Senyum mengembang di wajah-wajah para ustadzah muda. Haekal Attar misalnya, ia mengaku senang mendapatkan materi padat dan bermanfaat tentang menjadi konten kreator untuk menunjang dakwahnya.
“Acara ini sangat bermanfaat untuk kita sebagai generasi muda yang konsisten dalam berdakwah. Menjadi modal yang sangat bagus bagi kita untuk bertransformasi dakwah di dunia digital khususnya. YouTube,” ujar Haekal Attar salah satu perwakilan Da’i dari Pondok Pesantren Sabilussalam.
Selain Haikal, ustadz-ustadzah yang lain juga merasakan hal yang sama. Minggu, 21 Maret 2021 yang lalu, Funislam bekerjasama dengan Jeda nulis mengadakan pelatihan da’i-da’iyah Muda di era digital.
Baca juga: Ketika Habib Husein Ditanya “Bolehkah Belajar Kepada Ustadz Sunnah?”
Pelatihan yang di adakan di Aula Situ Gintung ini berlangsung dari pukul 08.00 – 16.00. Kegiatan ini dihadiri oleh 35 Da’i Da’iyah Muda berkompeten yang di rekomendasikan oleh lembaga, instansi, dan pondok pesantren yang ada di Jabodetabek hadir secara langsung dan 10 da’i-da’iyah Muda berkompeten yang ada di Indonesia hadir secara virtual.
“Kegiatan ini bertujuan mempersiapkan Da’i Da’iyah untuk siap dalam menghadapi zaman yang sudah bertranformasi dengan digital. Para Da’i Da’iyah Muda harus mampu mempersiapkan metode dan strategi dakwah di media digital, tidak hanya konsep tetapi juga teknis, khususnya YouTube.” Ujar Thoriq Majid selaku CEO Funislam
Kegiatan ini diisi oleh empat narasumber yang fokus dibidangnya. Riri Artakusuma (Voice Coach dan Public Speaking Trainer) yang mengisi materi Public Speaking, Habib Husein Ja’far (Content Creator Islami) yang mengisi materi content creator dan basic video YouTube, Hand Rian (Founder Komunitas Guru Cakap) yang mengisi materi pembuatan video pendek, dan Ainun Chomsun (Founder Akademi Berbagai) yang mengisi Materi Engagement.
Baca juga: Penceramah Harus Mampu Merawat Kebinekaan
Habib Husein Ja’far juga menambahkan bahwa kegiatan ini adalah sebagai jawaban atas keresahan konten-konten media sosial yang semakin dominan dengan tontonan. Nilai tuntunan yang semakin rendah menjadi alasan kegiatan ini penting untuk mempersiapkan para influencer dakwah agar lebih seimbang antara kemasan dan substansi penyampaian. (AN)