Prof. Nasaruddin Umar: Kita Perlu Bersyukur Menjadi Orang Indonesia

Prof. Nasaruddin Umar: Kita Perlu Bersyukur Menjadi Orang Indonesia

Prof. Nasaruddin Umar: Kita Perlu Bersyukur Menjadi Orang Indonesia

Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. Nasaruddin Umar mengatakan bahwa selayaknya masyarakat Indonesia berbangga dan bersyukur menjadi orang Indonesia.

Menurutnya, hal ini karena setelah terjadinya krisis global, Indonesia masih bisa survive. Tingkat inflasi masih rendah, dan tidak jatuh dalam krisis global. Selain itu Indonesia masih menjadi tempat aman bagi masyarakat muslim, khususnya yang sedang mencari tempat singgah.

“Dengan adanya krisis global akibat pandemi COVID-19 dan perang Rusia-Ukraina, dibutuhkan upaya baru untuk menghadapi kedua ancaman tersebut. Kita harus bangga dan bersyukur menjadi orang Indonesia atas banyak hal. Pertama, tingkat inflasi kita masih ada di sekitaran 5%. Kedua, kita tidak jatuh luput dalam krisis global, terutama perang Rusia-Ukraina. Terakhir, kita dianggap sebagai tempat aman dan halal bagi masyarakat muslim yang sedang mencari tempat singgah akibat isu di Iran, dan lain-lain,” tutur guru besar UIN Jakarta ini saat menyambut para hadirin IEMF 2023 secara offline.

Nasaruddin Umar bersyukur atas posisi Indonesia yang dapat menjadi negara diperhitungkan dalam lanskap internasional. Urgensi untuk mempercepat perkembangan ekonomi syariah ditandai dengan meningkatnya penggunaan aplikasi berbasis internet yang muncul akibat era digitalisasi. Dengan mengandalkan kolaborasi lintas sektor atau antar lembaga yang didukung oleh fasilitas Pemerintah, akselerasi perkembangan ekonomi syariah di Indonesia dapat kian meningkat.

Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk nomor empat terbesar di dunia sebenarnya memberikan keuntungan tersendiri untuk perusahaan-perusahaan Indonesia. Dengan menjadi market leader yang kuat di Indonesia, dan didukung dengan data jumah pengguna dan data transaksi, perusahaan Indonesia bisa menjadi salah satu pemain besar di Indonesia, sekalipun beroperasi atau berbisnis sebagian besar di Indonesia. Pencapaian semacam itu bisa menjadi modal melakukan pengembangan pasar, termasuk di pasar internasional.

Modal lain yang dimiliki Indonesia adalah jumlah pengguna media sosial yang besar, namun masih terbatas dengan pengguna aktif yang mengangkat pencapaian-pencapaian yang diraih pelaku ekonomi syariah Indonesia.

Islamic Entrepreneurial Marketing Festival

MarkPlus didukung oleh Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) berupaya mengembangkan pasar syariah di Indonesia. Berangkat dari ini, MarkPlus Islamic berkomitmen untuk memperkuat ekonomi Indonesia dengan menggandeng pemangku kepentingan lainnya yang dapat berperan dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. Hal ini membawa MarkPlus Islamic untuk menghadirkan ajang pemasaran bisnis syariah yang kini kembali digelar dalam Islamic Entrepreneurial Marketing Festival (IEMF) 2023.

Setelah menyaksikan webinar bersama tokoh-tokoh dibalik berkembangnya ekonomi syariah di Indonesia, IEMF 2023 menghadirkan rangkaian Talk Show & Sharing Session bersama tamu-tamu kehormatan yang juga diikuti dengan pemberian penghargaan kepada Pemerintah Daerah dan Influencer Muslim di Indonesia.

Acara ini dibuka oleh Taufik, CEO MarkPlus Islamic, dengan menekankan pentingnya implementasi creativity, innovation, entrepreneurship, dan leadership (CI-EL) untuk meningkatkan perkembangan ekonomi syariah.

“Indonesia harus punya paradigma untuk selalu berkembang. Kalau tidak, Indonesia akan selalu kalah dengan Malaysia, meskipun kita memiliki merek lokal dan penduduk mayoritas Islam yang lebih banyak daripada mereka. Sehingga, dibutuhkan adanya kreativitas dan inovasi yang diadopsi dari konsep CI-EL sebagai representasi Punokawan dari simbol mitologi Indonesia.” pungkas Taufik.

Dalam keterangannya, Taufik optimis bahwa ekonomi syariah Indonesia dapat kian meningkat dengan adanya tekad untuk berinovasi yang kreatif. Hal ini dapat dilihat dari sektor perbankan syariah yang dikenal memiliki peningkatan cukup baik. Pada tahun-tahun sebelumnya, aset perbankan syariah di Indonesia sulit untuk menembus 2%. Kini, beberapa perbankan syariah sudah dapat menembus hingga 5% dan 10%, seperti Bank Syariah Indonesia dengan jaringan terbesar keenam di Indonesia.

(AN)