Islami.co — Puasa Asyura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram, bertepatan dengan tanggal 17 Juli 2024 (versi rukyah) atau 16 Juli 2024 (versi wujudul hilal) memiliki keutamaan yang sangat istimewa dalam Islam. Berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda:
“صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ.” (رواه مسلم)
Artinya: “Puasa pada hari Asyura, aku berharap kepada Allah agar menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim)
Hadis ini menunjukkan betapa besar keutamaan puasa Asyura. Puasa ini diharapkan dapat menghapuskan dosa-dosa kecil yang telah dilakukan selama setahun penuh. Hal ini merupakan salah satu bentuk kasih sayang Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya, yaitu memberikan kesempatan untuk membersihkan diri dan mendekatkan diri kepada-Nya melalui ibadah yang sederhana namun penuh pahala.
Makna dan Hikmah Puasa Asyura
Puasa Asyura bukan hanya sekadar ritual tahunan, tetapi juga memiliki makna dan hikmah yang mendalam bagi umat Islam. Beberapa keutamaan puasa Asyura antara lain:
1. Penghapus Dosa Setahun:
Dalam hadis di atas, jelas disebutkan bahwa puasa Asyura dapat menghapus dosa-dosa kecil selama setahun yang lalu. Ini adalah kesempatan emas bagi umat Islam untuk membersihkan diri dari kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan, memperbaiki diri, dan memulai lembaran baru dengan hati yang lebih bersih.
Meskipun demikian, tidak semua dosa bisa diampuni. Dosa-dosa besar yang dilakukan tidak bisa diampuni kecuali bertaubat secara khusus kepada Allah dengan taubat yang sungguh-sungguh (taubatan nasuha)
2. Teladan dari Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkan umatnya untuk berpuasa pada hari Asyura. Dengan mengikuti anjuran ini, umat Islam menunjukkan kecintaan dan ketaatan mereka kepada Rasulullah SAW serta menjalankan sunnahnya.
3. Mengingat Kisah Nabi Musa AS
Puasa Asyura juga memiliki keterkaitan sejarah dengan Nabi Musa AS. Pada hari Asyura, Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya dari kejaran Firaun. Nabi Muhammad SAW menghormati peristiwa ini dengan berpuasa pada hari Asyura dan mengajak umatnya untuk melakukan hal yang sama, sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT atas nikmat dan pertolongan-Nya.
4. Momen Introspeksi Diri
Puasa Asyura adalah waktu yang tepat untuk introspeksi diri, mengingat kembali dosa-dosa yang telah dilakukan, dan bertekad untuk tidak mengulanginya. Ini adalah momen untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, memohon ampunan-Nya, dan meningkatkan kualitas ibadah.
Pada tahun ini, ada perbedaan dalam penetapan awal Muharram antara beberapa organisasi keagamaan. Sebagian organisasi menggunakan metode rukyah dan menetapkan 1 Muharram pada tanggal yang berbeda dibandingkan dengan yang menggunakan metode wujudul hilal. Perbedaan ini bukanlah hal baru dalam penetapan awal bulan Hijriyah di Indonesia, dan sering kali terjadi pada bulan-bulan lain juga seperti Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah.
Masyarakat muslim tidak perlu mengkhawatirkan perbedaan ini. Muslim tinggal berpuasa dengan mengikuti pendapat yang ada, baik tanggal 16 Juli maupun 17 Juli 2024.
Wallahu a’lam.