Tafsir Al-Misbah: Nama Muhammad Selalu Dikenalkan pada Setiap Nabi yang Diutus

Tafsir Al-Misbah: Nama Muhammad Selalu Dikenalkan pada Setiap Nabi yang Diutus

Tafsir Al-Misbah: Nama Muhammad Selalu Dikenalkan pada Setiap Nabi yang Diutus

Apakah semua nabi sebelum Rasul SAW mengenal nama Muhammad, nabi terakhir yang diutus Allah SWT ke bumi?

Pertanyaan ini mungkin pernah terlintas dalam benak kita. Kita juga mungkin pernah berfikir agak nakal, misalnya: Jika para nabi hidup pada masa sekarang, akankah mereka saling mengenal satu sama lain dan memiliki grup Whatsapp seperti kita? Dalam versi yang agak sopan, “Apakah semua nabi yang diutus Allah SWT saling mengenal antara satu dengan yang lain?”

Dalam kasus nabi terakhir, yaitu Nabi Muhammad SAW, Allah SWT sejatinya telah mengenalkan nama dan ciri-ciri nabi akhir zaman ini kepada para nabi yang diutus terlebih dahulu. Hal tersebut untuk disampaikan kepada para umat nabi tersebut bahwa akan ada nabi akhir zaman yang ajarannya menyempurnakan ajaran para nabi terdahulu.

Baca juga: Mengapa Nabi dari Golongan Manusia, Bukan Malaikat?

Hal ini ditegaskan Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 81:

وَاِذْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ النَّبِيّٖنَ لَمَآ اٰتَيْتُكُمْ مِّنْ كِتٰبٍ وَّحِكْمَةٍ ثُمَّ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مُّصَدِّقٌ لِّمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهٖ وَلَتَنْصُرُنَّهٗ ۗ قَالَ ءَاَقْرَرْتُمْ وَاَخَذْتُمْ عَلٰى ذٰلِكُمْ اِصْرِيْ ۗ قَالُوْٓا اَقْرَرْنَا ۗ قَالَ فَاشْهَدُوْا وَاَنَا۠ مَعَكُمْ مِّنَ الشّٰهِدِيْنَ – ٨١

Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi, “Manakala Aku memberikan kitab dan hikmah kepadamu lalu datang kepada kamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada pada kamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya.” Allah berfirman, “Apakah kamu setuju dan menerima perjanjian dengan-Ku atas yang demikian itu?” Mereka menjawab, “Kami setuju.” Allah berfirman, ”Kalau begitu bersaksilah kamu (para nabi) dan Aku menjadi saksi bersama kamu.”

Kata “Rasul” dalam ayat di atas adalah Rasulullah Muhammad SAW yang menjadi akhir zaman. Para Nabi terdahulu telah diminta Allah SWT untuk bersaksi untuk menerima keputusan Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir.

Tidak hanya itu, menurut Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbah sifat-sifat Nabi Muhammad SAW juga telah diperkenalkan kepada Nabi Musa, sebagaimana disebutkan dalam surat al-A’raf ayat 157:

اَلَّذِيْنَ يَتَّبِعُوْنَ الرَّسُوْلَ النَّبِيَّ الْاُمِّيَّ الَّذِيْ يَجِدُوْنَهٗ مَكْتُوْبًا عِنْدَهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ وَالْاِنْجِيْلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهٰىهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبٰتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبٰۤىِٕثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ اِصْرَهُمْ وَالْاَغْلٰلَ الَّتِيْ كَانَتْ عَلَيْهِمْۗ فَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِهٖ وَعَزَّرُوْهُ وَنَصَرُوْهُ وَاتَّبَعُوا النُّوْرَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ مَعَهٗٓ ۙاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ ࣖ – ١٥٧

(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka, yang menyuruh mereka berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, dan membebaskan beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang beruntung.

Dalam ayat di atas secara tegas disampaikan bahwa ciri Nabi Muhammad SAW yang ummi telah termaktub dalam kitab-kitab sebelumnya, yaitu Taurat dan Injil. Bahkan dalam Injil Yohannes XIV, menurut Quraish Shihab, Nabi Isa telah menjelaskan kepada umatnya akan kedatangan seorang nabi yang akan membawa kabar gembira.

Baca juga: Cara Rasulullah SAW Membuat Orang Lain Nyaman

Nabi Isa berkata, “Jikalau kamu mengasihi aku, kamu akan menuruti segala perintahku. Aku akan meminta kepada Bapa, dan ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain supaya ia menyertai kamu selama-lamanya.” (Injil Yohannes XIV)

Kata “Penolong” dalam teks Injil di atas difahami oleh beberapa ulama muslim sebagai pembawa kabar gembira (mubasyyiran)/ مبشرا . Hal ini tentu sesuai dengan surat as-Shaff ayat 6 yang telah dibahas sebelumnya:

Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, “Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Namun ketika Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata.”

Dalam beberapa ayat yang disebutkan di atas menunjukkan bahwa semua nabi yang diutus sebelum Nabi Muhammad SAW telah dikenalkan dengan nama Muhammad SAW, nabi akhir zaman. Sekaligus mereka mendapatkan tugas dari Allah SWT untuk menyampaikan kepada kaum mereka bahwa akan ada Nabi terakhir yang akan diutus untuk menyempurnakan ajaran para nabi terdahulu, sekaligus menjadi penolong dan kabar gembira. (AN)

Wallahu a’lam.

Baca tulisan tentang tafsir Al-Misbah di sini. Untuk penjelasan selengkapnya, bisa dibaca dalam Tafsir Al-Misbah karya Quraish Shihab (diskon 10%).