Agar Kematian Tidak Menakutkan, Begini Nasihat Habib Husein Ja’far Al-Hadar

Agar Kematian Tidak Menakutkan, Begini Nasihat Habib Husein Ja’far Al-Hadar

Agar Kematian Tidak Menakutkan, Begini Nasihat Habib Husein Ja’far Al-Hadar

Tidak ada manusia yang bisa menghindar dari kematian. Siapapun itu pasti akan menemuinya, tak peduli kaya atau miskin, sehat atau sakit, tua atau muda. Intinya, setiap makhluk bernyawa pasti akan menemui kematian. Begitulah firman Allah SWT dalam surat al-Ankabut ayat 57.

Sebagian orang merasa takut bila berbicara mengenai kematian. Tidak hanya itu, mereka juga khawatir bila keluarganya ada yang meninggal duluan. Ketakutan ini tentu adalah sesuatu yang normal. Sebagai manusia biasa, kita sudah pasti punya rasa takut dan sedih kalau ada keluarga atau teman yang meninggal.

Hanya saja ketakutan itu tidak boleh berlebihan, hingga menganggu kehidupan dan menjerumuskan kita pada hal-hal yang dilarang di dalam agama. Dalam satu videonya, Habib Husein Ja’far al-Hadar mengingatkan bahwa bagaimanapun juga kematian adalah kehendak dan rahmat dari Tuhan, seperti halnya kehidupan. Keduanya harus disyukuri dan dinikmati dengan cara mengisinya dengan perbuatan yang positif dan memperbanyak ibadah di jalan Tuhan.

“Rasa takut mati bisa jadi positif atau negatif, rasa takut itu sendiri menyangkut banyak hal, bisa negatif dan bisa pula positif,” Jelas Habib Husein Ja’far al-Hadar.

Habib Husein lebih lanjut menjelaskan, dalam Islam terdapat dua kosa kata untuk mengilustrasikan rasa takut: khauf dan khasyiyah. Khauf biasanya bermakna negatif, rasa takut yang menyebabkan kita untuk melakukan hal-hal negatif untuk menghindari ketakutan, sementara al-Khasyiyah adalah ketakutan dalam arti yang positif, di mana orang yang memiliki rasa takut, menghadapi ketakutan itu dengan mempersiapkan diri.

Jelasnya, takut mati kalau dimaknai positif, kita menjadikan rasa takut itu sebagai sesuatu yang konstruktif. Kalau kita takut mati, maka kita perlu isi hari-hari kita dengan melakukan hal-hal yang positif, seperti memperbanyak ibadah. Tapi kalau dimaknai negatif, yang terjadi nanti ialah putus asa dan cemas berlebihan.

“Karena itu menghadapi kematian, kita harus berada dalam proporsional, tidak terlampau takut, hingga akhirnya kematian itu membuat hidup kita hancur, putus asa, dan diisi dengan hal negatif. Dan tidak terlalu berani, karena bisa membuat kita lalai mengisi kehidupan dengan hal yang positif dan tak bermakna, dan terlalu santai,” Jelas Habib Husein Ja’far al-Hadar.

Yang sering dibayangkan orang terkait kematian adalah kapan waktunya. Ini sama dengan membayangkan kepan waktu kiamat terjadi. Ketahuilah, Islam tidak mengajarkan kita untuk mencari tahu dan mendalami kapan kiamat dan kematian datang, tetapi yang dituntut adalah apa dan bagaimana persiapan kita untuk menghadapi kematian dan kiamat.

“Tak usah pedulikan kapan kiamat itu datang, yang harus dipedulikan adalah apa yang perlu disiapkan, karena waktu terjadinya itu rahasia Allah. Sebagaimana kiamat, kematian juga, waktunya ghaib, sehingga tugas kita bukan untuk mencari tahu, tapi mempersiapkan diri jika kematian itu datang,” Ujar Habib Husein Ja’far al-Hadar.

Dalam surat al-Zumar ayat 42, Allah SWT mengilustrasikan kematian seperti halnya tidur. Orang yang tidur sama saja dengan setengah mati atau latihan mati. Pada saat kita tidur, kata Habib Husein Ja’far, nyawa kita dipegang oleh Allah, kalau umur kita ditakdirkan panjang, paginya dilepaskan kembali. Orang yang matinya, nyawanya dipegang Allah dan tidak dilepaskan kembali. Sebab itu, tidur kerapkali ditamsilkan seperti mati kecil. Karenanya, sebelum dan setelah tidur ketika dianjurkan untuk berdoa.

Kalau kita bisa semangat untuk tidur, bisa tidur tenang, nyaman tidur, seharusnya kita juga bisa semangat, senang, dan nyaman dengan kematian. Seperti halnya tidur, nyaman tau tidaknya kematian tergantung diri kita sendiri. Orang yang dipenuhi rasa cemas, bersalah, berpikir terlalu berlebihan, tidurnya tidak akan tenang. Begitu juga dengan kematian.

“Karenanya, Islam menganjarkan, bukan takut atau berani mati, tapi apa yang sudah kita siapkan,”Tegas Habib Husein Ja’far al-Hadar.

Supaya kita optimis menghadapi kematian, maka kita perlu memperbanyak amal ibadah dan menyiapkan banyak hal. Habib Husein mengingatkan agar tidak terlalu takut menghadapi kematian, baiknya kita perlu membiasakan beberapa hal ini.

Pertama, sadarilah bahwa tujuan hidup adalah kematian. Orang yang sedari awal sudah tahu tujuan ini, dia tidak akan sibuk dengan hal-hal yang dapat menyesatkannya dari tujuan aslinya. Orang yang punya rencana berkunjung ke suatu daerah, dia tidak akan tergoda, apabila di tengah jalan ditemukan rintangan atau godaan lain yang bisa mengalihkannya dari tujuan awalnya.

“Orang yang menjadikan kematian sebagai tujuan hidupnya, maka dia akan mengisinya dengan segala sesuatu yang bisa mencapai kematian dengan baik dan sempurna,”Jelas Habib Husein Ja’far al-Hadar.

Kemudian, jadikanlah hidup sebagai jembatan untuk menuju kematian, di mana hidup ini hanya sebagai penantian yang singkat untuk kematian. Menunggu itu bisa jadi sesuatu yang positif, alih-alih membosankan, kalau kita tahu apa yang ditunggu dan mengisinya dengan kegiatan yang positif. Kadang  orang biasanya malas menunggu, kalau menunggu tentang sesuatu yang membuat dia tidak bersemangat. Tapi kalau menunggu untuk sesuatu yang dirindukan, dan diisi dengan kegiatan yang mengasyikkan, maka menunggu itu menjadi asyik dan enak.