Pernahkah kalian bersedekah lalu tidak mendapat balasan sama sekali? Ataukah berbuat sesuatu (kebaikan) untuk orang lain, organisasi, masyarakat, atau bahkan kepada agamamu namun tak kunjung juga memperoleh balasan yang kalian angan- angankan?
Sebagian dari kita pasti sering mengalami hal seperti itu, atau bahkan hampir semua merasakan hal yang demikian. Seorang mahasiswa berusaha mati- matian melakukan penelitian, mencari data yang benar- benar valid untuk dijadikan rujukan. Mengerahkan hampir setiap harinya untuk tugas kuliahnya sehingga mengesampingkan beberapa kewajiban- kewajiban yang lain. Lalu pada akhirnya nilai IP yang keluar bukan sesuai harapannya.
Seorang santri tidak pernah absen berjama’ah bersama Kyai selama 40 hari. Mengamalkan puluhan wirid yang diijazahkan kepadanya. Selalu menjaga wudlunya. Namun malah kegundahan hati yang di dapatkannya. Merasakan hatinya semakin keras. Tidak pernah khusyu’ ketika sholat maupun ketika sedang mengamalkan wirid hariannya.
Kejadian demi kejadian yang dijumpai terus membentur akal, tidak sesuai dengan rumus sebab akibat yang selama ini kita pahami jika berbuat sesuatu maka akan mendapat balasan sesuai yang dikerjakan. Pepatah “Siapa yang menanam benih akan menuai hasilnya” seakan hanya sebagai penyemangat dan motivasi berbuat kebaikan. Bukan sebagai fakta kehidupan. Tuhan dalam firmannya juga memberi penjelasan bahwa siapa yang bersedekah akan dibalas 700 kali lipat oleh-Nya. Lalu dalam ayat yang lain juga mengatakan bahwa kebaikan sebesar atom pun akan mendapat balasannya. Mulai dari ucapan orang- orang biasa, tokoh- tokoh besar, pepatah- pepatah hikmah dan bahkan sampai ayat Tuhan memberi informasi bahwa setiap kebaikan akan mendapat belasan yang besar.
Tapi, apa daya. Rancangan- rancangan sehebat apapun pasti kalah dengan yang namanya kenyataan. Benturan demi benturan yang tidak sesuai harapan semakin membuat malas bahkan kapok untuk berbuat kebaikan. Ada suatu kisah tentang sedekah.
“Barangsiapa yang bersedekah, maka Allah akan membalasnya dengan balasan 700 kali lipat” kata Kyai dalam sebuah pengajian di kampung Kaligunting.
“Ah ini sih sering saya dengar. Apa mungkin?!” ucap dalam hati dengan senyum kecut salah satu yang hadir di pengajian itu.
Namun, seusai pengajian di kampung Kaligunting itu tiba- tiba orang yang setengah tidak percaya dengan perkataan Kyai pas pengajian tadi penasaran dan mencoba membuktikannya. Untuk menguji kebenaran ucapan Kyai dan memastikan apakah Tuhan memang berkenan memberikan balasan yang katanya 700 kali lipat tadi, maka dia berangkat ke desa tetangga. Mengapa? Ya untuk mencari orang- orang miskin dan membagi- bagikan sedekah berupa sembako. Setidaknya ada 20 rumah yang didatangi untuk disedekahi. Setelah bawaan sedekah yang dibawa habis, orang itu pulang ke rumahnya. Pekerjaan yang dimilikinya adalah menjadi pegawai di salah satu instansi pemerintah.
Keesokan harinya dia tidak masuk kerja. Bukan karena sakit. Orang itu sehat wal afiyat. Dan bahkan lebih sehat dari biasanya. Yang dilakukan adalah diam di rumah dan tidak keluar sama sekali dengan tujuan menanti balasan pemberian dari Tuhan seperti yang dikatakan seorang Kyai di pengajian kemarin. Tapi, sampai malam hari tidak ada satu pun yang datang ke pemberi sedekah itu. Alhasil dia bergumam terus dengan nada kesal “Tuhan? mana balasan sedekahku? Bohong.”
Sementara dia kesal terhadap kenyataan yang diperolehnya. Salah satu Malaikat yang memperhatikannya dari tadi melapor kepada Allah.
“Ya Allah, ada hambamu yang uring- uringan terus karena sedekahnya tidak mendapat balasan dari-Mu. Bahkan sempat mengumpat Engkau ya Allah.” lapor sang malaikat kepada Allah.
“Mbok yo ben. Lalu apa yang kamu inginkan?” balik Allah bertanya kepada sang malaikat.
“Aku tidak meragukan bahwa Engkau salalu membalas setiap kebaikan yang dilakukan hambamu. Akan tetapi, balasan kebaikan apa yang telah Engkau berikan kepada hambamu itu yang telah bersedekah dari rumah ke rumah itu?” tanya malaikat.
“Pergilah ke Lauhil Mahfudz. Cari tentang orang itu.”
Sang malaikat langsung berangkat menuju Lauh Mahfudz begitu mendengar perintah Allah. Sesampainya di Lauh Mahfudz, dicari data tentang orang yang diharapkannya. Malaikat itu menemukannya. Terdapat tulisan yang telah diberi coretan tebal. Dan apa yang tertulis?
“Si Fulan pada hari ini mati setelah tertabrak mobil ketika perjalanan menuju kantor tempatnya bekerja.”
Tentu saja hal itu tidak terjadi dikarenakan si pemberi sedekah tidak keluar sama sekali karena menunggu balasan dari sedekahnya. Dan apa balasan dari Allah untuknya?
“Wallahua’lam bisshawwab”