Pemimpin harus adil kepada siapapun. Ia tidak boleh tebang-pilih dalam mengeluarkan kebijakan. Warga negara harus diperlakukan sama, apapun latar-belakangnya. Umar bin Khattab memberi banyak contoh dalam mewujudkan keadilan.
Sewaktu menjadi Khalifah, beliau tidak hanya menjamin keadilan kepada muslim, tetapi juga non-muslim. Ada banyak kisah yang menceritakan Khalifah kedua itu memberi perlindungan terhadap non-muslim ketika masa penaklukan.
Habib Husein Ja’far, dalam salah satu videonya, mengisahkan dulu ada gubernur pada masa Khalifah Umar bin Khattab mau bangun masjid. Di situ ada gubuk orang Yahudi. Gubernur ingin menggusur gubuk Yahudi itu supaya lahannya bisa dipakai maksimal untuk masjid. Pemilik gubuk itu pun keberatan. Ia melaporkan kejadian ini kepada Umar bin Khattab.
Sayyidina Umar mengambil tulang, dan menggaris tulang itu pakai pedang. “Bawa ini kepada Gubernurmu,” Kata Umar. Tulang itu dibawa ke gubernur, dia langsung gemetar ketika menerimanya, dan rumah orang Yahudi itu tidak jadi digusur.
Goresan pedang di tulang itu sebagai pesan agar gubernur harus berlaku lurus, adil kepada siapapun. Jangan sampai main gusur aja. “Penggusuran dengan pemaksaan itu kan simbol kerakusan.” Kata Habib Husein Ja’far. Kalau pemimpinnya rakus, masyarakat yang dipimpinnya akan jauh dari kesejahteraan. Mahatma Gandhi mengingatkan, “Dunia ini cukup untuk orang yang mau berbagi, tapi tidak cukup untuk segelintir orang yang rakus.”
Ada banyak teguran di dalam Islam untuk tidak berbuat zalim, rakus, dan tamak. Semua ajaran itu mesti ditanamkan dalam laku keseharian, agar tidak meresahkan banyak orang. Muslim yang baik adalah muslim yang tidak membuat orang lain resah, gelisah, dan merasa tidak aman.