Dracarys!! Siapa yang tidak terpukau oleh semburan api naga di jagad Westeros dalam serial Game of Thrones dan House of the Dragon?
Bagi sebagian orang, naga yang menyemburkan api hanyalah bagian dari fantasi dan mitos. Namun, pernahkah kamu kepikiran jika naga benar-benar ada, bagaimana mereka bisa menyemburkan api seperti itu?
Professor di bidang ilmu komunikasi dan kimia Universitas Hull, Mark Lorch, pernah membahas mekanisme biologis naga menyeburkan api dari sudut pandang sains.
Bahan Bakar Api Naga
Untuk menciptakan api, kita pada dasarnya butuh tiga hal: bahan bakar, oksigen, dan sumber panas.
Nah, soal bahan bakar, ada beberapa kandidat yang bisa kita pertimbangkan. Metana misalnya, merupakan gas yang dihasilkan hewan saat tubuhnya melakukan proses pencernaan.
Hewan seperti sapi menghasilkan metana dalam jumlah besar, tapi hewan lain seperti domba atau kambing juga menghasilkan gas ini.
“Dalam serial GoT, kita melihat naga sering memangsa domba. Jadi, mungkin saja, naga memiliki sistem pencernaan yang mampu mengolah makanan mereka menjadi metana,” terang Profesor Lorch dalam sebuah artikel di The Conversation.
Namun, lanjutnya, untuk menghasilkan cukup metana, naga harus punya sistem pencernaan mirip sapi, dan itu cukup rumit. “Bahkan jika naga bisa menghasilkan metana, menyimpannya dalam jumlah besar adalah masalah lain. Jadi, tidak ada dasar biologis bagi hewan darat untuk menyimpan gas dalam tekanan tinggi.”
Maka alternatif lainnya adalah etanol, yang bisa dihasilkan oleh proses fermentasi dalam perut naga.
Seekor naga, menurut Profesor Lorch, mungkin memiliki sistem metabolisme yang bisa menghasilkan etanol seperti ikan pupfish Devil’s Hole, yang hidup di mata air panas di Nevada, AS.
“Dalam kondisi oksigen rendah, ikan ini beralih ke bentuk respirasi yang menghasilkan etanol. Namun, menjaga etanol dalam konsentrasi tinggi juga cukup menantang karena etanol dengan cepat melewati membran biologis,” ujarnya. “Jadi, pilihan yang paling masuk akal selanjutnya adalah minyak.”
Seperti minyak yang bisa menyebabkan api besar saat kita memasak, naga mungkin saja punya kilang minyak khusus di perut mereka. Profesor Lorch lalu mencontohkan burung camar fulmar.
Katanya, burung camar fulmar memproduksi minyak perut yang bisa mereka muntahkan untuk melindungi diri dari ancaman predator. “Minyak ini sangat kaya energi dan bisa menghasilkan api besar jika terbakar.”
Oksigen: Penyokong Tenaga Api Naga
Oksigen adalah kunci agar api bisa menyala dengan baik. Itulah kenapa video demonstrasi petugas Damkar di Tiktok mempertontonkan bahwa solusi memadamkan semburan api dari tabung gas bocor adalah dengan menyumbat rapat-rapat lobangnya, alih-alih panik dan menyiramkan air.
Ini juga menjelaskan kenapa jika kita menutup rapat-rapat sebuah lilin yang sedang menyala dengan gelas yang ukurannya lebih besar, apinya akan padam dengan sendirinya.
Tapi kali ini bukan tentang Damkar atau lilin.
Menurut Profesor Lorch, oksigen di udara saja tidak cukup untuk menghasilkan semburan api yang kuat seperti yang kita lihat ketika Daenerys membumihanguskan King’s Landing, ibu kota Westeros.
“Kita butuh lebih banyak oksigen dan tekanan tinggi,” ujarnya.
Karena itu, kumbang bombardir (bombardier beetles) merupakan inspirasi yang mungkin relevan di sini. Pasalnya? Ia punya trik kimia menarik yang bisa ditiru oleh naga.
“Mereka (kumbang bombardir) menyimpan reservoir hidrogen peroksida yang, saat terancam, dicampur dengan enzim untuk menghasilkan oksigen dan air mendidih. Reaksi ini sangat panas dan bisa menciptakan gaya tekanan tinggi, cukup untuk menyemburkan campuran beracun ke arah musuh mereka,” kata Profesor Lorch.
Bayangkan jika naga punya sistem serupa. Mereka bisa saja menciptakan tekanan tinggi untuk menyemburkan minyak beroksigen dan menghasilkan api yang besar. Reaksi eksotermik yang dihasilkan ini akan memanaskan minyak, membuatnya lebih mudah terbakar, dan tekanan yang dihasilkan akan cukup kuat untuk menyemburkan minyak tersebut dalam bentuk aerosol, yang akan lebih mudah terbakar.
Pemantik Panas: Percikan Api Naga
Akhirnya, seekor naga pastinya memerlukan sumber panas untuk menyalakan campuran minyak dan oksigen. Di sinilah percikan api berperan.
Menurut Profesor Lorch, beberapa spesies ikan, seperti sidat atau belut listrik, bisa menghasilkan listrik hingga 600 volt secara alamiah.
“Jika naga punya organ listrik seperti ini, mereka bisa menciptakan percikan api di bagian belakang mulut mereka untuk menyalakan semburan minyak dan oksigen,” katanya. ’
Yah, meskipun kita tidak akan pernah melihat naga yang melepaskan semburan api di luar alam fiksi, menarik untuk memikirkan sains di balik fantasinya.
Jadi, lain kali kamu mendengar komando klan Targaryen “Dracarys!!” pikirkan tentang proses biologis di balik inferno ajaib itu…