Pengungsi Rohingya Akhirnya Mendarat, Berkat Aksi “Kemanusiaan Terbaik” Warga Aceh

Pengungsi Rohingya Akhirnya Mendarat, Berkat Aksi “Kemanusiaan Terbaik” Warga Aceh

Pengungsi Rohingya yang terombang-ambing akhirnya mendarat berkat gotong royong warga Aceh. Tindakan ini menuai pujian dari lembaga internasional.

Pengungsi Rohingya Akhirnya Mendarat, Berkat Aksi “Kemanusiaan Terbaik” Warga Aceh
Para pengungsi Rohingy kerap menggunakan perairan untuk kabur dari negaranya.

Tiga nelayan Aceh berhasil menyelamatkan pengungsi Rohingya yang terombang-ambing di atas kapal pada hari Rabu (24/6) lalu. Kapal yang membawa 94 orang warga etnis Rohingya itu terlihat di perairan pantai Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, pada hari Rabu sekitar pukul 12.00 WIB.

Keberadaan kapal yang membawa pengungsi Rohingya itu terlihat oleh tiga nelayan asal Kecamatan Senuddon, Kabupaten Aceh Utara, yang kapalnya sedang melintas di sekitar lokasi. Diberitakan bahwa kapal motor yang ditumpangi warga Rohingya itu dalam kondisi “nyaris tenggelam”.

Adapun 94 orang pengungsi tersebut terdiri dari 15 orang laki-laki, 49 perempuan dan anak-anak berjumlah 30 orang.

Akan tetapi, perahu pengungsi Rohingya ini tidak langsung diizinkan oleh otoritas setempat untuk turun di bibir Pantai Lancok, Aceh Utara, dengan alasan mengantisipasi penularan Corona. Menyebabkan para ‘manusia perahu’ ini hanya menurunkan jangkar di jarak sekitar satu mil dari daratan pantai.

Situasi tersebut direspon oleh warga setempat – yang sudah berkerumun di bibir pantai – dengan bergotong royong memberi sumbangan bantuan dan kebutuhan darurat bagi para pengungsi Rohingya tersebut. Warga juga berinisiatif dengan menggunakan boat berangkat ke lokasi untuk menarik kapal ke tepi Pantai Lancok.

Dilansir Detik.com, 94 pengungsi Rohingya ditempatkan di pondok-pondok pinggir pantai oleh warga setempat. Warga di sana juga berpatungan membelikan makanan untuk ‘manusia perahu’ tersebut.

Tindakan kemanusiaan warga Aceh terhadap pengungsi Rohingya dianggap berlatarbelakang simpati atas nasib sesama umat Islam.

“Mungkin karena latar belakang mereka yang terdampar beragama Islam, mungkin secara psikologis merasa persaudaraan, juga ada rasa kemanusiaan. Sehingga mereka minta para pengungsi diturunkan ke desa,” tutur Panglima Laot Aceh Utara, Hamdani Yacob, sebagaimana dilansir oleh BBC News Indonesia.

Aksi warga Aceh ini diapresiasi oleh lembaga internasional. Direktur Eksekutif Amnesty Internasional di Indonesia, Usman Hamid, menyebut bahwa tindakan warga Aceh dalam menyelamatkan pengungsi Rohingya merupakan tindakan kemanusiaan terbaik.

“Ini adalah pernghargaan bagi warga di Aceh yang telah berusaha keras dan mengambil risiko supaya anak-anak, perempuan dan laki-laki pengungsi bisa dibawa ke daratan. Mereka telah menunjukkan aksi kemanusiaan terbaik.” Demikian sebagaimana dilansir oleh Aljazeera,  Jumat (26/6) kemarin.

Kepala Perwakilan Komisioner Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) di Indonesia Ann Maymann, turut mengapresiasi Indonesia dalam membantu pengungsi Rohingya tersebut mendarat. “Kami memuji pihak otoritas di Indonesia yang telah mengizinkan kelompok pria, wanita, dan anak yang rentan ini untuk mendapat keselamatan.”

Kiranya, gotong royong warga Aceh dalam menyelamatkan pengungsi Rohingya ini bisa menjadi momentum solidaritas dan kemanusiaan yang menjadi ciri utama wajah ramah Muslim Indonesia. Di tengah kurangnya empati dan rasa kemanusiaan, ini merupakan sebuah momentum yang menyejukkan hati bagi Muslim Indonesia secara umum, wa bil khusus Muslim di Aceh Serambi Mekkah.