Nama Imam Mahdi yang kita yakini akan muncul menjelang hari kiamat sebenarnya bukan nama asli.
Banyak sekali hadis yang menjelaskan tentang nama asli Imam Mahdi dan ciri-cirinya, serta masa munculnya. Namun tidak semua hadis tersebut bisa kita jadikan sebagai landasan atau dalil. Terlebih sekarang banyak sekali kelompok atau individu yang mengatasnamakan diri mereka sebagai al-Mahdi atau Imam Mahdi.
Al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi-nya menjelaskan bahwa kebanyakan hadis yang berkisah tentang Imam Mahdi tidak bisa dipertanggungjawabkan kesahihannya. Al-Mubarakfuri melanjutkan bahwa hadis-hadis tersebut diriwayatkan oleh beberapa orang yang cukup bermasalah dan tidak memenuhi kriteria-kriteria perawi yang dapat diterima periwayatan hadisnya.
الأحاديث الواردة في خروج الإمام المهدي كثيرة جداً، ولكن أكثرها ضعاف، ولا شك في أن حديث عبد الله بن مسعود الذي رواه الترمذي في هذا الباب لا ينحط عن درجة الحسن وله شواهد كثيرة من بين حسان وضعاف. فحديث عبد الله بن مسعود هذا مع شواهده وتوابعه صالح للاحتجاج بلا مرية، فالقول بخروج الإمام المهدي وظهوره هو القول الحق والصواب والله تعالى أعلم
Artinya, “Hadis-hadis yang berkaitan dengan kemunculan Imam al-Mahdi banyak sekali. Tetapi sebagian besarnya adalah hadis daif. Tidak diragukan lagi bahwa hadis Abdullah bin Mas’ud yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi pada bab ini tidak sampai pada derajat hasan. Namun hadis ini memiliki beberapa syahid, baik hasan maupun daif. Adapun hadis Abdullah bin Masud ini serta syawahid dan tawabi’nya cukup pantas untuk dalil (kemunculan Imam Mahdi) tanpa keraguan. Pendapat tentang kemunculan Imam Mahdi adalah pendapat yang benar dan hanya Allah yang Maha Mengetahui.” (al-Mubarakfuri, Tuḥfatul Aḥwadzi bi Syarḥi Jamiʽ al-Tirmidzi, [Madinah: Al-Maktabah al-Salafiyah, 1963], j. 6, h. 485)
Hadis Abdullah bin Masud yang dimaksud oleh al-Mubarakfuri adalah hadis yang menjelaskan bahwa akan muncul seorang yang namanya mirip dengan Nabi Muhammad sebelum kiamat terjadi.
عن عَبْدِ الله قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: لاَ تَذْهَبُ الدّنْيَا حَتّى يَمْلِكَ العَرَبَ رَجُلٌ مَنْ أَهْلِ بَيْتِي يُوَاطِئُ اسْمَهُ اسْمِي
Artinya, “Dari Abdullah (bin Masud) berkata, Rasulullah bersabda, “Tidak hancur dunia (kiamat) sampai orang Arab memiliki seorang laki-laki dari keturunanku yang namanya sama dengan namaku.” (HR. At-Tirmidzi)
Oleh al-Mubarakfuri, hadis yang oleh at-Tirmidzi disebut sebagai hadis hasan sahih ini cukup dijadikan landasan akan kemunculan Imam Mahdi sebelum datangnya kiamat, daripada hadis-hadis tentang al-Mahdi lain, yang kebanyakan daif. Walaupun dalam hadis tersebut sama sekali tidak menyebutkan nama al-Mahdi, namun at-Tirmidzi sendiri memasukkan hadis tersebut dalam bab tentang kemunculan al-Mahdi (Bâb Mâ Jâ’a fi al-Mahdi).
Imam at-Tirmidzi sendiri hanya meriwayatkan tiga hadis saja yang berkaitan dengan al-Mahdi. Selain at-Tirmidzi, Abu Daud juga meriwayatkan hadis yang hampir sama, hanya berbeda pada akhir hadis saja.
