Sebagaimana kita ketahui, Iman kepada rasul-rasul Allah Swt masuk kepada rukun iman yang enam. Hal ini berdasarkan dengan cerita nabi Muhammad Saw, ketika ditanya hakikat Iman oleh malaikat Jibril, yaitu:
قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنِ الإِيمَانِ. قَالَ: أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ قَالَ صَدَقْتَ
“Dia (Malaikat Jibril) bertanya lagi, ‘Kabarkanlah kepadaku tentang iman itu? ‘Beliau (nabi Muhammad Saw) menjawab: “kamu beriman kepada Allah, Malaikat-malaikta-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, dan takdir baik dan buruk.” Dia (malaikat Jibril) “Kamu benar”.
Adapun definisi iman kepada rasul ialah meyakini kebenaran apa yang dibawa oleh para rasul yang berasal dari Allah Swt, beserta mujizat yang menunjukkan kebenaran para rasul, meyakini bahwa para rasul menyampaikan dan menjelaskan, apa yang wajib disampaikan kepada para Mukallaf, dan kita wajib menghormati para rasul, tanpa membedakan di antara mereka semua.
Bukan hanya mengimani bahwa para rasul itu adalah utusan Allah, akan tetapi kita juga mengimani, mereka mempunyai empat sifat wajib bagi mereka, yaitu: Sidiq (Jujur), Tablig (Menyampaikan apa yang wajib disampaikan), Amanah, dan Fatanah (Cerdas).
Walaupun mereka utusan Allah Swt, mereka adalah manusia seperti kita. Sehingga, para Rasul boleh melakukan perbuatan manusia selama tidak mengurangi nilai kerasulanya.
Prof. Dr Kahtan Abdul Rahman al-Douri menjelaskan dalam kitabnya al-Aqidah al-Islamiya wa Madzahibuha, bahwa alasan para rasul diutus dalam bentuk manusia seperti kita, ialah agar para rasul mempunyai ikatan yang kuat terhadap umatnya dan merasakan apa yang umatnya rasakan. Sehingga, para rasul bisa mengerti apa yang dirasakan umatnya dan mampu mengajak mereka ke jalan yang lurus.
Mungkin terlintas dalam benak kita, apa tujuan Allah Swt mengutus rasulnya kepada kita?. Apakah sebegitu pentingnya Allah Swt mengutus mereka?
Oleh karena itu, sebaiknya bagi kita, untuk mengetahui apa tujuan Allah SWT mengutus rasulnya, sehingga Iman kita kepadanya bertambah kuat. Dr. Inshof Ramadhan menjelaskan, ada beberapa tujuan Allah SWT mengutus rasulnya, di antaranya:
Pertama, Memberi petunjuk untuk mengetahui sang pencipta
Pada dasarnya, Manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah dan berada di jalan benar menuju iman kepada Allah Swt. Akan teapi, ada faktor yang membuat sebagian manusia terjerumus ke jalan yang sesat. Nabi Muhammad Saw bersabda dalam hadis qudsinya:
…وَإِنِّى خَلَقْتُ عِبَادِى حُنَفَاءَ كُلَّهُمْ وَإِنَّهُمْ أَتَتْهُمُ الشَّيَاطِينُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِينِهِمْ وَحَرَّمَتْ عَلَيْهِمْ مَا أَحْلَلْتُ لَهُمْ وَأَمَرَتْهُمْ أَنْ يُشْرِكُوا بِى مَا لَمْ أُنْزِلْ بِهِ سُلْطَانًا… رواه مسلم
“Aku menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan lurus semuanya, mereka didatangi oleh setan lalu dijauhkan dari agama mereka, setan mengharamkan yang Aku halalkan pada mereka dan memerintahkan mereka agar menyukutukanku yang tidak aku turunkan kuasanya.” (H.R Muslim)
Oleh karena itu, untuk menuntun mereka ke jalan yang benar dan memberitahukan kepada mereka tentang tuhan sang pencipta yang esa yaitu Allah Swt, maka Allah Swt mengutus rasul untuk melakukan hal tersebut. Allah Swt berfirman:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ …النحل: 36
“Dan sungguh, kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, jauhilah Tagut”. (Q.S an-Nahl: 36)
Kedua, Memberitahu Umatnya Tentang Hal Gaib
Sebagai hambanya yang lemah, kita tidak bisa mengetahui hal-hal gaib yang meliputi keadaan akhirat kelak, alam kubur, hari hisab, hari pembangkitan, surga, neraka, malaikat, dsb, kecuali dari penjelasan dari para rasul. Dari penjelasan mereka, tentang hal ini, kita bisa meyakini dan tidak ragu terhadap hal gaib yang diciptakan oleh Allah Swt. Allah Swt berfirman:
( وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُطْلِعَكُمْ عَلَى الْغَيْبِ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَجْتَبِي مِنْ رُسُلِهِ مَنْ يَشَاءُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ…(آل عمران: 179
“…Allah tidak akan memperlihatkan kepadamu hal-hal yang gaib, tetapi Allah memilih siapa yang Dia kehendaki di antara rasul-rasul-Nya. Kerena itu, berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya...” (Q.S Ali Imron: 179)
Ketiga, Kebutuhan manusia terhadap suri tauladan yang baik
Untuk membentuk seorang agar mempunyai akhlak yang baik, maka tidaklah cukup ia diajarkan akhlak melalui lisan saja. Akan tetapi, harus ada suri tauladan yang baik di sisinya. Sehingga, pembentukan akhlak yang baik akan lebih cepat dan meresap pada diri orang tersebut, dikarenakan ia mecontohi suri tauladanya.
Oleh karena itu, Allah Swt mengutus rasulnya, untuk menjadi suri tauladan yang baik bagi umat. Contohnya ialah ketika nabi Muhammad Saw diutus menjadi suri tauladan bagi umatnya, baik dari ketika ia diutus sampai zaman sekarang ini, Allah Swt berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ… (الأحزاب: 21)
Artinya: Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik…(Q.S al-Ahzab: 21)
Keempat, Mengajak Manusia Menuju Kebenaran yang Sesungguhnya
Sebagaimana kita ketahui, ilmu dan pengetahuan manusia terbatas. Manusia tidak mampu mengetahui seluruh kejadian yang telah terjadi, yang sedang terjadi, dan yang akan terjadi. Sehingga, manusia membutuhkan ajaran yang pasti menuju kebenaran.
Oleh karena itu, Allah Swt mengutus rasulnya dengan membawa ajaran yang berasal dari Allah Swt yang sesuai untuk segala tempat dan waktu, sehingga manusia bisa terbimbing menuju kebenaran yang sesungguhnya.
Penjelasan di atas adalah di antara beberapa tujuan Allah Swt mengutus para rasul kepada umatnya. Mudah-mudahan, keimanan kita bisa bertambah kuat, Amin.
Wallahu A’lam.