Krisi kemanusiaan di Rohingnya memang tidak hanya membuat para muslim terketuk hatinya dan beramai-ramai memberi bantuan, agama-agama lain juga serupa. Tak terkecuali Paus Fransiskus. Beliau prihatin terhadap nasib 200.000 anak-anak Rohingnya di kamp pengungsi.
“Sebanyak 200.000 anak Rohingya berada di kamp pengungsian. Mereka tidak memperoleh asupan makanan yang cukup meski mereka berhak mendapatkan makanan. Mereka mengalami kekurangan gizi dan tidak memperoleh obat,” ujar pemimpin Gereja Katolik Roma tersebut seperti dikutip antara (24/10).
Tidak hanya itu, Paus juga akan bertolak ke Myanmar dan Bangladesh untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang memang mengkhawatirkan banyak khalayak ini. Baru-baru ini juga, Paus juga menyatakan bahwa kelompok yang dianggap minoritas tersebut.
Dalam kunjungannnya nanti, Paus akan berbicara dengan Aung San Su Kyi, pemimpin de facto Myanmar. Pertemuan ini jadi instrumen penting di negara berpenduduk mayoritas Budha tersebut. Apalagi Su Kyi sedang dalam sorotan internasional mengingat sikap diamnya terhadap konflik Rohingnya dan banyak yang mulai mempertanyakan Nobel Perdamaian yang ia raih tahun 1991 tersebut.
Di tempat lain, PBB mulai membuka konferensi untuk penggalangan dana untuk korban Rohingya. Konferensi itu digelar di Jenewa, Swiss. Konferensi ini diselenggarakan bersama oleh Uni Eropa dan Kuwait, merupakan bagian dari upaya mengumpulkan 434 juta dolar AS sebelum Februari 2018. Sebanyak 100 juta dolar AS (hampir sekitar Rp1,35 triliun) sudah dikirimkan ke pengungsian dan akan bertambah selamasebelum konferensi digelar, dan Uni Eropa menjanjikan tambahan 30 juta euro (sekitar Rp477 miliar).
Target 434 juta dolar AS (sekitar Rp5,87 triliun) yang dicanangkan tampaknya akan segera terpenuhi, tapi PBB terus mengupayakan dengan mengajak lebih banyak lagi membantu para pengungsi Bangladesh.