Rais ‘Aam Jam’iyyah Ahli Thariqah al-Mu’tabarah al-Nahdliyyah (JATMAN), Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya atau Habib Luthfi, menyampaikan bahwa keragaman suku bangsa diciptakan oleh Allah Swt. agar manusia saling mengenal. Hal itu beliau sampaikan saat memberikan ceramah dalam acara Kirab Merah Putih pada Minggu (28/8) lalu.
“Allah menciptakan suku bangsa, diberi tanah air masing-masing oleh yang Maha Kuasa. Mampukah kita memeliharanya dan untuk saling mengenal,” ujarnya.
Habib Luthfi menegaskan bahwa saling mengenal itu bukan sebatas melihat dari tampilan luarnya saja. Misalnya, beliau mencontohkan dengan dirinya. Karena hidungnya mancung, lalu orang mengenalnya sebagai orang Arab. Menurutnya, saling mengenal bukan seperti itu.
“Habib Luthfi (itu) orang Indonesia. Masalah hidung, hidung. (Sedangkan) kebangsaan itu sendiri,” tegas ulama asal Pekalongan itu.
Jika setiap orang mau mengenal orang lain yang berbeda dengannya, maka bukan tidak mungkin banyak kerja sama yang bisa dilakukan untuk menjadikan Indonesia lebih baik.
“Itulah tuntunan para leluhur dahulu untuk saling mengenal. Bukan saling mengenal hanya melihat mata, melihat hidung. Tidak!” jelas ulama yang juga anggota Dewan Pertimbangan Presiden Ri (Wantimpres RI).
Keinginan untuk saling mengenal yang seperti itu biasanya justru melahirkan dugaan tertentu yang tidak berdasar. Sehingga, yang terjadi bukan saling memahami, melainkan justru saling curiga satu sama lain.
“Sejauh mana kita saling mengenal? Apakah dengan melindungi hak masing-masing? Atau menghargai hak masing-masing? Dengan dasar apa? Dengan dasar ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa,” Habib Luthfi kembali menegaskan.
Sudah seharusnya setiap orang mampu saling mengenal dengan baik. Sehingga, darinya akan timbul rasa saling memiliki antara satu sama lain. Rasa saling memiliki itulah yang akan mendorong setiap orang untuk saling menjaga, melindungi, serta menghargai hak maupun kepercayaan masing-masing.
Semua itu dilakukan dengan berlandaskan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Seseorang yang bertakwa meyakini bahwa semua selain Tuhan adalah makhluk. Oleh karena itu, setiap makhluk harus diperlakukan secara adil dan setara. Tidak diperbolehkan berlaku tidak adil hanya karena perbedaan tertentu.
Itulah yang harus ditanamkan dalam hati dan pikiran bangsa Indonesia. Karena, dengan saling memahami dan mempererat persatuan, rasa kecintaan kepada bangsa Indonesia semakin kuat. Pada akhirnya, bangsa Indonesia tidak akan mudah dipecah belah.
“Maka dari itu, dengan adanya Kirab Merah Putih pagi ini, (adalah) untuk menguak, mengembalikan, dan menambah kecintaan kita kepada bangsa dan tanah air. Dengan dasar Ketuhanan Yang Maha Esa,” tutur Habib Luthfi.
Pada acara Kirab Merah Putih 2022 tersebut, Habib Luthfi mendampingi Presiden Joko Widodo untuk melepas rombongan kirab di Istana Negara. Selain itu, turut hadir Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo yang juga ikut mendampingi Presiden. Dikabarkan bahwa sebanyak kurang lebih 50 ribu mengikuti acara itu. (AN)