Berkunjung ke Hat Yai, Thailand: Kota dengan Mayoritas Penduduk Muslim

Berkunjung ke Hat Yai, Thailand: Kota dengan Mayoritas Penduduk Muslim

Kota Hat Yai di Thailand ternyata tidak hanya ramah untuk wisata muslim, namun penduduknya juga mayoritas muslim.

Berkunjung ke Hat Yai, Thailand: Kota dengan Mayoritas Penduduk Muslim
Penjual Sa-ke di Hat Yai (Doc. penulis/Fariz)

Ada yang mau traveling ke Thailand? Negara ini memang terkenal sebagai negara dengan mayoritas penganut Budha, namun ternyata mempunyai daerah yang banyak dihuni oleh umat Islam, lho.

Inilah kota Hat Yai yang tidak hanya ramah untuk wisata muslim, namun penduduknya juga mayoritas muslim. Kota Hat Yai sudah sejak lama dikenal sebagai kota transit yang menghubungkan Malaysia dan Thailand.

Terletak di Provinsi Songkhla, Kota Hat Yai mempunyai sejarah panjang dengan Melayu Islam. Kota tersebut pernah menjadi wilayah Kesultanan Patani, sebuah kesultanan Islam yang berkembang pada abad ke-16.

Wilayah Kesultanan Pattani sendiri, meliputi daerah Narathiwat, Yala dan Songkhla, yang keempatnya sekarang berada di wilayah Thailand Selatan.

Di Kota Hat Yai, banyak ditemui perempuan yang berhijab. Mereka menggunakannya setiap hari untuk melakukan berbagai aktivitas, baik ketika bersekolah atau bekerja. Selain hijab, di Kota Hat Yai juga banyak sekali dijumpai makanan halal, kamu bisa menemukannya di sepanjang jalananan Nippathutit sampai Ly Garden.

Biasanya, mereka menjajakan aneka makanan seperti kerang goreng, cumi bakar, tom yam, pad thai, sosis, ayam madu, dan lainnya. Aneka lauk itu dipadukan dengan beras merah kadang ketan hitam, yang menjadi ciri khas makanan disana.

Karena kebanyakan makanan yang disajikan adalah sea food, pedagang muslim di sana menjual aneka jus buah untuk mengurangi kolesterol. Inilah alasan mengapa penjual buah dengan pedagang sea food itu terkadang berdekatan.

Selain itu, yang paling unik di sana adalah mereka menjual Sa-ke, bukan nama arak, tapi sejenis biji kluwih yang dibakar dengan lumuran pasir panas. Mereka menjualnya dengan harga kisaran 80-180 bath per kilogram, atau sekitar 28.000,- sampai 63.000,- rupiah, itu tergantung dari kualitas dari biji sa-ke yang dijual.

Saya pun sempat mencoba, rasanya enak dan gurih namun sedikit manis. Seperti kentang, namun teksturnya lebih kenyal.

Selain sea food, para pedagang muslim di sana juga berdampingan dengan pedagang penganut agama lain. Mereka biasanya juga menjual berbagai karangan bunga yang indah. Karangan bunganya dibentuk berbeda dengan di Indonesia, mereka biasanya membentuknya bulat-bulat yang digunakan sebagai hiasan.

Bagi kalian yang penasaran dengan kehidupan muslim di sana, kalian bisa datang ke pasar Ly Garden ketika pagi. Di sana banyak penjual makanan muslim yang menjajakan dagangannya.

Atau kalian bisa ke Asian Bazar Night Market ketika malam. Di sana kalian akan melihat banyak muslim menjajakan aneka souvenir dan baju khas Thailand, yang dijual dengan harga murah meriah.

Untuk sampai ke Hat Yai, kalian bisa naik pesawat dari Jakarta ke Hat Yai, banyak maskapai yang menyediakan direct flight atau penerbangan langsung. Atau kalau ingin lebih murah, kalian bisa naik bus dari Terminal Bersepadu Selatan (TBS) Kuala Lumpur, menuju Terminal Hat Yai yang biayanya hanya 55 ringgit atau setara 190 ribuan.

Selama di sana, kalian akan mendapatkan oase pemandangan yang menarik, di mana kalian bisa melihat pedagang muslim Melayu dan Budha Siam saling berdampingan untuk menyapa para pembeli dengan ramah.

Oh ya, selama kalian berkunjung ke sana jangan lupa mampir ke masjid-masjidnya, ya! Masjid di sana itu unik, banyak ornamen ala Thailand bahkan terdapat kaligrafi Arab yang dipadu dengan aksara Thai. Kalian bisa mengunjungi Hat Yai Central Mosque, masjid Ya Mo, atau masjid-masjid lainnya.

Tertarik ke sana? Segera agendakan dan jangan lupa sampaikan salam saya ke saudara muslim di sana, ya! (AN)