Tafsir Surah Al-Fatihah

Tafsir Surah Al-Fatihah

Surat Al-Fatihah itu namanya surat Makkiyah (diturunkan sewaktu Nabi Muhammad Saw masih bermukim di Makkah), ada juga yang menamakan surat Madaniyyah, ayatnya berjumlah sebanyak tujuh ayat.

Tafsir Surah Al-Fatihah

Surat Al-Fatihah itu namanya surat Makkiyah (diturunkan sewaktu Nabi Muhammad Saw masih bermukim di Makkah), ada juga yang menamakan surat Madaniyyah, ayatnya berjumlah sebanyak tujuh ayat. Fatihah itu artinya pembukaan.

Surat ini selain dinamakan surat fatihah juga dinamakan ummu al-kitab, yang artinya ibunya kitab (al-Qur’an) tepatnya semua kandungan dalam al-Qur’an itu sudah dikumpulkan dalam surat tersebut.

Surat Al-Fatihah juga dinamakan as-Sab’u al-Matsani’ yang artinya ketujuh ayat yang dibaca secara berulang-ulang, dinamakan begitu dikarenakan di dalam sholat surta al-fatihah tersebut paling sedikt dibaca  dua kali. Wa Allah ‘alamu.

1. Dengan keagungan Allah yang maha pengasih serta maha penyayang.

2. Segala puja dan puji itu kemuliaan Allah ta’ala yang mengatur seluruh alam semesta.

3. Yang maha pengasih serta maha penyayang.

4. Yang menguasai hari kiamat

Segala puja dan puji itu hanya milik Allah, Tuhan yang menguasai seluruh alam semesta dan tidak ada satu makhluk pun yang berhak memiliki pujian. Allah taala itu memiliki sifat penyayang dan pengasih untuk semua makhluk, terlebih-lebih manusia yang secara nyata telah dianugrahi kenikmatan wujud, memiliki aqal dan anggota tubuh yang sempurna serta nikmat-nikmat lainnya baik yang besar atau pun yang kecil secara material.

Allah Ta’ala juga memliki sifat maliki yaumi addien, yaitu menguasai hari kiamat nanti, berkuasa memberikan pahala untuk orang-orang yang berperilaku taat kepada-Nya dan berkuasa memberikan hukuman untuk orang-orang yang melanggar perintah-Nya.

5. Hanya kepada-Mu (Allah) kami  meyembah, dan hanya kepada-Mu kami memeinta pertolongan.

6. Semoga Engkau menunjukkan jalan yang lurus

7. Jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka, bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai dan juga bukan jalan orang-orang yang sesat.

Allah Ta’ala itu memiliki sifat Pengsih dan Penyayang, terutama kepada manusia, maka sepatutnya menyembah dan  meng-Esa-kan kepada-Nya diberbagai hal apa saja. Serta memohon kepada-Nya agar di tunjukkan jalan yang lurus, jalan yang bisa menghantarkan pada kehidupan yang bahagia di dunia dan akhiratorang-orang, yaitu jalan orang-orang yang telah diberikan anugrah kenikmatan. Bukan jalan yang dilalui oleh orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat.

Diterjemahkan dari Kitab Tafsir Al-Ibriz, karya KH. Bisri Musthofa