Malaikat Munkar-Nakir Tanya Pakai Bahasa Arab dalam Kubur? Ini Penjelasan Kiai Taufik Damas

Malaikat Munkar-Nakir Tanya Pakai Bahasa Arab dalam Kubur? Ini Penjelasan Kiai Taufik Damas

Malaikat Munkar-Nakir Tanya Pakai Bahasa Arab dalam Kubur? Ini Penjelasan Kiai Taufik Damas
Kuburan (sumber poto: detik.com)

Mayoritas muslim meyakini kelak setiap orang yang meninggal pasti ditanya malaikat di dalam kubur. Ada dua malaikat yang bertanya, namanya Malaikat Munkar dan Nakir. Mereka bertanya tentang Tuhan, Nabi, Agama, dan Kitab. Siapa Tuhanmu, Siapa Nabimu, Apa Agamu, dan Apa kitabmu.

Sebagian orang meyakini pertanyaan itu dilontarkan dengan menggunakan bahasa Arab. Di media sosial yang ada netizen yang menyatakan, “Setiap manusia akan ditanya di alam kuburnya dengan bahasa Arab dan itu ada pasti. Jika kalian tidak mau belajar dari sekarang apa yang akan kalian persiapkan di kala malaikat bertanya.” Pernyataan ini mengundang respons dan reaksi dari banyak pihak. Kalau memang pertanyaan itu pakai bahasa Arab, bagaimana nasib orang yang tidak bisa bahasa Arab?

Kiai Taufik Damas dalam cuitannya menjelaskan bahwa memang benar dalam akidah Ahlussunah wal Jamaah disebutkan setiap orang meninggal akan ditanya malaikat dalam kuburnya. Akan tetapi, dalam kitab  ad-Durr Al-Farid fi Aqa’idi Ahli at-Tauhid karya Syeikh Ahmad ibn as-Sayyid Abdurrahman an-Nahrawi, ditegaskan bahwa Munkar dan Nakir bertanya menggunakan bahasa orang yang bersangkutan.

“Orang Indonesia akan ditanya dengan bahasa Indonesia. Orang Inggris ditanya dengan bahasa Inggris. Orang Arab ditanya dengan bahasa Arab. Bahkan tentu dengan bahasa berbagai daerah di Indonesia sesuai bahasa yang mampu diucapkan oleh yang bersangkutan,”Jelas Kiai Taufik Damas.

Yang tidak bisa bahasa Arab tidak perlu khawatir dan takut. Karena belajar bahasa Arab juga bukan kewajiban setiap muslim. Yang paling penting, kata Kiai Taufik Damas, jalani hidup ini dengan penuh kerendahan hati dan akhlak yang baik. Tingkat beragama tidak diukur dari bisa bahasa Arab atau tidak.

“Agama adalah akhlak. Orang yang baik akhlaknya, berati agamanya juga baik,” Tutup Kiai Taufik Damas.