يواطئ اسمه اسمي واسمأبيه اسم أبي
Artinya, “Namanya cocok dengan namaku sedangkan nama ayahnya adalah sama dengan nama ayahku.” (al-Mubarakfuri, Tuḥfatul Aḥwadzi bi Syarḥi Jamiʽ al-Tirmidzi, [Madinah: Al-Maktabah al-Salafiyah, 1963], j. 6, h. 485-486)
Baca juga: Ciri-Ciri Imam Mahdi
Ini menunjukkan bahwa nama asli dari al-Mahdi adalah Muhammad bin Abdullah, sebagaimana nama Rasul dan nama ayahnya. Selain itu dalam hadis Abu Daud juga diriwayatkan bahwa ciri al-Mahdi adalah dahinya lebar dan hidungnya mancung. (Lihat: Abu Daud, Sunan Abu Daud, (Beirut: Dar Kutb, T.t), j. 4, h. 174)
Selain hadis riwayat Tirmidzi dan Abu Dawud di atas, banyak juga ulama hadis yang meriwayatkan hadis-hadis tentang al-Mahdi, di antaranya Ibnu Majah, Al-Hakim, Al-Thabarani, dan Abu Ya’la. Sanad hadis mereka sampai pada sejumlah sahabat seperti Ali bin Abi Thalib, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Thalhah, Abdullah bin Mas’ud, Abu Hurairah, Abu Sa’id Al-Khudri, Ummu Habibah, Ummu Salamah, Tsauban, Qurrah bin Iyas, Ali Al-Hilali, Abdullah bin Haris bin Jaz’i. Sanad yang menghubungkan antara ahli hadis dengan para sahabat beraneka macam kualitasnya. Ada yang sahih, hasan, dan ada juga yang daif.
Kata al-Mahdi sendiri dalam hadis sering disebutkan sebagai laqab (julukan). Rasul hanya menyebutkan nama al-Mahdi itu dengan ciri: mirip namanya dan nama ayahnya mirip nama ayah Rasul. Kata al-Mahdi berarti orang yang mendapatkan hidayah (alladzi qad hadâhullahu ilâ al-ḥaq). Hal ini nanti terkait tugas yang diemban oleh al-Mahdi, yaitu memberikan kemakmuran dan kejayaan bagi umat, sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat al-Hakim dalam al-Mustadrak-nya.
عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه ، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم ، قال : « يخرج في آخر أمتي المهدي يسقيه الله الغيث ، وتخرج الأرض نباتها ، ويعطي المال صحاحا ، وتكثر الماشية وتعظم الأمة ، يعيش سبعا أو ثمانيا » يعني حججا « هذا حديث صحيح الإسناد ، ولم يخرجاه »
Artinya, “Dari Abu Said al-Khudri RA, sesungguhnya Rasul bersabda: “Akan muncul di masa akhir umatku seorang yang diberikan petunjuk (al-Mahdi), (yang pada masa itu) Allah SWT memberikan hujan kebaikan, bumi mengeluarkan tanaman-tanamannya, harta akan dibagikan secara merata, binatang ternak melimpah dan umat menjadi mulia, dia akan hidup selama tujuh atau delapan,” yaitu musim haji. (Hadis ini sahih sanadnya, namun tidak diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim). (HR. Al-Hakim)
Hadis-hadis di atas adalah hanya sebagian kecil tentang nama asli Imam Mahdi yang berstatus hasan dan sahih. Beberapa hadis tentang Imam Mahdi juga ada yang daif. Terkait hadis-hadis tentang al-Mahdi yang digunakan oleh pihak-pihak tertentu, kita perlu hati-hati untuk menyikapinya. Terlebih di zaman sekarang, zaman fitnah, jangan sampai kita terperdaya oleh kelompok-kelompok yang mengaku sebagai al-Mahdi, sebagaimana disebutkan al-Suyuthi.
Wallahu A’lam.