Catatan Untuk Pendakwah Salafi: Dzikir yang Tidak Dibaca Nabi Bukan Berarti Dilarang

Catatan Untuk Pendakwah Salafi: Dzikir yang Tidak Dibaca Nabi Bukan Berarti Dilarang

Catatan Untuk Pendakwah Salafi: Dzikir yang Tidak Dibaca Nabi Bukan Berarti Dilarang
Rekomendasi eksternal dari LD PBNU agar pemerintah melarang penyebaran kelompok Wahabi di Indonesia banyak menuai kritik.

Salah seorang pendakwah salafi mengatakan tidak ada satu pun hadis dari Nabi shalallahu alaihi wasallam dalam kitab-kitab hadis yang menyebutkan bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam membaca surat al-Fatihah setelah shalat.

Yang hendak dipermasalahkan sebenarnya ialah dia hendak mengatakan bid’ah membaca al-Fatihah setelah shalat karena Rasulullah tidak melakukan hal itu. Seperti ini sudah lazim menjadi manhaj mereka.

Tapi benarkah hukumnya bid’ah? Tunggu dulu. Kita baca seksama alur ijtihad dalam membaca surat al-Fatihah setelah shalat.

Abu Hafsh Al-Bazzar, murid Syekh Ibnu Taimiyah yang menulis biografi gurunya ini mengisahkan dengan kesaksiannya langsung:

ﻭَﻛﻨﺖ ﻣُﺪَّﺓ اﻗﺎﻣﺘﻲ ﺑِﺪِﻣَﺸْﻖ ﻣﻼﺯﻣﻪ ﺟﻞّ اﻟﻨَّﻬَﺎﺭ ﻭَﻛَﺜِﻴﺮًا ﻣﻦ اﻟﻠَّﻴْﻞ ﻭَﻛَﺎﻥَ ﻳﺪﻧﻴﻨﻲ ﻣِﻨْﻪُ ﺣَﺘَّﻰ ﻳﺠﻠﺴﻨﻲ اﻟﻰ ﺟَﺎﻧِﺒﻪ

“Selama saya berada di Damaskus menemani Ibnu Taimiyah sepanjang siang dan kebanyakan malam, ia menyuruh saya mendekat hingga saya duduk di sebelahnya.”

ﻭَﻛﻨﺖ اﺳْﻤَﻊ ﻣَﺎ ﻳَﺘْﻠُﻮ ﻭَﻣَﺎ ﻳﺬﻛﺮ ﺣِﻴﻨَﺌِﺬٍ ﻓﺮﺃﻳﺘﻪ ﻳﻘْﺮَﺃ اﻟﻔﺎﺗﺤﺔ ﻭﻳﻜﺮﺭﻫﺎ ﻭَﻳﻘﻄﻊ ﺫَﻟِﻚ اﻟْﻮَﻗْﺖ ﻛُﻠﻪ اﻋﻨﻲ ﻣﻦ اﻟْﻔﺠْﺮ اﻟﻰ اﺭْﺗِﻔَﺎﻉ اﻟﺸَّﻤْﺲ ﻓِﻲ ﺗَﻜْﺮِﻳﺮ ﺗﻼﻭﺗﻬﺎ

“Saya mendengar apa yang ia baca dan dzikirnya. Saya melihat Ibnu Taimiyah membaca surat al-Fatihah dan mengulang-ulang Fatihah, serta ia habiskan keseluruhan waktu yakni sejak fajar hingga terbit matahari untuk mengulang al-Fatihah.”

ﻓﻔﻜﺮﺕ ﻓِﻲ ﺫَﻟِﻚ ﻟﻢ ﻗﺪ ﻟﺰﻡ ﻫَﺬِﻩ اﻟﺴُّﻮﺭَﺓ ﺩﻭﻥ ﻏَﻴﺮﻫَﺎ ﻓَﺒَﺎﻥ ﻟﻲ ﻭَاﻟﻠﻪ اﻋْﻠَﻢ اﻥ ﻗَﺼﺪﻩ ﺑﺬﻟﻚ اﻥ ﻳﺠﻤﻊ ﺑﺘﻼﻭﺗﻬﺎ ﺣِﻴﻨَﺌِﺬٍ ﺑَﻴﻦ ﻣَﺎ ﻭﺭﺩ ﻓِﻲ اﻻﺣﺎﺩﻳﺚ ﻭَﻣَﺎ ﺫﻛﺮﻩ اﻟْﻌﻠﻤَﺎء ﻫَﻞ ﻳﺴْﺘَﺤﺐّ ﺣِﻴﻨَﺌِﺬٍ ﺗَﻘْﺪِﻳﻢ اﻻﺫﻛﺎﺭ اﻟْﻮَاﺭِﺩَﺓ ﻋﻠﻰ ﺗِﻼَﻭَﺓ اﻟْﻘُﺮْﺁﻥ اَﻭْ اﻟْﻌَﻜْﺲ

“Saya berfikir tentang hal itu mengapa Ibnu Taimiyah selalu membaca surat al-Fatihah bukan surat yang lain? Akhirnya menjadi jelas bagi saya, Wallahu A’lam, bahwa tujuan Ibnu Taimiyah adalah memadukan dalil hadis antara mendahulukan dalil dzikir yang datang dari Nabi ataukah membaca Al-Qur’an, maupun sebaliknya.”

ﻓﺮاﻯ ﺭَﺿِﻲ اﻟﻠﻪ ﻋَﻨﻪُ اﻥ ﻓِﻲ اﻟْﻔَﺎﺗِﺤَﺔ ﻭﺗﻜﺮاﺭﻫﺎ ﺣِﻴﻨَﺌِﺬٍ ﺟﻤﻌﺎ ﺑَﻴﻦ اﻟْﻘَﻮْﻟَﻴْﻦِ ﻭﺗﺤﺼﻴﻼ ﻟﻠﻔﻀﻴﻠﺘﻴﻦ ﻭَﻫَﺬَا ﻣﻦ ﻗُﻮَّﺓ ﻓﻄﻨﺘﻪ ﻭﺛﺎﻗﺐ ﺑﺼﻴﺮﺗﻪ

“Maka Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa membaca surat al-Fatihah dan mengulangi al-Fatihah adalah bentuk mengamalkan dua pendapat dan meraih dua keutamaan pahala. Hal ini adalah karena kecerdasan Ibnu Taimiyah dan tajamnya mata hatinya.” (Al-A’lam Al-Aliyah Fi Manaqib Ibni Taimiyah 1/38)

Jika anda membid’ahkan baca al-Fatihah setelah shalat maka bid’ahkan dulu Syekh Ibnu Taimiyah, yang mereka sebut dengan Syaikhul Islam. Dan ingat semua bid’ah adalah sesat. Mungkinkah Ibnu Taimiyah yang mereka puja itu melakukan bid’ah yang sesat?