Kitab-kitab yang disusun rapi.

Saudara Nabi Yusuf merayu sang ayah agar mengizinkan mereka membawa Nabi Yusuf. Beberapa ahli tafsir menyatakan Nabi Yusuf dibawa serta saudara-saudaranya untuk tujuan mengembalakan hewan ternak. Mereka menyatakan bahwa kalau sampai Nabi Yusuf celaka maka mereka akan menjadi orang sial.

Sang ayah menanggapi permohonan tersebut dengan rasa khawatir yang amat besar. Ia tampak enggan melepas Yusuf. Namun pada akhirnya ia memberi izin untuk membawa Nabi Yusuf berburu. Dan ini memberi kesempatan kepada mereka untuk mencelakakan Nabi Yusuf.

Allah berfirman dalam surat Yusuf ayat 13-14:

قَالَ إِنِّي لَيَحْزُنُنِي أَنْ تَذْهَبُوا بِهِ وَأَخَافُ أَنْ يَأْكُلَهُ الذِّئْبُ وَأَنْتُمْ عَنْهُ غَافِلُونَ () قَالُوا لَئِنْ أَكَلَهُ الذِّئْبُ وَنَحْنُ عُصْبَةٌ إِنَّا إِذًا لَخَاسِرُونَ

Qaala innii layahzununii an tadzhabuu bihi wa akhaafu any ya’kulahudz dzi’bu wa antum ‘anhu ghaafiluun. Qaaluu lain akalahudz dzi’bu wa nahnu ‘ushbatun innaa idzal lakhaasiruun.

 Artinya:

 “Berkata Ya’qub, ‘Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedang kamu lengah dari padanya.’ Mereka berkata,  ‘Jika ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami golongan (yang kuat), Sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang merugi.’” (QS: Yusuf ayat 13-14)

Rasa Iri Mendorong Manusia Bersikap Kejam

Kisah Nabi Yusuf memberi pelajaran kepada kita tentang bahaya memendam rasa iri dan dengki. Sikap tercela ini dalam kisah Nabi Yusuf sampai memberanikan pelakunya untuk membohongi ayahnya yang seorang Nabi serta mencelakai sang adik, meski sudah ada petunjuk bahwa kelak sang adik akan memiliki kemuliaan melebihi ayah ibu dan saudara-saudaranya.

Mereka lupa bahwa apa yang sudah menjadi ketentuan Allah maka pasti akan terwujud entah bagaimana caranya. Terlebih, sebagai seorang Nabi Allah, Nabi Ya’qub bisa saja diberi tahu oleh Allah tentang usaha mereka membunuh Nabi Yusuf. Tak perlu serapi mungkin mereka memalsukan kematian Nabi Yusuf, pada akhirnya Allah tahu dan dapat memberitahu Nabi Ya’qub.

Rasa iri dan dengkilah yang membutakan akal pikiran mereka. Rasa iri dan dengki ini juga yang membuat sesama anggota keluarga, sahabat, bahkan kepada sesama ulama bertindak memalsukan karya atau bahkan mencelakakan jiwa dan raga. Hal ini yang menimpa ulama sekaliber Imam Al-Ghazali dan Abdul Wahhab al-Sya’rani.

Nabi Yusuf Berhasil Dibawa Pergi

Dalam ayat 13-14, meski diungkapkan Nabi Ya’qub tampak keberatan memberi izin dengan alasan berat jauh dari Nabi Yusuf dan khawatir ada hewan buas yang melukainya, tapi Nabi Yusuf berhasil dibawa pergi.

Imam al-Razi mengutip keterangan Imam al-Sudi, bahwa usai Nabi Yusuf berhasil dibawa pergi, saudara-saudaranya pun memperlihatkan bagaimana kebencian mereka pada dirinya. Salah satu orang memukul Nabi Yusuf, Nabi Yusuf meminta tolong pada yang lain, yang justru juga memukul dirinya. Mereka memukuli Nabi Yusuf sampai ia merintih-rintih hampir mati. Sang saudara tertua pun mencegah mereka meneruskan perbuatan mereka sembari berkata: “Bukankah kalian sudah berjanji tidak akan membunuhnya?”

Nabi Yusuf kecil kemudian dibawa ke sumur. Bajunya dilepas untuk diberi darah hewan dan dipalsukan kematiannya. Nabi Yusuf memintanya kembali, tapi tidak diberikan. Ia pun diturunkan di sumur dan sampai setengah jarak ke dasar, ia pun dijatuhkan. Nabi Yusuf berhasil jatuh di air dan menggapai sebuah batu serta berdiri di atasnya.

Saudara-saudaranya di atas kemudian memanggil-manggilnya. Nabi Yusuf mengira mereka akhirnya sadar dan hendak menolongnya. Ternyata mereka hendak menjatuhkan batu besar untuk membunuhnya. Sang saudara tertua kembali mencegah mereka. Ia juga membawakan makanan untuk Nabi Yusuf.