Untuk memenuhi permintaan Nabi Yusuf yang enggan keluar dari penjara, Raja Mesir mendesak para perempuan yang terlena memotong tangannya sebab takjub akan ketampanan Nabi Yusuf, untuk memberikan pengakuan. Keadaan ini mendorong Zulaikha untuk mengakui perbuatan buruknya dalam merayu Nabi Yusuf. Allah berfirman dalam surat Yusuf ayat 51-53:
قَالَ مَا خَطْبُكُنَّ إِذْ رَاوَدْتُنَّ يُوسُفَ عَنْ نَفْسِهِ قُلْنَ حَاشَ لِلَّهِ مَا عَلِمْنَا عَلَيْهِ مِنْ سُوءٍ قَالَتِ امْرَأَتُ الْعَزِيزِ الْآنَ حَصْحَصَ الْحَقُّ أَنَا رَاوَدْتُهُ عَنْ نَفْسِهِ وَإِنَّهُ لَمِنَ الصَّادِقِينَ () ذَلِكَ لِيَعْلَمَ أَنِّي لَمْ أَخُنْهُ بِالْغَيْبِ وَأَنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي كَيْدَ الْخَائِنِينَ () وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ
Qaala maa khathbukunna idz raawattunna yuusufa ‘an nafsihi qulna haasya lillaahi maa ‘alimnaa ‘alaihi ming suing qaalatimraatul ‘aziizil aana hashhashal haqqu anaa raawadtuhu ‘an nafsihi wainnahu laminash shaadiqiin. Dzaalika liya’lama annii lam akhunhu bilghaibi waannallaaha laa yahdii kaidal khaainiin. Wamaa ubarriu nafsii innan nafsa laammaaratum bissuui illaa maa rahima rabbi inna rabbi ghafuurur rahiim.
Artinya:
“Raja berkata (kepada wanita-wanita itu): “Bagaimana keadaanmu ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadamu)?” mereka berkata: “Maha sempurna Allah, Kami tiada mengetahui sesuatu keburukan dari padanya”. Berkata isteri Al Aziz: “Sekarang jelaslah kebenaran itu, akulah yang menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadaku), dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang benar.” (Yusuf berkata): “Yang demikian itu agar dia (Al Aziz) mengetahui bahwa sesungguhnya aku tidak berkhianat kepadanya di belakangnya, dan bahwasanya Allah tidak meridhai tipu daya orang-orang yang berkhianat. Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Surat Yusuf ayat 51-53).
Pengakuan Zulaikha
Sang raja menanyai para perempuan yang dahulu hadir pada undangan Zulaikha untuk mengobati rasa penasaran mereka atas ketampanan nabi yusuf. Sang raja menanyai mereka perihal prilaku Nabi Yusuf. Benarkah ia lelaki yang mudah tergoda oleh perempuan?
Para ahli tafsir menyatakan, Zulaikha ikut menyaksikan bagaimana Raja Mesir menanyai mereka. Oleh karena itu, menurut Imam Ar-Razi, bisa saja ucapan sang raja yang diperuntukkan kepada orang banyak, sebenarnya ditunjukkan pada pribadi Zulaikha sendiri. Namun bisa saja memang ditunjukkan pada para perempuan tersebut secara umum.
Yang jelas, tatkala para perempuan tersebut memberi kesaksian bahwa Nabi Yusuf bukanlah lelaki yang memiliki perangai buruk, Zulaikha yang saat itu ikut hadir merasa bahwa kebohongan yang ia buat tidak bisa ia tutupi lagi. Ia merasa saat itu adalah saat yang tepat dalam memberi pengakuan. Ia pun mengaku bahwa Nabi Yusuf tidaklah bersalah, dan yang bersalah adalah dirinya. Ia yang menggoda Nabi Yusuf sebelum kemudian Nabi Yusuf lari sebab enggan menanggapi godaannya.
Nabi yusuf menjelaskan, tindakannya tersebut untuk membuktikan kepada sang menteri Mesir, bahwa ia tidaklah bersalah menggoda istrinya di saat ketidak hadiran sang menteri. Istrinyalah yang menggoda dirinya. Sehingga Nabi Yusuf tidaklah berbuat khianat pada orang yang sudah berjasa pada dirinya tersebut.
Perbedaan Pandangan Ahli Tafsir
Para ahli tafsir sebenarnya berbeda pendapat tentang siapa yang mengucapkan perkataan yang termuat dalam ayat 52-53. Terjemah serta penjelasan di atas, mengikuti pendapat bahwa si pengucap adalah Nabi Yusuf. Pendapat ini adalah pendapat yang dinyatakan Imam Ar-Razi sebagai pendapat yang diyakini oleh kebanyakan para ulama’.
Pendapat berbeda dinyatakan oleh Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya. Ibnu Katsir meyakini bahwa ayat 52-53 adalah ucapan Zulaikha. Dan dia menyatakan bahwa pendapat ini adalah pendapat yang paling tepat bila melihat rentetan kisah dan kandungan di ayat sebelumnya. Di mana ayat sebelumnya memuat pengakuan Zulaikha bahwa yang bersalah adalah dirinya.
Berdasar pendapat yang diyakini Ibnu Katsir Ini, lewat ayat 52-53 Zulaikha ingin menunjukkan kepada suaminya bahwa sebenarnya Zulaikha tidaklah berkhianat kepada suaminya. Zulaikha benar menggoda Nabi Yusuf, tapi Nabi Yusuf menolaknya. Sehingga sebenarnya perselingkuhan yang dituduhkan banyak orang itu tidak terjadi.