Dari Sholawat Nariyah Hingga The Beatles, Begini Cara Ayah Menidurkan Bayi Baru Lahir

Dari Sholawat Nariyah Hingga The Beatles, Begini Cara Ayah Menidurkan Bayi Baru Lahir

Banyak cara menidurkan bayi, tapi entah kenapa, bayi saya bisa lelap karena The Beatle dan Sholawat Nariyah

Dari Sholawat Nariyah Hingga The Beatles, Begini Cara Ayah Menidurkan Bayi Baru Lahir
ilustrasi anak laki-laki

Bagaimana caramu menidurkan bayi yang baru lahir? Tiap orang tua tentu saja punya cara yang berbeda-beda. Ada yang menimang-nimang, memijit lembut hingga menyanyikan lagu anak-anak (lullaby) sebagai pengantar tidur.  Bahkan ada yang tidak memerlukan apa-apa, alias membiarkan anak-anak mereka usai menyusu botol maupun langsung DBF (Direct breastfeeding) dengan ibunya dan tertidur lelap. Konsep menidurkan anak ini, menurut saya, tidak boleh dibiarkan semata-mata tugas  seorang ibu. Ayah juga bisa melakukan hal serupa.

Dari sini kita akan menemukan kesulitan-kesulitan yang kerap dialami seorang ayah ketika berusaha menidurkan bayi. Alih-alih ingin membantu istri untuk sekadar meluruskan punggung atau membiarkan ibunya sejenak untuk beraktivitas, ayah justru terjatuh pada hal-hal rumit seperti ini: Bayi sudah disusuin melalui botol/cup feeder dan sudah berdahak dan ia tetap menangis. Anda kebingungan dan bertanya-tanya, kenapa kok masih terus menangis padahal bayi sudah kenyang? Apa yang salah?

Tidak ada yang salah kok, Ayah. Dan pelbagai kebingunganmu tidak serta membuatmu sebagai ayah yang gagal atau sebagai suami yang tidak kontributif. Justru sebaliknya, kebingunganmu memilki alasan—kita tidak punya payudara dan bukan ibu yang melahirkannya secara langsung—dan justru ini akan jadi jalan buatmu untuk mencari alternatif-alternatif kreatif untuk menidurkan sang bayi.

Jika hal itu masih sulit, kamu bisa meniru caraku menidurkan bayi ini: bismillah, yakinkan dirimu dan tatap mata bayi lekat-lakat, ajak anakmu bicara seolah-olah bapak bukan bicara kepada seorang bayi, melainkan seorang manusia yang masih kecil.

“Nak, ayah lagi belajar nidurin kamu. Yuk tidur dengan nyenyak biar kamu tumbuh dengan sehat, tumbuh dengan ceria. Besok kita akan main lagi ya.”

“Nak, ini pengalaman ayah nidurin kamu. Yuk kita tidur bareng. Ayah akan gendong kamu, mamah juga mau tidur kok.

Atau dengan kalimat-kalimat lain-lain.  Saya percaya, bayi akan memahami—atau paling tidak—berusaha memahami omongan kita sebagai orang tuanya.

Nah, selain itu, ketika menimang, bapak bisa menyanyikan lagu-lagu dan musik pengantar tidur untuk membuat suasana rileks. Kamu bisa memilih lagu dari mana saja yang kamu suka dan cocok dengan bayi.

Mungkin juga bapak seperti saya, sudah mencoba beberapa lagu dan, termasuk lagu-lagu anak-anak dan tetap gagal. Tapi, ada dua bebunyian yang ternyata begitu membantu membuat anak lelap meskipun suara saya cempreng dan mirip Giant dalam kartun Nobita hingga  mungkin membuatmu lari terbirit-terbirit sejauh mungkin.

Dua music itu, anehnya, cukup berhasil dalam menidurkan bayi sejak umur beberapa hari hingga sekarang menginjak usia 3 bulan.

Pertama adalah lagu the beatles, khususnya di lagu Hey Jude. Ini band favorit saya dan dugaaan saya, ia sering mendengar ini ketika masih di kandungan ibunya. Lagu ini, pada siang hari atau saat ia crangky membuat kami lebih mudah untuk menenangkannya dan Kembali tertawa ceria.

Kedua, sholawat nariyah. Entah kenapa, bayi kami menyukai sholawat ini. Ketika saya melafalkannya, bayi yang biasanya manja atau rewel akan lebih tenang. Sholawat ternyata bagi saya begitu ampuh. Selain memenangkan bayi, sholawat ternyata mungkin membuat bayi saya tertidur dengan lebih mudah, khususnya ketika malam hari ketika lampu-lampu kamar dimatikan.

Saya tidak tahu bagaimana secara ilmiah pujian-pujian terhadap Baginda Rasulullah ini membuat bayi saya terasa lebih rileks.

Satu hal yang pasti, ini adalah cara-cara sederhana yang bisa dilakukan untuk mendekatkan bayi kita kepada Rasulullah sedari dini. Mungkin saat ini ia tidak memahami larik-larik dan arti dari sholawat yang begitu banyak khasiat dan keutamaannya (fadhilah) ini.

 

 

اللَّهُمَّ صَلِّ صَلاَةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلاَمًا تَامًّا عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِيْ تُنْحَلُ بِهَ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ

وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِيْمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ عَدَدَ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

Alloohumma sholi sholaatan kaamilatan wasallim salaaman taamman ‘alaa sayyidina muhammadinil ladzii tanhallu bihil ‘uqodu wa tanfariju bihil kurobu wa tuqdhoo bihil hawaa-iju

Wa tunaalu bihir-roghoo-ibu wa husnul khowaatimi wa yustasqol ghomaamu bi wajhihil kariimi wa ‘alaa aalihii wa shohbihi fii kulli lamhatin wa nafasin bi ‘adadi kulli ma’luumin laka

Artinya: “Wahai Allah, limpahkanlah rahmat dan salam yang sempurna kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW. Semoga terurai dengan berkahnya segala macam buhulan dilepaskan dari segala kesusahan, tunaikan segala macam hajat, dan tercapai segala macam keinginan dan husnul khotimah. Dicurahkan air hujan (rahmat) dengan berkah pribadinya yang mulia.

Semoga rahmat dan salam yang sempurna itu juga tetap tercurah kepada para keluarga dan sahabat beliau, setiap kedipan mata dan hembusan nafas, sebanyak bilangan yang diketahui oleh Engkau.”

Suatu saat nanti, saya yakin ia akan memahami ini dan kecintaan terhadap Rasulullah pun akan timbul dengan sendirinya. Melalui lagu, music, cerita-cerita dan bagaimana keterikatan (bonding) kamu sebagai seorang bapak dengan anaknya.

Saya percaya, kekuatan cerita akan lebih kuat dibanding dengan paksaaan ideologis sekalipun. Apalagi urusannya agama. Dan itu bisa dilakukan sejak dini, sejak dalam buaian.

Begitulah cara-cara yang saya lakukan untuk menidurkan. Bisa juga ditiru dan dipraktekkan. Tapi, saya yakin, tiap bapak punya cara tersendiri dalam menidurkan bayinya.  Silakan mencoba.

*Artikel ini hasil kerjasama Islami.co dan Celengan Pemuda Tersesat. Anda juga bisa klik di Kitabisa untuk tahu aktivitas dan ikut serta menjadi bagi gerakan kampanye ini