Shalat secara bahasa bermakna doa, sedangkan secara istilah bermakna, “ibadah yang berisikan rangkaian gerak dan doa, diawali dengan takbir, dan diakhiri dengan salam”.
Ada banyak hikmah dalam shalat, di antaranya:
Pertama, dalam shalat, ada sujud; sebuah posisi dimana kita merendahkan diri hingga mencium tanah. Ini merupakan pengingat bagi kita akan kerendahan kita di hadapan Allah Sang Pencipta, karena sesungguhnya di hadapan Allah, kita hanyalah hamba yang mutlak sepenuhnya milik Allah.
Kedua, menyadarkan kita bahwa pada hakikatnya tiada yang mampu memberikan pertolongan pada kita selain Allah.
Ketiga, Shalat dilakukan sehari semalam sebanyak 5 kali. Ini berarti ada 5 kali dalam sehari semalam kita bisa bertaubat, kembali kepada Allah, karena memang pada dasarnya dalam sehari semalam, tidaklah mungkin kita terluput dari dosa, baik disengaja ataupun tidak.
Keempat, Memperkuat akidah dan keimanan kita.
Dalam sejarahnya, shalat merupakan ibadah terdahulu, yang juga dilakukan oleh Nabi-Nabi sebelum Nabi Muhammad, namun, di masa Nabi Muhammad lah semuanya gerak dan doa dalam shalat terkumpulkan, mulai dari berdiri, ruku’, hingga sujud dan duduk. Sebelum turunnya perintah wajib shalat lima waktu, Nabi Muhammad sudah melakukan shalat di pagi dan sore hari:
وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ
“Dan sucikanlah (salatlah) dengan memuji Tuhanmu, di waktu sore dan pagi hari”.
Perintah shalat lima waktu sendiri diberikan oleh Allah kepada Nabi Muhammad dalam peristiwa isra mi’raj, sekitar 18 bulan sebelum hijrah.