Rezeki sebagai anugerah Allah kepada Makhluk dan ciptaan-Nya, baik berupa kesehatan, ilmu maupun penghasilan atau pendapatan yang kita dapatkan. Rezeki yang baik bila didapatkan dengan cara yang baik juga. Hal ini sebagaimana dijelaskan Imam Al-Sirri al-Siqhti bahwa:
ﺧﻴﺮ اﻟﺮﺯﻕ ﻣﺎ ﺳﻠﻢ ﻣﻦ ﺧﻤﺴﺔ ﻣﻦ اﻵﺛﺎﻡ ﻓﻲ اﻻﻛﺘﺴﺎﺏ ﻭاﻟﻤﺬﻟﺔ ﻭاﻟﺨﻀﻮﻉ ﻓﻲ اﻟﺴﺆاﻝ ﻭاﻟﻐﺶ ﻓﻲ اﻟﺼﻨﺎﻋﺔ ﻭﺃﺛﻤﺎﻥ ﺁﻟﺔ اﻟﻤﻌﺎﺻﻲ ﻭﻣﻌﺎﻣﻠﺔ اﻟﻈﻠﻤﺔ
Artinya:
Sebaik-baiknya rezeki terhindar dari lima hal. Pertama, cara mendapatkankannya bukan dari hasil kejahatan (dosa). Kedua, tidak menggunakan cara-cara yang hina. Ketiga, tak terlalu merendahkan diri dalam mendapatkannya. Keempat, Ada unsur penipuan dan menggunakan cara yang terlarang. Kelima, bermualah dengan orang yang dhalim atau untuk tujuan kejahatan.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa rezeki yang baik harus menggunakan cara dan tujuan yang baik sehingga rezekinya menjadi halal dan berkah. Karena faktor penentu terkabulnya doa adalah dari segi makanan yang dikonsumsi Setiap harinya, bila dari yang haram makanan dan cara mendapatkannya maka Allah tak akan mengabulkan doanya. Jangan terlena dengan kuantitas yang didapat tapi kualitas rezeki, walau sedikit akan menjadi keberkahan diri dan keluarga.