Ketika Yerusalem Kehilangan Sebagian Jiwanya

Ketika Yerusalem Kehilangan Sebagian Jiwanya

Ketika Yerusalem Kehilangan Sebagian Jiwanya

Islami.co . “Yerusalem kehilangan sebagian jiwanya.”  Begitulah tulisan dalam laman Middle East Eye sebagai penghormatan terhadap tokoh afro Palestina Mousa Qous. Tidak hanya media Timur Tengah, pengguna media sosial dari seluruh dunia memberikan penghormatan kepadanya,

Lalu siapakah Mousa Qous itu? Ia adalah direktur eksekutif Masyarakat Komunitas Afrika. Markasnya berada di Kota Tua Yerusalem. Sebagai pemimpin Afro Palestina, sebagian besar hidupnya didedikasikan untuk perjuangan Palestina. Salah satu yang paling sering menjadi perhatiannya adalah terabaikannya orang Afro-Palestina. Mousa meninggal pada 9 Februari lalu karena kebakaran rumahnya. Pria kelahiran meninggalkan istrinya Joharah serta anak-anaknya, Mohammad dan Shaden.

Mousa juga pernah menjadi direktur eksekutif Masyarakat Komunitas Afrika. Lulusan diploma jurnalistik ini menjadi salah satu penulis populer Palestina. Artikelnya tersebar di berbagai media Palestina seperti surat kabar mingguan berbahasa Inggris Al-Fajr, menulis untuk media Al-Nahar, Al-Quds, dan Sawt Al-Quds. Selain itu, Mousa berpartisipasi dalam berbagai lokakarya dan konferensi media di seluruh Eropa, Korea Selatan, dan Turki.

Mousa pernah mengatakan bahwa komunitas Afro-Palestina menghadapi tantangan yang sama seperti komunitas Palestina lainnya. Ia mengatakan bahwa status kewarganegaraan warga Afro-Palestina tidak mendapatkan kejelasan. Selain itu, mereka diawasi ketat melalui ratusan kamera “keamanan” dan menghadapi ancaman dari pemukim serta kekerasan militer.

Sebelumnya, pada tanggal 6 Januari Mousa ditangkap aparat Israel, namun dibebaskan setelah lima hari menjalani tahanan rumah sambil menunggu proses hukum lebih lanjut. Mousa dituduh melakukan penghasutan di media sosial.

Selain sebagai jurnalis, Mousa juga terkenal sebagai seniman. Salah satu karyanya bersama Kelompok Tari Populer Palestina El Funoun. Karyanya tersebut memadukan tari dabke tradisional Palestina dengan elemen tari Afro-Palestina. Selain itu karya Musa tidak pernah keluar dari identitas budaya Palestina meski ada pengawasan otoritas Israel.

Setelah berita kematian mendadak Mousa diumumkan, mereka yang mengenalnya memberikan penghormatan kepada kehidupan dan karya pemimpin Afro-Palestina tersebut.

Ali Abunimah dari Ali Abunimah dari Electronic Intifada  mengatakan bahwa Yerusalem “telah kehilangan sebagian jiwanya”. Ali juga mengecam Israel karena Shaden anak Mousa yang dilarang aparat Israel untuk menghadiri pemakaman ayahnya.

(AN)