Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat 53: Orang Musyrik Tak Dapat Menghindar dari Siksa Neraka

Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat 53: Orang Musyrik Tak Dapat Menghindar dari Siksa Neraka

Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat 53: Orang Musyrik Tak Dapat Menghindar dari Siksa Neraka
Kitab-kitab yang disusun rapi.

Setelah ditantang untuk mendatangkan sesembahan dan tidak mampu mendatangkannya, orang-orang musyrik pun akhirnya melihat neraka di hadapannya, akan terjatuh masuk di dalamnya tanpa bisa melarikan diri. Allah SWT berfirman:

وَرَأَى الْمُجْرِمُونَ النَّارَ فَظَنُّوا أَنَّهُمْ مُواقِعُوها وَلَمْ يَجِدُوا عَنْها مَصْرِفاً

Wa ro’al mujrimunan naro fazhonnu annahum muwaqi‘uha wa lam yajidu ‘anha mashrifa 

Artinya:

“Orang-orang berdosa (musyrik) itu melihat neraka, dan meyakini akan terperosok di dalamnya. Mereka pun tak menemukan tempat untuk melarikan diri dari neraka tersebut.” (QS: Al-Kahfi Ayat 53) 

Orang-orang yang berdosa dalam ayat ini, menurut Imam al-Baghawi dalam Ma‘alim al-Tanzil fi Tafsiril Qur’an, adalah orang-orang musyrik. Mereka yang menyekutukan Allah ini melihat neraka dari kejauhan. Mereka meyakini bahwa diri mereka akan memasuki neraka itu. Konon, menurut al-Qurthubi yang mengutip pendapat Ibnu ‘Abbas, orang-orang musyrik itu sudah merasa ketakutan melihat neraka dari jarak perjalanan empat puluh tahun.

Sementara itu, menurut Syekh Mutawalli al-Sya‘rawi, orang-orang musyrik ini saling melihat satu sama lain ketika mereka disiksa. Yang belum mendapatkan giliran akan melihat yang sedang mengalami siksaan. Tentu secara psikologis mereka akan sangat merasakan ketakutan yang begitu dahsyat.

Sementara itu, Syekh Nawawi Banten dalam tafsir Marah Labid li Kasyfi Ma‘nal Qur’anil Majid, orang-orang musyrik itu nantinya akan digiring dan dijaga oleh para malaikat penjaga neraka, sehingga mereka tidak bisa melarikan diri semau sendiri. Bahkan menurut penafsiran Ibnu Katsir dalam Tafsirul Qur’anil ‘Azhim, setiap satu orang itu diikat dengan tujuh puluh ribu tali, dan setiap satu tali itu diseret oleh tujuh puluh ribu malaikat.

Saat sudah tidak ada lagi alasan untuk berargumen, tempat berlindung untuk menyelamatkan, sogokan untuk meringankan azab, penyesalan yang datang pun percuma dan tak berarti. Putus asalah yang menghinggap di hati orang-orang musyrik. Inilah hakikat azab yang sangat dahsyat menurut Imam al-Qusyairi dalam kitab Lathaiful Isyarat.