Khutbah Jum’at: Allah Maha Pengampun, Jangan Pernah Lelah untuk Bertaubat

Khutbah Jum’at: Allah Maha Pengampun, Jangan Pernah Lelah untuk Bertaubat

Setiap manusia pasti pernah melakukan dosa. Sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah orang yang bertaubat. Sebanyak apapun dosa yang kita lakukan, Allah pasti akan ampuni, asalkan kita mau bertaubat kepada-Nya.

Khutbah Jum’at: Allah Maha Pengampun, Jangan Pernah Lelah untuk Bertaubat

Setiap manusia pasti pernah melakukan dosa. Sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah orang yang bertaubat. Sebanyak apapun dosa yang kita lakukan, Allah pasti akan ampuni, asalkan kita mau bertaubat kepada-Nya.

Khutbah I

ألحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، اَلْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآن : وَلَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَٰحِهَا وَٱدْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ ٱلْمُحْسِنِينَ

Kaum muslimin yang dirahmati Allah

Dikisahkan dalam sebuah riwayat, ada seseorang yang pernah membunuh 99 orang. Dia penasaran untuk mencari tahu, apakah kesalahannya itu bisa diampuni atau tidak. Dia bertanya kepada seorang pendeta. Jawabannya mengecewakan. Pendeta itu pun akhirnya juga dibunuh. Genaplah 100 nyawa yang sudah dibunuh. Dia masih mencari jawaban, dan bertemu dengan seorang ulama. Pembunuh ini bertanya kepada ulama tersebut terkait masalahnya.

“Apa yang menghalangimu dengan taubat?”Pergilah kamu ke suatu daerah, di mana daerah tersebut banyak orang beribadah. Dan jangan kamu kembali, karena tempat tinggal sekarang tidak baik untukmu,” Jawab ulama tersebut.

Dia pun mengikuti saran ulama. Dia pergi ke lokasi yang ditunjukkan. Di tengah perjalanan, ia meninggal. Malaikat rahmat dan malaikat azab berdebat terkait status pembunuh ini: apakah dia termasuk orang yang sudah bertaubat atau tidak. Allah memerintahkan kedua malaikan untuk mengukur jarak perjalananya. Kalau dia sudah dekat dengan tepat yang dituju, berati dia termasuk golongan orang yang bertaubat. Kalau masih jauh, dia tidak termasuk orang yang bertaubat. Setelah diukur, ternyata perjalananya sudah dekat dengan kampung yang dituju, malaikat rahmat pun akhirnya merangkul pemuda tersebut. (HR: Bukhari-Muslim)

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Kisah ini menunjukkan bahwa Allah senantiasa mengampuni hambanya. Sebanyak apapun dosa yang pernah dilakukan, pintu rahmat Allah terbuka lebar bagi hamba-Nya yang mau untuk bertaubat. Jangan sekali-kali kita mengira bahwa Allah tidak akan mengampuni dosa kita. Sebesar apapun kesalahan yang dilakukan, asalkan disesali, tidak diulangi, dan selalu minta ampun kepada Allah, pasti akan diampuni.

Dalam hadis riwayat Anas bin Malik, Rasulullah bersabda:

لَوْ أَخْطَأْتُمْ حَتَّى تَمْلَأَ خَطَايَاكُمْ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ، ثُمَّ اسْتَغْفَرْتُمُ اللَّهَ لَغَفَرَ لَكُمْ

“Kalau kamu melakukan dosa, sekalipun dosamu itu sebesar langit dan bumi, selama kamu minta ampun kepada Allah, niscaya Dia akan mengampuni dosamu.”

Kita mesti optimis terhadap kasih sayang Allah. Dalam istilah tawasuf, sikap optimistik ini disebut juga dengan al-raja’, yaitu meyakini bahwa Allah senantiasa menyayangi hamba-Nya, dan membuka minta maaf seluas-luasnya bagi mereka yang berbuat kesalahan. Para ulama mengingatkan agar kita jangan putus asa dari rahmat dan ampunan Allah. Sekalipun dosa yang dilakukan sangat banyak, kita tidak boleh merasa bahwa Allah tidak akan mengampuni dosa kita.

Dalam surat al-Zumar ayat 53, Allah berfirman:

قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ

Artinya:

“Katakanlah, ‘Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’,”

Kaum muslimin yang dirahmati Allah

Ibnu Katsir menjelaskan, ayat ini seruan bagi para pendosa, ataupun orang kafir agar bertaubat dan kembali kepada jalan yang benar. Sekaligus ini menginformasikan bahwa Allah mengampuni dosa seluruh manusia, tentunya bagi orang yang bertaubat dari dosa tersebut dan kembali kepada jalan yang benar. Sekalipun dosanya itu banyak, sebanyak buih di lautan.

Disebutkan dalam beberapa riwayat, ayat ini turun merespon pertanyaan sekelompok orang yang sudah membunuh berkali-kali, berzina berkali-kali, kemudian mereka datang kepada Nabi Muhammad. Mereka bertanya, “Apa yang kamu katakana sangatlah baik. Bisa kamu jelaskan apa yang bisa kami lakukan untuk menghapus kesalahan atau perbuatan buruk kami? Turunlah ayat ini sebagai jawaban atas pertanyaan kelompok itu.

Terakhir, inti dari pertaubatan adalah penyesalan. Rasulullah bersabda:

كَفَّارَةُ الذَّنْبِ النَّدَامَةُ

“Inti dari penebusan dosa adalah penyesalan.”

Maka dari itu, para ulama menjelaskan tahap pertama dalam taubat adalah penyesalan. Tanpa penyesalan tidak mungkin taubat terwujud. Setelah menyesali kesalahan, segera tinggalkan perbuatan dosa itu, dan berjanji untuk tidak mengulanginya. Apabila dosa yang kita lakukan berkaitan dengan manusia, selain melakukan tahapan ini, kita juga harus meminta maaf kepada orang yang bersangkutan.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah

Setelah kita lakukan taubat dengan sungguh-sungguh, perbanyaklah melakukan perbuatan baik. Dalam surat al-An’am ayat 54, Allah berfirman:

كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلَىٰ نَفْسِهِ ٱلرَّحْمَةَ ۖ أَنَّهُۥ مَنْ عَمِلَ مِنكُمْ سُوٓءًۢا بِجَهَٰلَةٍ ثُمَّ تَابَ مِنۢ بَعْدِهِۦ وَأَصْلَحَ فَأَنَّهُۥ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Artinya:

“….. Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS: Al-An’am ayat 54)

Semoga kita termasuk orang yang selalu bertaubat kepada Allah.

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