Kamu masih muda dan punya waktu luang? Carilah kesibukan dan jangan jadi pengangguran! Jangan sia-siakan waktumu dan jangan sia-siakan masa mudamu.
Islam mengajarkan umatnya untuk menyegerakan segala urusan. Jangan kau tunda pekerjaanmu dan jangan pula terbuai dengan waktu luang yang datang. Allah Swt berfirman:
فَاِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْۙ – ٧ وَاِلٰى رَبِّكَ فَارْغَبْ ࣖ
“Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), (7) dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap (8)” (QS. Asy-Syarh: 7-8)
Prof. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah mengartikan ayat ini “Maka, Apabila engkau telah selesai, maka (bekerjalah) hingga engkau letih dan hanya kepada Tuhanmu hendaknya engkau berharap.
Lebih lanjut pakar Tafsir ini menyatakan, kata faraghta berasal dari kata faragha yang berarti kosong setelah sebelumnya penuh, baik secara material maupun immaterial. Misalnya seseorang telah menyelesaikan suatu pekerjaan, kemudian ia memiliki waktu luang sebelum memulai pekerjaan yang lain. Jarak waktu antara selesainya pekerjaan pertama dan dimulainya pekerjaan selanjutnya dinamai faragh.
Melalui ayat ini, Islam memotivasi manusia untuk senantiasa mengisi hari-harinya dengan kesibukan, baik yang menyangkut perkara dunia maupun akhirat. Maka bila berakhir suatu pekerjaan, segeralah mulai pekerjaan yang lain, agar waktu tak berlalu sia-sia.
Istirahat sejenak tentu dibutuhkan, agar pikiran dan mood bisa kembali segar. Namun jangan sampai kita terjebak dalam waktu luang hingga melalaikan pekerjaan selanjutnya.
Jangan pernah menganggap kamu seorang pengangguran. Ada begitu banyak aktivitas yang dapat kita lakukan. Kesibukan tak melulu tentang pekerjaan yang menghasilkan uang. Ada beragam kegiatan yang dapat kamu lakukan, mulai dari belajar, berolahraga, membaca al-Qur’an, berzikir, membantu orangtua, dan lain sebagainya.
Disebutkan bahwa Umar bin Khattab Ra tidak menyukai orang yang menganggur, ia pernah berkata “Saya benci melihat salah seorang dari kalian menganggur, tidak melakukan suatu pekerjaan yang menyangkut kehidupan dunianya, tidak pula kehidupan akhiratnya.
Maka, selagi masih diberi kesempatan hidup, janganlah menganggur, carilah kesibukan, baik untuk modal kehidupan di dunia, maupun untuk bekal di akhirat.
Hal lain yang perlu digarisbawahi, perintah berusaha dan bekerja pada ayat ketujuh lebih dahulu disebut dari pada perintah menggantungkan harapan kepada Allah SWT. Ini menunjukkan bahwa usaha harus diupayakan terlebih dahulu sebelum menggantungkan diri kepada Allah SWT, atau yang sering kita sebut tawakkal.
Ada ungkapan yang terkenal mengenai dua keserasian ini “Belajar/bekerja tanpa berdoa sombong. Berdoa tanpa belajar/bekerja bohong” (AN)
Penjelasan lebih lengkap bisa dibaca di Tafsir Surah al-Alaq dalam Tafsir al-Mishbah. Baca tulisan tentang tafsir Al-Misbah di sini. Kamu juga bisa order di sini Tafsir Al-Misbah karya Quraish Shihab (diskon 10%).