Ini kisah Rasulullah dan badui. Suatu hari Rasulullah saw. pergi keluar kota Madinah. Di sebuah tempat beliau melihat ada seorang Badui sedang menimba air di sumur untuk memberikan minum ontanya.
Kemudian Rasulullah saw. mendekati orang Badui tersebut dan berkata,”Apakah engkau menyewa jasa seseorang untuk memberikan air pada untamu itu?”
“Ya, setiap embernya akan saya bayar tiga butir kurma,” jawabnya.
Mendengar tawaran itu, Rasul setuju. Lalu Rasulullah saw. mengambil ember dan mulai menimba air di sumur. Pada hitungan ember kedelapan, tiba-tiba talinya terputus. Ember itu masuk ke dalam sumur.
Si Badui itu kemudian marah besar dan menampar wajah Rasulullah saw. Namun dengan tenang Rasulullah saw. mengambil ember yang jatuh ke sumur itu dan kemudian pulang ke Madinah. Melihat apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw., si Badui itu menjadi kaget. Ia menyesal telah menampar wajah manusia mulia itu.
baca juga: P0hon yang berjalan di masa Rasul
Rasa sesal yang mendalam membuat dirinya gundah gulana. Lalu ia memutuskan untuk memotong tangan yang digunakan untuk menampar Rasulullah. Apa yang diperbuatnya membuat si Badui itu pingsan.
Tak lama kemudian datanglah kafilah yang kemudian menolongnya. Setelah siuman si Badui itu ditanya mengenai musabab tangannya terpotong. “ Mengapa tanganmu menjadi begini?” tanya salah satu rombongan kafilah itu.
“Tangan saya telah menampar wajah mulia Rasulullah. Aku takut tertimpa bencana dan dosa,” jawabnya.
Tidak seberapa lama, si Badui bangkit dan ingin menemui Rasulullah saw. di Madinah. Sesampainya di Madinah bertemu dengan Salman al Farisi dan kemudian dibawa menemui Rasul.
Sesampainya di rumah Rasulullah terlihat beliau sedang bercengkerama dengan cucunya Hasan dan Husein. “Apa yang engkau lakukan sehingga tanganmu terpotong,” tanya Rasulullah.
Sambil meminta maaf si Badui itu berkata,”Aku tidak lagi menginginkan tangan yang telah kupakai menampar wajahmu.”
“Maukah engkau masuk Islam,” tanya Rasulullah saw.
Kemudian ia menjawab,” Jika engkau bersama kebenaran, maka sambungkan dan sembuhkanlah kembali tanganku yang terpotong ini seperti sedia kala.”
Maka Rasulullah saw. kemudian meletakkan tangan yang terputus itu pada tempat semula dan berucap,” Bismillahhirahmaanirrahiim.” Beliau kemudian meniup tangan tersebut dan mengusapnya.
Tangan si Badui itu menyatu kembali dan kemudian mengcapkan dua kalimat syahadat.
(Disadur dari buku Kisah-Kisah KeajaibanAl Quran karyaMusthafa Muhammadi Ahwazi)