Di dalam tasawuf, kata taubat dan inabah menunjukkan dua stasiun atau dua makam yang berbeda. Dalam sebuah kitab tasawuf dikatakan bahwa dalam perjalanan kita menuju Allah, taubat adalah maqam yang kedua dan inabah adalah maqam yang keempat. Maqam yang pertama ialah yaqazhan atau kesadaran. Dalam Yaqazhan itu, kita tiba-tiba disadarkan oleh Allah dengan keburukan-keburukan yang pernah kita lakukan, dengan penyiaan waktu kita selama ini, dan dengan kejatuhan kita dari Allah.
Boleh jadi kita disadarkan oleh satu kejadian yang menimpa kehidupan kita atau oleh nasihat orang lain. boleh jadi, kita disadarkan karena kita ikut pesantren kilat atau karena perenungan kita sendiri. Allah memiliki berbagai cara untuk menyadarkan kita. akan tetapi dalam tasawwuf atau menurut ayat Alquran, manusia paling banyak disadarkan oleh musibah.
Dari yaqazhan, orang meningkat ke tobat, maqam yang kedua; dari tobat naik ke maqam yang ketiga, yaitu muhasabah. Setelah maqam muhasabah, barulah maqam inabah. Yang akan kita bicarakan lebih jauh ialah tobat dan inabah.
Entah taubat ataupun inabah kedua-duanya berarti kembali kepada Allah. Ada istilah lain yaitu istighfar. Kita menyebut istigfar juga sebagai tobat. Namun dua istilah ini memiliki arti yang berbeda. Istighfar dalam bahasa Arab artinya bukan kembali.
Istighfar ini berasal dari kata ghafara yang artinya menutup. Dalam bahasa Arab klasik, perban untuk menutup luka atau satu penutup kepala untuk melindungi kepada dari gangguan, atau semacam helm, disebut mughfar. Kalau ditambahkan alif, sin dan ta sebelum ghafara, itu berarti meminta atau mengusahakan memperoleh ghafr. Istaghfara artinya kita meminta agar hal-hal yang menyakitkan ditutup. Dalam al-Qur’an kadang-kadang kita diperintahkan untuk beristigfar saja tidak disertai dengan taubat, tetapi kadang-kadang kita diperintahkan untuk beristigfar dengan disertai taubat.
Lalu apa yang disebut tobat dan apa yang disebut istigfar? Istigfar artinya memohonkan maghfirah. Apa yang disebut dengan maghfirah? Menurut asal katanya, maghfirah berarti penutup. Istighfar artinya kita meminta agar dijaga dari akibat-akibat dosa kita, karena setiap dosa menimbulkan akibat-akibat buruk di dalam kehidupan kita. orang-orang Hindu percaya betul dengan apa yang disebut karma. Karena itu sebetulnya akibat buruk dari dosa. Dengan istigfar, kita meminta perlindungan agar kita dijaga akibat-akibat buruk dari dosa itu. Dengan beristigfar kita memohon kepada Allah agar akibat-akibat dari dosa itu ditutup.
Kalau kita bertengkar, akibat dosanya ialah kita akan dapat celaka. Ali bin Abi Thalib pernah berdoa, “Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang dapat mempercepat kecelakaan.” Ali kemudian ditanya, “apa ada dosa yang dapat mempercepat kecelakaan itu?” “Ada,” kata Ali, “yaitu memutus silaturahim.” Salah satu contoh dosa yang memutuskan silaturahim adalah bertengkar. Akibatnya adalah mempercepat kecelakaan. Ada pula dosa-dosa yang menyempitkan rezeki, misalnya dosa membuat fitnah, mengadu domba orang, durhaka kepada kedua orang tua, atau menyakiti hati orang miskin. Ketika kita beristighfar, kita memohon kepada Allah agar dijauhkan dari akibat-akibat dosa.