Setiap orang pasti pernah terbesit dalam hatinya ingin taubat. Bakda mengerjakan hal-hal yang dilarang, selalu ada keinginan untuk lepas dari hal itu dan mengakhirinya. Namun selalu saja kita tidak bisa, pasti di lain waktu kita masih melakukan keburukan itu kembali.
Gus Miftah misalnya pernah bercerita. Suatu saat ia pernah berdakwah di lokalisasi. Ia bertemu dengan banyak pekerja seks komersial yang menggantungkan hidupnya di sana. Setelah selesai melaksanakan pengajian, ia bertanya kepada para mbak-mbak tersebut: apakah mereka ingin taubat. Hampir semua mbak-mbak yang hadir mengutarakan hal yang sama.
Kisah Gus Miftah di atas menunjukkan bahwa tidak semua orang yang kita anggap bergelimang kemaksiatan merasa nyaman dengan hal-hal buruk yang ada di sekitar mereka, karena pasti ada keinginan dalam diri mereka untuk bertaubat. Di sisi lain, kisah tersebut juga menunjukkan bahwa tidak semua orang yang ingin taubat bisa secara langsung menjalankan harapannya itu.
Lalu bagaimana jika bisikan dalam hati kita yang ingin taubat ternyata masih urung kita lakukan. Apakah hal ini tandanya kita tidak dikehendaki Allah untuk menjadi orang baik dan mendapatkan ampunan dari-Nya?
Menjawab hal ini, kita perlu renungkan kalam hikmah yang disampaikan oleh Imam Abdullah bin Alawi al-Haddad, seorang wali kutub yang tidak diragukan lagi kewaliannya, serta penulis Ratib al-Haddad, kumpulan wirid yang rutin dibaca oleh para ulama dan salik, khususnya yang ada di Indonesia.
Baca juga: Kisah Pemuda yang Ingin Taubat Malah Diusir dari Kampungnya
Berikut kata Imam al-Haddad untuk orang yang ingin taubat tapi urung dilaksanakan:
من حَدَّث نفسه بالتوبة من الذنب قبل الوقوع فيه، دعاه ذلك إلى فعله.
“Orang yang berkata kepada dirinya bahwa ia ingin bertaubat dari dosa-dosa walaupun belum melakukannya, maka Allah SWT akan mengarahkan jalannya menuju taubat itu.”
Baca Juga: 4 Tanda Taubat Kita Diterima
Jadi gaes, jika ada orang yang ingin taubat namun masih belum melakukannya, jangan kita vonis dia. Mari ajak dia, arahkan dia dengan pendekatan yang persuasif. Jangan sampai kata-kata kita malah menyakiti mereka dan malah membuat mereka menjauh dari taubat. (AN)
Wallahu a’lam.