Imam Besar Al-Azhar: Islam dan Nabinya Tidak Bersalah atas Kejahatan Teroris!

Imam Besar Al-Azhar: Islam dan Nabinya Tidak Bersalah atas Kejahatan Teroris!

“Sebagai seorang Muslim dan Imam Al-Azhar, saya menyatakan bahwa Islam, ajarannya dan Nabinya tidak bersalah dari kejahatan teroris yang keji ini,” kata Syekh Ahmad al-Tayeb.

Imam Besar Al-Azhar: Islam dan Nabinya Tidak Bersalah atas Kejahatan Teroris!

Imam besar Al-Azhar, Syekh Ahmad al-Tayeb mengutuk insiden pemenggalan seorang guru di Prancis. Secara bersamaan, beliau juga mengatakan bahwa menghina agama atas nama kebebasan berbicara sama saja “mengundang datangnya kebencian.” Statemen tersebut beliau sampaikan dalam pidato yang dibacakan pada hari Selasa kemarin.

Pidato yang ditulis oleh Syekh Ahmad al-Tayeb, Imam besar Al-Azhar, dibacakan di Capitol Square Roma dalam sebuah acara pertemuan dengan para pemimpin Kristen, Yahudi dan Buddha termasuk Paus Fransiskus dan Kepala Rabbi Prancis Haim Korsia. Mereka berkumpul untuk menandatangani seruan bersama untuk perdamaian.

“Sebagai seorang Muslim dan Imam Al-Azhar, saya menyatakan bahwa Islam, ajarannya dan Nabinya tidak bersalah dari kejahatan teroris yang keji ini,” kata Syekh Ahmad al-Tayeb dalam pidatonya, merujuk pada pemenggalan kepala seorang guru di Prancis Samuel Paty.

Imam Besar Al-Azhar tersebut menambahkan, “Pada saat yang sama, saya menekankan bahwa menghina agama dan menyerang simbol suci agama di bawah panji kebebasan berekspresi adalah standar ganda intelektual dan undangan terbuka datangnya kebencian.” Demikian dilansir oleh al-Arabiya.net, Selasa (20/10) kemarin.

Samuel Paty, 47, dibunuh oleh seorang pemuda Chechnya yang berusia 18 tahun dalam perjalanan pulang dari sekolah menengah pertama tempat dia mengajar di Conflans-Sainte-Honorine, daerah pinggiran Paris.

Paty menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya sebagai bahan diskusi kelas. Namun aksinya membuat marah seorang wali murid yang memimpin kampanye online melawan guru tersebut di media sosial, yang menghubungkannya dengan pembunuh dalam terjadinya kejahatan itu. Si pembunuh, Abdullakh Anzorov, memposting gambar tubuh yang dipenggal di Twitter sebelum dia ditembak mati oleh polisi.

“Teroris ini tidak berbicara untuk agama Nabi Muhammad, sama seperti teroris di Selandia Baru yang membunuh Muslim di masjid berbicara untuk agama Yesus,” kata Imam Besar Al-Azhar Ahmad al-Tayeb dalam pidatonya.

Polisi telah menangkap 16 orang, termasuk seorang “Islam radikal” dan empat anggota keluarga Anzorov. Pada hari Senin, Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengatakan bahwa kelompok Islam radikal dan ayahnya telah mengeluarkan “fatwa” terhadap guru tersebut.

Al-Azhar, salah satu pusat pendidikan Islam terkemuka di dunia, pada bulan September mengutuk keputusan majalah satir Prancis Charlie Hebdo untuk mencetak ulang kartun Nabi Muhammad, ketika persidangan dibuka atas serangan teror 2015 di kantornya di Paris.

Pada Februari 2019, Paus Francis dan Sheikh Ahmed al-Tayeb menandatangani dokumen tentang “persaudaraan manusia untuk perdamaian dunia” yang mengutuk ekstremisme agama dan mengutuk aksi terorisme.