Masih seperti yang dulu
Iya, masih sama seperti dulu
Juga mungkin akan seperti ini seterusnya
Berselimutkan angin
Bertaburkan hujan
Ritual ini
Begitu hikmat suara itu terdengar
Lewat speaker – speaker surau yang sederhana
Sampai menara – menara masjid megah lan indah
Tanpa komando yang terstruktur,
Maupun paksaan sang otoritas
Kaum sarungan bersama wanita berjilababkan kain tipis
Silih berganti memadati serambi – serambi berlabelkan batas suci yang hanya bermotif garis lurus satu warna
Entah sihir mana yang membariskan mereka dengan begitu rapat dan rapi
Seperti bala tentara Thariq bin Ziyad saat menguncang Andalusia
Lantunan kalimat syahdu penuh harap yang seirama
menjadi instrumen merdu dari kaloborasi alamiah para pecinta Muhammad SAW
Mereka dengan intim serta kaharuan melewati pergantian tahun
Ampunan sang kuasa,
Ridho sang pencipta
Menjadi tujuan ritual suci ini
1 Muharram muslim memanggil nya
1 Muharram pula yang melahirkan ritual ini
Sebagai bukti keistimewaan di dalamnya
Kami mengagungkan datangnya Muharram
Kami bahagia menyambutnya
Karena
Sang pencipta juga mengagungkannya
Diciptakannya
Surga dan Neraka
Bumi serta isinya
Sebagai simbol keagungan kehidupan ciptaannya
Selamat datang ya Muharram
Selamat datang lembaran baru
Selamat datang para hamba yang akan berbenah.
Lumajang, 01 Oktober 2016
Oleh Muhammad Izzat Abdi
Penggerak Gusdurian Lumajang