Jalan kebaikan berujung pada pahala dan jalan keburukan berbuah dosa. Kita dianjurkan untuk memperbanyak kebaikan dan tidak melakukan keburukan. Perbuatan buruk, selain merusak diri sendiri, juga berdampak buruk terhadap orang lain. Dalam situasi tertentu kita terkadang kebingungan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, khususnya untuk perihal yang belum jelas status hukumnya, atau syubhat. Kalau dalam situasi bingung seperti ini, kita perlu mengingat sabda Rasulullah tentang arti kebaikan dan dosa. Rasulullah SAW bersabda:
الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ
Artinya:
“Kebaikan itu ialah budi pekerti yang baik. Sedangkan dosa ialah perbuatan atau tindakan yang menyesakkan dada, dan engkau sendiri benci jika perbuatanmu itu diketahui orang lain.” (HR: Muslim)
Kebaikan itu sederhananya akhlak mulia, sementara keburukan adalah perbuatan yang menyesakkan dada dan biasanya dilakukan secara diam-diam agar orang lain tidak mengetahui, karena pelakunya tidak mau orang lain mengetahuinya.
Imam al-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim menjelaskan di antara bentuk akhlak yang mulia adalah silaturahim, bersikap lemah-lembut, suka memberi, dan mentaati perintah Allah. Kalau kita melakukan ini berati kita sedang berada dalam jalan kebaikan yang akan dinilai pahala oleh Allah SWT.
Sementara untuk mengetahui kita sedang berada di jalan keburukan adalah dada atau hati kita terasa sesak dan benci jika perbuatan itu diketahui orang lain. Hal ini adalah standarisasi untuk yang beriman. Bagi yang tidak beriman dan sudah terbiasa melakukan keburukan, tentu tidak akan merasakan hal tersebut. Bahkan itu adalah sebuah hal yang wajar, dan memperlihatkan ke orang lain adalah sebuah kebanggaan.
Dalam menjalani kehidupan di dunia, salah satu amanat yang Allah SWT berikan adalah menjadikan kehidupan ini sebagai jalan menuju akhirat. Bagi orang yang beriman, tentu jalan kebaikanlah yang selalu diharapkan untuk bisa mengantarkannya ke akhirat. Semoga kita selalu berada dalam jalan kebaikan.
[One Day One Hadis program dari Pesantren Ilmu Hadis Darus-Sunnah yang didirikan Almarhum Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Ya’qub, MA. Pesantren Darus-Sunnah saat ini dalam tahap pengembangan dan pembangunan, bagi yang mau berdonasi silahkan klik link ini]