Cerita Ibnu Arabi Tentang Tiga Guru Perempuannya

Cerita Ibnu Arabi Tentang Tiga Guru Perempuannya

Cerita Ibnu Arabi Tentang Tiga Guru Perempuannya
Kekuatan keinginan dan semangat yang membara tidak akan mampu mengoyak tirai ketentuan Ilahiyyah yang sudah digariskan

Sufi masyhur Ibnu Arabi mempunyai banyak guru. Konon ada tiga orang perempuan yang menjadi gurunya. Mereka Fakhr An Nisa, Qurrah al Ain dan Sayyidah Nizam. Perempuan ini tidak hanya cantik tetapi cerdas.

Tentang dengan ketiga gurunya Ibnu Arabi mempunyai kisah sendiri-sendiri. Tetang Fakhr An Nisa, Ibnu Arabi belajar Kitab Sunan At Tirmidzi dan kita hadis lainnya. Fakhr An Nisa disebut sebagai seorang sufi terkemua dan idola para ulama, laki-laki dan perempuan di masanya.Sedangkan dengan Qurah Al Ain, Ibnu Arabi berkisah “Ketika aku sedang begitu asyik tawaf, pada suatu malam, hatiku gelisah. Aku segera keluar. Tiba-tiba saja mengalir di otakku bait-bait puisi. Aku lalu menyenandungkannya sendiri dengan suara lirih.”

Tiba-tiba tangan yang lembut bagai sutera menyentuh pundakku. Aku menoleh. O, seorang gadis jelita dari Romawi. Aku belum pernah melihat perempuan secantik ini. Dia begitu anggun. Suaranya terdengar amat sedap. Tutur katanya begitu lembut tetapi sangat padat dan sarat makna. Lirikan matanya amat tajam dan menggetarkan kalbu. Sungguh betapa asyiknya aku bicara dengan dia. Namanya begitu terkenal, budinya begitu halus. “ Hubunganku dengannya sangatlah dekat. Aku berguru kepadanya. Aku memandang dia seorang perempuan yang sangat kaya akan pengetahuan tentang Ketuhanan,”katanya lagi.

Lain halnya dengan Sayyidah Nizam. Perempuan ini sangatlah luar biasa. Sayyidah Nizam biasa dipanggil Ain Syams atau mata matahari. Ia adalah puterisyeikh Abu Syuja’, salah seorang guru tasawufnya. Dan julukan lainnya adalah Syaikhah al Haramain ( guru besar wilayah Makkah dan Madinah ) Tentang Sayyidah Nizam, Ibnu Arabi mengungkapkan kekagumannya. “ Ia adalah salah seorang perempuan yang tekun beribadah, perempuan ulama yang rajin berpuasa, bersahaja dan guru besar di dua tempat suci Makkah dan Madinah.” Bahkan menyebutnya matahari diantara ulama, taman diantara para sastrawan. Tentang sosoknya Ibnu Arabi berkata,” Wajahnya jelita, tutur bahasanya lembut, kata-katanya bagaikan untaian kalung yang gemerlap penuh keindahan,dan penampilannya benar-benar anggun. Jika dia bicara semua yang hadir bisa bisu.”

Ibnu Arabi dikenal sebagai penulis produktif di zamannya. Tidak kurang dari 200 buku karangan ufi kelahiran, Murcia Andalusia ini. Saking fenomenalnya ada yang mengatakan bahwa Ibnu Arabi adalah penulis paling subur dalam sejarah pemikiran Islam dalam sejarah pemikiran manusia). Bukunya yang sangat terkenal diantaranya Al Futuhat al Makiyyah, “Fushush al Hikam” dan Tarjuman al Asywaq. Dua bukunya yang pertama merupakan karya masterpiecenya. Keduanya dikenal dan tersebar di seluruh dunia hingga hari ini.