Allah Ta’ala berfirman dalam surah al Azhab ayat 56
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Artinya : “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
Di dalam ayat ini Allah azza wa jalla memerintahkan kaum beriman untuk bersalawat atas kekasih-Nya Muhammad SAW perintah dalam ayat tersebut adalah fardhu hukumnya. Mengenai kefarduannya Ulama berbeda pendapat, ada yang berpendapat bahwa kewajiban bershalawat ialah kewajiban seumur hidup sekali, dan ada yang berpendapat kewajiban bersalawat di setiap salat, serta ada yang berpendapat kewajiban bersalawat di setiap keadaan, seperti ketika duduk, berdiri, dan berbaring.
Ulama pun menganjurkan umat Islam untuk menjadikan shalawat sebagai wirid dalam kesehariannya, sebagaimana Al Habib Muhammad al Habsyi menganjurkan kepada santri-santrinya untuk tidak kurang dari membaca 300 salawat Nabi SAW dalam sehari. Dan diantara waktu yang dianjurkan untuk memperbanyak salawat ialah hari Jumat.
Nabi Muhammad SAW bersabda
أَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى مَنْزِلَةً
Artinya : “Banyaklah bersalawat kepada ku (Nabi Muhammad SAW) di setiap hari Jum’at, karena Sesungguhnya salawat umat ku akan ditampakkan kepada ku di setiap hari Jum’at. Maka siapa orang yang paling banyak bersalawat kepada ku, kelak dialah yang paling dekat tempatnya dengan ku pada hari kiamat.” Riwayat Imam Baihaqi dengan sanad yang baik.
Imam Syafi’i (w. 204 H) dalam Musnadnya meriwayatkan hadits dari Shafwan bin Salim bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda “Jika (telah datang) hari jum’at atau malam jum’at, maka perbanyaklah membaca shalawat atas ku (Nabi Muhammad SAW)”
Dalam Sunan Ad Daruquthni yang dikarang oleh Imam Al Musnid Abu Hasan Ali bin Umar (w. 385H) diriwayatkan dari Abu Hurairah (w. 59 H) bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda :
من صلى علي يوم الجمعة ثمانين مرة غفر الله له ذنوب ثمانين سنة قيل يارسول الله كيف الصلاة عليك قال تقول اللهم صل على محمد عبدك ونبيك ورسولك النبي الأمي وتعقد واحدة
Artinya : “Barangsiapa yang bershalawat atas ku di hari Jumat sebanyak delapan puluh kali, maka ampunan Allah atasnya (orang bersalawat) dosa-dosanya selama delapan puluh tahun. Dikatakan “Duhai Rasulullah Saw. bagaimana caranya bersalawat kepada engkau”, Nabi menjawab Allahumma shalli ‘ala Muhammadin abdika wa nabiyyika wa rasulika nabbiyil ummiyyi dan itu dihitung satu.” Riwayat ini dinilai hasan oleh Imam Al Iraqi (w. 806 H).
Ampunan Allah yang diberikan-Nya dengan berkat shalawat adalah ampunan atas dosa-dosa kecil, sedangkan dosa-dosa besar haruslah disertai bertaubat guna mendapatkan ampunan-Nya. Namun, berkat bersalawat niscaya akan menggerakkan hatinya untuk bertaubat dan menjauhi bermaksiat kepada-Nya. Walhasil, setiap shalawat akan mendatangkan ampunan Allah Ta’ala.