Seseorang berada di dalam surga. Di sana dia merasakan aneka macam nikmat, bidadari, dan segala macam hal yang diinginkan, diberikan oleh Allah Ta’ala. Namun ia bertanya kepada Allah.
“Ya Allah, anak-anakku mana?”
“Anakmu masuk sorga tapi di kelas bawah”
“Wah, hamba kurang begitu puas atas sorga yang kudapati sekarang, Paduka karena anak hamba masih di kelas bawa,” pinta orang ini.
Tersebab di sorga semua permintaan pasti dikabulkan, anak orang tersebut kemudian dinaikkan level sorganya, dikumpulkan bersama keluarga yang di sorga kelas atas.
Hal ini sesuai dengan berfirman dalam QS Al Thur : 21:
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ ۚ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِين
Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam sorga), dan Kami tidak mengurangi sedikitpun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.
Dalam ayat tersebut di atas أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ Imam Ahmad Ibn Muhammad Al-Shawi Al-Maliki dalam kitabnya, Hasyiah Al Shawi ‘Ala Tafsir Al Jalalain berkata:
والذرية تطلق على الأصول والفروع, ان المؤمن اذا كان عمله اكثر، الحق به من دونه في العمل اِبْنًا او ابا
Yang dinamakan dzurriyyah (keturunan) itu memuat ushul (keturunan dari ayah-ibu ke atas) dan furu’ (keturunan anak ke bawah). Orang mukmin jika mempunyai amal lebih banyak dapat dipertemukan dengan keluarga yang mempunyai amal lebih sedikit baik dalam hubungan ayah kepada anak atau anak kepada ayahnya. Lebih lanjut, Al Shawi juga mengemukakan sebuah keterangan
ويلحق بالذرية من النسب الذرية بالسبب وهو المحبة
Dzurriyyah dengan nasab itu disamakan dengan dzurriyah karena sebab yaitu karena cinta. Cinta, menurut Al Shawi bisa menjadikan seseorang mendapat derajat atau level sama dalam sorga dikumpulkan bersama keluarga ataupun orang yang dicintainya dengan catatan mereka masing-masing termasuk ahli sorga. Orang yang mempunyai rasa cinta tinggi akan otomatis mengikuti pola pikir, cara pandang dan melakukan apa saja yang menjadi kebiasaan orang yang dicintai. Oleh karena itu, ia menjelaskan jika orang yang hanya cinta begitu saja bisa digabungkan sorganya, maka secara otomatis orang yang mempunyai hubungan guru murid pasti akan mengikuti sorga gurunya, sedangkan gurunya akan mengikuti sorga gurunya meskipun gurunya mempunyai derajat amal yang lebih rendah.
فان حصل مع المحبة تعليم علم او عمل, كان احق باللحوق كالتلامذة, فانهم يلحقون بأشياخهم, وأشياخ الأشياخ يلحقون بالأشياخ, ان كانوا دونهم في العمل
Andai saja karena cinta orang akan ikut mengajarkan ajarannya, maka yang lebih berhak untuk ikut sama dalam derajat sorganya itu seperti halnya anak murid. Mereka akan mengikuti gurunya. Sedangkan gurunya guru akan disatukan dengan gurunya lagi meskipun amalnya berada di bawahnya.
والأصل في ذلك عموم قوله صلى الله عليه وسلم: اذا دخل اهل الجنة الجنة سأل احد هم عن ابويه و عن زوجته وولده فيقال: انهم لم يدركوا ما ادركت, فيقول: يا رب اني عملت لي و لهم, فيؤمر بإلحاقهم به.
Tendensi keterangan di atas adalah sesuai petunjuk umumnya sabda Nabi Muhammad SAW “ketika ahli surga masuk ke dalam sorga, di antara mereka ada yang menanyakan tentang orang keadaan tuanya, istrinya, dan anaknya. Dikatakan, sesungguhnya mereka tidak menemukan apa yang kamu dapatkan. Ia berkata :Duhai Tuhan, sesungguhnya aku beramal untukku dan untuk mereka. maka diperintahkanlah mereka untuk dipertemukan.
Kesimpulannya, orang di sorga akan dikumpulkan dengan keluarga mereka di mana antara mereka yang paling tinggi sorganya. Keluarga yang dimaksud bisa karena nasab meliputi ayah-ibu ke atas, atau ke bawah dan juga meliputi orang yang mencintai terlebih dari orang yang mempunyai hubungan murid kepada gurunya dan gurunya guru sampai ke atas. []