Status Korban Meninggal Corona, Mati Syahid?

Status Korban Meninggal Corona, Mati Syahid?

Orang-orang yang meninggal karena wabah, seperti Corona tergolong mati syahid.

Status Korban Meninggal Corona, Mati Syahid?
Jenazah pasien covid 19 hendak disemayamkan. Foto: tagar.id

Sejak kemunculannya di Wuhan, Covid-19 atau Corona Virus telah memakan banyak korban di ratusan negara. Merujuk ke keterangan WHO dalam website resminya, terhitung 187 negara yang sudah terinfeksi, 294,110 orang terdeteksi, dan prihatinnya terdapat 12,944 kasus kematian per- 23 March 2020, 03:03 GMT+7. corona mati syahid

Di Indonesia sendiri hingga saat ini, kasus yang sudah terkonfirmasi per 22 Maret menurut data whatsapp resmi pemerintah (COVID19.GO.ID) adalah Positif COVID-19: 514 orang, sembuh (Positif COVID-19): 29 orang, dan meninggal (Positif COVID-19): 48 orang.

Kita belum mengetahui kapan wabah ini akan berakhir, para ahli medis di dunia pastinya sedang berusaha untuk membuat vaksin dan obat untuk menanggalangi Covid-19. Meski tidak separah wabah-wabah yang pernah terjadi di dunia, seperti Flu Spanyol, menurut Historia, yang menelan korban sekitar 21 juta jiwa, hingga 50-100 juta jiwa dalam kurun waktu Maret 1918-September 1919, jumlah korban Covid-19 diatas adalah jumlah kematian yang menakutkan bagi umat manusia saat ini.

Sebagai umat muslim, kita harus bertawakal kepada Allah SWT seraya dibarengi dengan usaha-usaha lahiriah seperti mencuci tangan, menerapkan social distancing, dan saling bahu membahu menolong satu sama lainnya. Tawakal kepada Allah saja tanpa melakukan usaha apapun bukanlah jalan keluar dalam menghadapi Covid-19.

Dari korban yang meninggal dalam kasus Covid-19 ini terdapat banyak orang muslim yang meninggal. Orang muslim yang meninggal akibat suatu wabah maka hukumnya seperti mati syahid. Hal tersebut pernah ditegaskan Rasulullah SAW,

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم (مَا تَعُدُّونَ الشَّهِيدَ فِيكُمْ)، قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ قُتِلَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ شَهِيدٌ قَالَ (إِنَّ شُهَدَاءَ أُمَّتِى إِذًا لَقَلِيلٌ) قَالُوا فَمَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ (مَنْ قُتِلَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ مَاتَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ مَاتَ فِى الطَّاعُونِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ مَاتَ فِى الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيدٌ) قَالَ ابْنُ مِقْسَمٍ أَشْهَدُ عَلَى أَبِيكَ فِى هَذَا الْحَدِيثِ أَنَّهُ قَالَ (وَالْغَرِيقُ شَهِيدٌ).

Rasulullah SAW bersabda: “Apa yang dimaksud orang yang mati syahid di antara kalian?” para sahabat menjawab, “Wahai Rasulullah, orang yang meninggal karena berjihad di jalan Allah lah orang yang mati syahid.” Beliau bersabda: “Kalau begitu, sedikit sekali jumlah ummatku yang mati syahid.” Para sahabat berkata, “Lantas, siapakah mereka wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “Barangsiapa terbunuh di jalan Allah maka dialah syahid, dan siapa yang mati di jalan Allah juga syahid, siapa yang mati karena penyakit kolera juga syahid, siapa yang mati karena sakit perut juga syahid.” [Ibnu Miqsam] berkata, “Saya bersaksi atas ayahmu mengenai hadis ini, bahwa Beliau juga berkata, “Orang yang meninggal karena tenggelam juga syahid.” (HR Muslim)

Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ أَوْقَعَ أَجْرَهُ عَلَيْهِ عَلَى قَدْرِ نِيَّتِهِ، وَمَا تَعُدُّونَ الشَّهَادَةَ؟) قَالُوا: الْقَتْلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “الشَّهَادَةُ سَبْعٌ سِوَى الْقَتْلِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ: الْمَطْعُونُ شَهِيدٌ، وَالْمَبْطُونُ شَهِيدٌ، وَالْغَرِيقُ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ الْهَدَمِ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ الْحَرَقِ شَهِيدٌ، وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيدَةٌ

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah memberikan pahala kepadanya sesuai niatnya, apa yang kalian ketahui tentang mati Syahid?” Mereka berkata, “Berperang di jalan Allah Azza wa Jalla,” Rasulullah ﷺ bersabda: “Mati syahid ada tujuh macam selain berperang di jalan Allah Azza wa Jalla; Orang yang meninggal karena penyakit tha’un (wabah pes) adalah syahid, orang yang meninggal karena sakit perut adalah syahid, orang yang meninggal tenggelam adalah syahid, orang yang meninggal tertimpa benda keras adalah syahid, orang yang meninggal karena penyakit pleuritis adalah syahid, orang yang mati terbakar adalah syahid dan seorang wanita yang mati karena hamil adalah syahid.” (HR An-Nasa`i)

Dua hadis di atas menegaskan bahwa yang menjadi syahid dalam Islam bukan hanya yang meninggal karena berperang di jalan Allah saja, namun juga orang yang meninggal karena terkena wabah, karena sakit perut, tenggelam, tertimpa benda keras, penyakit pleuritis, terbakar, dan perempuan yang meninggal karena hamil, itu semua dikategorikan sebagai orang yang mati syahid. Karena Corona adalah wabah, maka orang yang meninggal karena Corona pun mati syahid.

Dalam soal ini, Covid-19 oleh World Health Organization (WHO) telah ditetapkan sebagai Pandemi, bukan lagi wabah. Pandemi lebih parah dari wabah, ia adalah wabah penyakit yang sudah mencapai tingkatan global. Sebagaimana dikutip dari KBBI, Pandemi adalah wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas.

Merujuk keterangan di atas, maka orang yang meninggal karena Covid-19 dihukumi sebagai mati syahid, karena Covid-19 termasuk kategori wabah. Namun, para ulama fikih dalam hal syahid ini mengkategorisasikannya kepada tiga bagian. Pertama, syahid dunia dan akhirat. Kedua, syahid akhirat. Ketiga, syahid dunia.

Dalam hal ini, orang yang meninggal karena Covid-19 termasuk kepada kategori ketiga, yaitu syahid akhirat. Syaikh Wahbah Zuhaili menyebutkan dalam kitabnya, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu:

شهيد في حكم الآخرة فقط: كالمقتول ظلماً من غير قتال، والمبطون إذا مات بالبطن، والمطعون إذا مات بالطاعون، والغريق إذا مات بالغرق، والغريب إذا مات بالغربة، وطالب العلم إذا مات على طلبه، أو مات عشقاً أو بالطلق أو بدار الحرب أو نحو ذلك

Syahid akhirat saja adalah seperti orang yang meninggal teraniaya tanpa adanya peperangan, meninggal akibat sakit perut, wabah penyakit, tenggelam, meninggal sebab berkelana, meninggal ketika mencari ilmu, menahan cinta (karena Allah), tercerai, berada di daerah musuh dan sebagainya. (Syaikh Wahbah Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Damaskus: Dar el Fikr, juz 2, halaman 699-700).

Demikian penjelasan mengenai syahidnya orang yang meninggal karena virus Corona. Hendaknya kita mendoakan mereka, terkhusus kepada orang-orang yang sudah supect corona agar lekas diberi kesembuhan, dan jangan lupa untuk selalu menjaga ksehatan dan kebersian seraya berdoa untuk semua manusia supaya Covid-19 segera mereda dari muka bumi kita. (AN)

Wallahu a’lam. corona mati syahid