
Tanggal 14 Februari umum dikenal dengan hari kasih sayang sedunia. Tak pelak di hari ini pun banyak orang yang mengekspresikan kasih sayangnya kepada orang yang ia cintai. Mulai dari sekedar memberi ucapan, hadiah dan lain lain.
Perayaan ini acapkali dicap sebagai milik non-Muslim, sehingga umat Muslim yang ikut memeriahkan hari ini pun dianggap menyerupai mereka dan jelas hal tersebut dihukumi haram. Terlepas dari itu semua sejatinya Islam merupakan agama yang mengedepankan kasih sayang, baik hubungan antar sesama manusia atau bahkan sesama makhluk Tuhan.
Sebagaimana bunyi hadis sahih berikut;
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ، حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Artinya:“Tidak sempurna keimanan seseorang sampai ia mampu mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri,” (HR. Bukhari)
Hadis di atas menjadi bukti ukuran keberimanan seseorang. Oleh karena itu apabila ada seseorang mengaku Islam dan perilakunya jauh dari spirit Islam yang mengedepankan kasih sayang maka keberimanannya masih dipertanyakan. Seringkali kita dapati orang sekarang mengaku paling Islam namun hanya sekedar di lisan, realitanya tindakannya semakin brutal bahkan acapkali merugikan banyak orang.
Islam sangat mengapresiasi pemeluknya yang menebar kasih sayang, dalam sebuah literatur kitab klasik ada sebuah kisah seorang ‘abid (ahli ibadah) dari Bani Israil yang hanya bertekad menebar kasih sayang belum sempat beramal, ia diberi ganjaran berupa pahala atas niat baiknya.
كَانَ عَابِدٌ فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ مَرَّ عَلَى كثيبٍ مِنَ الرَّمْلِ، وَقَدْ أَصَابَ بَنِي إِسْرَائِيلَ مَجَاعَةٌ، فَتَمَنَّى فِي نَفْسِهِ أَنَّ هَذَا لَوْ كَانَ دَقِيقًا لَأَشْبَعَ بُطُونَ بَنِي إِسْرَائِيلَ، فَأَوْحَى اللَّهُ تَعَالَى إِلَى نَبِيٍّ مِنْ أَنْبِيَائِهِ: أَنْ قُلْ لِفُلَانٍ إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَدْ أَوْجَبَ لَكَ مِنَ الْأَجْرِ مَا لَوْ كَانَ دَقِيقًا فَتَصَدَّقْتَ بِهِ، فَمَنْ رَحِمَ عِبَادَ اللَّهِ يَرْحَمْهُ اللَّهُ تَعَالَى، فَإِنَّ ذَلِكَ الْعَبْدَ لَمَّا رَحِمَ عِبَادَ اللَّهِ بِقَوْلِهِ: “لَوْ كَانَ هَذَا دَقِيقًا لَأَشْبَعَ النَّاسَ”، فَوَجَدَ الثَّوَابَ كَمَا فَعَلَ.
Artinya;“Dahulu ada seorang ahli ibadah dari Bani Israil yang melewati sebuah gundukan pasir. Saat melewati gundukan pasir tersebut ia menjumpai orang yang sedang mengalami kelaparan. Lantas dalam hatinya, berandai-andai, “Seandainya pasir ini berubah menjadi tepung, tentu bisa mengenyangkan perut Bani Israil.“
Kemudian Allah Swt mewahyukan kepada salah satu nabi-Nya, “Katakan kepada si fulan (‘Abid Bani Israil) bahwa Allah telah memberinya pahala seolah-olah pasir itu benar-benar menjadi tepung dan ia menyedekahkannya.”
Sebab, barang siapa yang menyayangi hamba-hamba Allah, maka Allah akan merahmatinya. Karena hamba tersebut telah menunjukkan rasa kasih sayang kepada manusia dengan menginginkan kebaikan bagi mereka, maka ia mendapatkan pahala seakan-akan ia telah melakukannya secara nyata.“(Mawai’dz ‘Usfuriyyah halaman 5)
Dari kisah di atas kita bisa mengambil pelajaran bahwa menebar kasih sayang sangatlah dianjurkan dan bernilai pahala dalam Islam. Sekecil apapun tindakan kasih sayang tersebut tetap bernilai dihadapan tuhan bahkan hanya bentuk niat sekalipun. Oleh karenanya mari di momen Valentine, hari kasih sayang sedunia ini kita tingkatkan rasa kasih sayang kepada semua makhluk tuhan baik dengan manusia, bintang atau lingkungan alam sekitar.
Wallahu a’lam bissawab
(AN)