Tak semua hal dalam hidup kita berjalan seperti yang kita inginkan, begitu pula dengan mencintai seseorang. Mencintai berarti juga menerima risiko untuk patah hati, baik karena ditinggalkan atau terpaksa meninggalkan.
Patah hati tentu saja pahit, namun bukan berarti itu adalah akhir dari kisah percintaan. Terkadang manusia begitu egois meminta keinginannya, padahal Tuhan justru telah menyiapkan hadiah yang lebih indah untuknya.
Oleh karena itu, ketika merasakan patah hati, hendaknya kita berbaik sangka (husnudzhan) dan berdoa kepada Allah SWT. Agar bisa cepat move on, hendaknya membaca doa:
اللهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي، وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا
Allahumma’jurni fii mushibati, wa akhlif lii khoiron minha
Ya Allah, berilah kami pahala karena mushibah ini dan gantilah bagiku dengan yang lebih baik daripadanya
Doa ini sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW kepada Ummu Salamah yang saat itu dirundung duka karena kematian suaminya. Rasulullah SAW bersabda “Tidaklah seorang mukmin tertimpa musibah lalu ia membaca apa yang telah diperintahkan oleh Allah, “Inna lillahi wa innaa ilaihi raaji’un, Allahumma’jurni fii mushibati, wa akhlif lii khoiron minha” melainkan akan Allah gantikan baginya dengan yang lebih baik” (HR Muslim)
Ketika suaminya wafat, Ummu Salamah amat bersedih seraya berkata “Laki-laki mana yang lebih baik dari Abu Salamah”. Namun Ummu Salamah tetap bersabar menghadapi musibah yang menimpanya dan senantiasa membaca doa tersebut, hingga Allah SWT kemudian menggantikan untuknya seorang laki-laki yang lebih baik dari Abu Salamah, yaitu Rasulullah SAW.
Bagi yang sedang berusaha move on, jangan lupa untuk selalu berhusnudzhan dan berdoa. Riri Abdillah pernah berkata “Jika cinta pertamamu berakhir pada takdir yang tak diharapkan, semoga segera terganti dengan cinta terakhir yang membawamu pada kebahagiaan”
Wallahu a’lam bisshawab