Jihad di Malam Jumat?

Jihad di Malam Jumat?

Akhir-akhir ini dunia tercengang kembali dengan adanya aksi terror oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan dirinya sebagai gerakan ISIS, pelaku pemboman di Prancis

Jihad di Malam Jumat?

Akhir-akhir ini dunia tercengang kembali dengan adanya aksi terror oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan dirinya sebagai gerakan ISIS, pelaku pemboman di Prancis.

Aksi terror atas nama agama Islam sering terjadi bahkan walaupun bergonta-ganti nama, semisal al-Qaidah, Jaringan Islamiyyah, Laskar Jihad, dan yang terakhir jadi obrolan di masyarakat adalah aksi militant ISIS di belahan dunia, baik Timur Tengah atau pun Eropa.

Kenapa itu semua terjadi? Apa yang menyebabkan kekerasan atas nama agama selalu berulang? Atau ada kepentingan segelintir orang dalam mencapai kepentingan duniawi dengan memanfaatkan isu-isu berbau agama?

Tentu untuk menjawab semua pertanyaan di atas sangat sulit dan perlu penelitian dan pengamatan serta kajian yang mendalam akan gerakan sempalan yang mengatasnamakan agama di berbagai kawasan tersebut. Karena tanpa itu semua, maka yang terjadi adalah kesimpulan yang menjeneralisir (gebyah-uyah) tanpa ada identifikasi yang jelas, apalagi dapat memberikan solusi yang tepat.

Tapi ada satu hal yang menarik mungkin ini bisa dijadikan solusi atas permasalahan berebut pahala dengan jalur jihad, kita sebagai muslim walaupun tidak semuanya pernah mendengar entah dari mana asalnya, terlontar pernyataan Jihad di malam jumat (sunnah rosul), atau hubungan seksual suami-istri yang dilakukan di malam jumat itu memberikan kemanfaatan atau keutamaan sebanding dengan membunuh 1000 orang yahudi dalam keadaan perang (kafir harb).

Kalau memang pernyataan tersebut benar dan ada sumber hukumnya untuk dijadikan dasar dalam hukum Islam, setidaknya kita umat Islam tidak perlu berepot-repot memanen pahala dan investasi rumah di sorga dengan menghunus pedang dan maju ke medan perang. Cukup dengan dengan merajut kenikmatan bersama pasangan masing-masing (suami-istri) di malam jumat.

Tapi kalau seandainya dalil nash yang menjelaskan itu (Jihad di malam jumat) tidak ada, setidaknya berusaha mempersiapkan generasi muslim yang akan datang dengan memanfaatkan fadilah hari jumat yang merupakan rajanya hari, disertai doa semoga Allah menganugrahi keturunan yang terjadi akibat proses fertilisasi sel telur dan sperma akibat hubungan suami-istri yang dilakukan di malam jumat.

Apakah mempersiapkan generasi muslim yang berkualitas dan bermanfaat untuk agama dan Negara itu tidak lebih bermanfaat  bagi kehidupan dan sejarah umat manusia dibanding perang?