Kisah Jin Islam dari Tursina yang Membela Rasulullah

Kisah Jin Islam dari Tursina yang Membela Rasulullah

Jin Islam itu masuk ke berhala yang disembah kafir Quraisy dan berkata bahwa Nabi Muhammad adalah nabi yang sebenarnya.

Kisah Jin Islam dari Tursina yang Membela Rasulullah
Ilustrasi berhala.

Ini kisah tentang jin Islam dari Tursina yang membela Rasulullah saw.

Syahdan tokoh-tokoh kafir Quraisy sedang berkumpul. Mereka memperbincangkan Nabi Muhammad saw. Nama-nama terkenal seperti Syaibah bin Rabiah, al Walid ibn Haris, Shafwan ibnu Umayyah, Aswad bin Abi Yaghuts, Kinanah Bin Rabbi dan lain sebagainya berkumpul. Salah seorang di antara mereka kemudian berkata, “Muhammad mengajak kita menyembah Tuhan yang tidak kita kenal. Tetapi ia tidak mencela tuhan kita.”

“Muhammad sebenarnya menghendaki harta,” ucap lainnya. Namun perbincangan kemudian berubah ketika seseorang di antara mereka berkata, “Muhammad sebenarnya penyihir dan pembohong!”

Kemudian di antara mereka bertanya kepada Walid ibn Haris, “Apa pendapatmu wahai Walid?”

“Aku tidak bisa menjawab,” katanya singkat.

Mendengar jawaban sekenanya itu, mereka berang dan menuduh Walid sudah terkena ajakan Muhammad. Walid pun berang dan berkata dengan nada marah, “Beri aku tiga hari untuk menjawabnya.”

Maka bubarlah perkumpulan itu. Kemudian Walid pulang ke rumahnya. Disebutkan bahwa Walid mempunyai dua berhala yang terbuat dari manikam dan emas. Berhala itu diletakkan di atas kursi dan diberi pakaian asesoris yang mahal.

Walid kemudian sembahyang. Ia tidak makan dan minum. Pada malam ketiga ia berkata kepada dua berhalanya, “Demi penyembahanku tiga hari berturut-turut katakan kepadaku tentang Muhammad.”

Setelah itu tiba-tiba ada yang berkata dari dalam berhala itu, “Muhammad itu bukan nabi, jangan percaya dia.”

Mendengar hal itu Walid girang. Ia tidak tahu kalau ada jin yang telah masuk dalam tubuh salah satu berhala. Walid kemudian menceritakan peristiwa ini kepada semua teman kafirnya. “Sudah saatnya kita katakan ini kepada Muhammad,” katanya,

Rasulullah SAW mendengar peristiwa tersebut dan bersedih. Lalu datang Malaikat Jibril dan berkata, “Celakalah yang membuat kata-kata itu wahai Muhammad.”

Kemudian kaum kafir meletakkan patung Hubal di suatu tempat. Mereka kemudian menyembahnya. Malam harinya mereka mengundang Rasulullah SAW untuk datang. Rassul pun datang ditemani Abdullah bin Mas’ud. Lalu Rasul duduk di tengah mereka. Maka masuklah jin yang bernama Musfir ke dalam tubuh Hubal. Ia kemudian mencaci maki Rasulullah.

Mendengar hal itu, Abdullah bin Mas’ud menjadi bingung dan bertanya, “Ngomong apa itu wahai Rasulullah?”

“Wahai Abdullah, jangan takut ini setan,” jawab Rasulullah.

Kemudian Rasulullah SAW pulang ke rumah. Namun  di tengah perjalanan bertemu dengan seorang penunggang kuda berbaju hijau. Orang tersebut kemudian turun dan memberi salam. “ Siapa Anda, alangkah indahnya salam Anda kepadaku,” ucap Rasulullah saw.

“Saya adalah cucu bangsa Jin yang telah masuk Islam pada masa Nabi Sulaiman. Telah lama saya meninggalkan kampung saya. Bertepatan saat saya kembali, saya mendengar anak istri saya menangis. Lalu saya tanya mengapa menangis. Istriku pun menjawab bahwa Musfir telah memperbohongkan Muhammad.”

Jin itu kemudian berkata lagi, “Mendengar hal itu saya kejar dia dan kutemukan di antara Shafa dan Marwah dan aku menikamnya. Darahnya masih ada di pedangku,” uncapnya.

Mendengar hal itu Nabi berdoa untuknya. Nabi pun bertanya, “Siapa namamu.”

“Nama saya Muhbar bin Abhar. Saya tinggal di bukit Tursina. Adakah Paduka memerintahkan saya wahai Rasulullah untuk mengejek mereka dalam berhala seperti Musfir mengejek Paduka?”

Nabi saw kemudian menjawab, “Boleh saja.”

Lalu jin itu pergi ke tempat berhala. Kebetulan kaum kafir sedang mengadakan sembahyang. Mereka berkata, “Wahai Hubal! Gembirakanlah kami dengan ejekan kepada Muhammad!”

Jin yang telah masuk pada tubuh Hubal itu kemudian berkata, “Wahai penduduk Mekkah, orang ini adalah Nabi yang benar. Muhammad mengajakmu pada kebenaran tetapi kalian menganggapnya kebatilan. Jika kalian tidak beriman kepadanya dan tidak membenarkan ajaran yang dibawanya tentunya kalian akan berada di neraka Jahanam selama-lamanya. Ikutilah Muhammad! Yakinilah kebenarannya! Dialah nabi Allah dan sebaik-baiknya makhluk.”

Lalu Abu Jahal berdiri dan memungut arca itu, kemudian membantingnya. Arca itu pecah lalu dibakar. Rasulullah SAW  kemudian pulang dengan hati gembira dan mengubah nama jin Islam dari Tursina tersebut dengan Abdullah ibnu Abhar. (AN)