“Tidak perlu iri dengan orang lain. Kamu sudah hebat dengan apa adanya kamu,” “Jangan jadi orang yang dengki. Dengki hanya akan menjadi penyakit hati,” “Jangan iri, jangan hasad, jangan dengki. Itu sifat yang bisa mengantarkan kita ke neraka,” dan seterusnya.
Beberapa kalimat di atas adalah contoh larangan untuk memiliki sifat dengki. Dengki bisa diartikan sama dengan iri, hasad, atau cemburu dengan apa yang dimiliki dan dicapai oleh orang lain. Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, dengki juga diartikan sebagai marah (benci, tidak suka) karena iri yang amat sangat kepada keberuntungan orang lain.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dengki memang salah satu sifat tidak baik yang harus dihindari oleh seorang muslim. Menerima dengan ridha dan ikhlas pemberian Allah kepada kita adalah wajib, bersyukur dengan keadaan diri kita saat ini adalah keharusan, dan bahagia dengan kebahagiaan orang lain adalah sesuatu yang semestinya dilakukan.
Setiap perkara umat muslim itu baik, bagaimanapun keadaannya. Sedih, sakit, lapang, bahagia, semuanya sama-sama bisa mengantarkan kita kepada surga bila kita mampu mensyukurinya. Lagipula manusia dari awal bukanlah Tuhan. Kita punya kemauan, mereka punya kemauan, tapi kehendak Allah SWT lah yang terjadi.
Fakta yang tidak bisa dihindari adalah sekalinya kita dengki, maka sifat tidak baik yang lainnya pun akan muncul. Ketika kita dengki maka kita sama saja tidak qanaah atau tidak menerima dengan ikhlas pemberian Allah kepada kita.
Selain itu kita juga tidak bersyukur, marah, benci, cemburu, bahkan merasa tidak ada keadilan Allah dalam diri kita. Bayangkan, satu kali kita dengki dan seluruh dosa itu turut mengalir kepada kita. Maka tidak salah bila dengki dikatakan sebagai penghancur amal shaleh seperti api yang membakar kayu kering.
Dikisahkan oleh Anas bin Malik, ada salah seorang sahabat Anshar yang dikatakan Rasulullah SAW sebagai salah seorang penghuni surga. Diketahui ia tidak pernah melakukan amal shaleh istimewa apapun. Ia bahkan tidak shalat malam. Lantas apa yang membuatnya mencapai derajat mulia sebagai seorang penghuni surga?
Tidak lain dan tidak bukan, tentu saja karena ia tidak pernah memiliki rasa dengki terhadap pemberian Allah kepada orang lain seumur hidupnya.
Kemudian, setelah menelaah terkait ruginya memiliki iri dengki dan betapa mulianya bila menghindari sifat dengki, apakah semuanya memang benar akan begitu adanya?
Bagaimana bila ternyata saat kita dengki, kita juga bisa dikatakan baik? Atau bahkan bagaimana bila kita menjadi ahli surga justru karena kita memiliki sifat yang dengki?
Allah menciptakan perkara dengki ternyata tidak semuanya harus kita hindari. Ada beberapa kondisi dengki yang diperbolehkan dan dikategorikan sebagai dengki yang baik. Apa sajakah itu? Berikut ulasannya:
Pertama, iri dengki kepada orang yang dermawan.
Kita diperbolehkan untuk dengki kepada orang yang dimudahkan hartanya oleh Allah dan harta itu dimanfaatkan untuk berjuang di jalan Allah. Ketika kita dengki dengan orang yang seperti ini, Allah turunkan ridhanya kepada kita dan menjadikan kita berkesempatan memperoleh pahala yang sama dengan dia.
Maka tidak salah bila dalam keadaan terbatas, kita pun iri dan berkata “seandainya saya banyak harta seperti fulan/ fulanah, saya akan membagikan-bagikan kepada orang yang tidak mampu”.
Kedua, iri kepada ahlul Quran.
Memiliki waktu yang luang dan bisa menjadi ahlul Quran adalah kesempatan terbaik yang pernah Allah berikan kepada manusia. Maka seringkali manusia yang disibukkan dengan urusan dunia lupa dan merasa kehilangan waktu untuk menjadi seorang ahlul quran.
Bila kita menyadari itu dan iri dengan orang yang bisa memanfaatkan waktunya untuk senantiasa bersama Al-Quran, Allah pun juga akan menurunkan ridha-Nya kepada kita. Pada kondisi ini, kita berkesempatan memperoleh pahala yang sama dengan cara memfasilitasi orang-orang itu.
Demikianlah dengki dan perasaan iri yang Allah perbolehkan untuk kita lakukan. Jadi, dengki itu sebenarnya boleh asalkan dengki untuk hal-hal yang baik seperti dua hal di atas. Dengki seperti itu akan membuat kita termotivasi untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dengki seperti itu pulalah yang akan menghantarkan kita kepada surga Allah dengan ridha yang penuh dari-Nya.