“Lubna sangat mahir di bidang tulis menulis. Ia dikenal sebagai penyalin naskah-naskah kuno, ahli gramatikal Arab, penyair, pakar matematika, dan ilmu-ilmu lainnya.” ~Ibn Bisykafal (Sejarawan)
Andalusia merupakan salah satu kota di negara Spanyol yang memiliki sejarah peradaban Islam yang cukup cemerlang. Kegemilangan peradaban keilmuan di negeri Matador ini salah satunya ditandai dengan lahirnya sejumlah intelektual kenamaan di berbagai bidang ilmu pengetahuan. Sebut saja misalnya sufi agung Ibnu Arabi yang dikenal dengan sebutan “Syaikh al-Akbar”, filsuf besar Ibnu Rusyd, sarjana fikih kenamaan seperti Ibn Hazm dan juga pencetus maqashid as-syariah Imam as-Syathibi, pakar tafsir kenamaan Imam al-Qurthubi, hingga ahli gramatikal paling fenomenal Ibnu Malik penyusu Nazam seribu bait alfiyyah Ibnu Malik yang hingga kini dihafalkan oleh para santri di pesantren-pesantren di Indonesia, dan sarjana-sarjana terkemuka lainnya.
Sarjana-sarjana kenamaan dari Spanyol ini tidak hanya dari kalangan laki-laki, dari kota Andalusia misalnya juga muncul seorang tokoh perempuan yang memiliki kemampuan di bidang ilmu pengetahuan baik keislaman maupun ilmu lainnya. Salah satu dari sederet perempuan hebat dari kota Andalusia adalah Lubna al-Qurthuba.
Lubna (w. 374 H) adalah salah satu tokoh perempuan kenamaan asal Andalusia. Tidak –lebih tepatnya mungkin belum- ditemukan sumber-sumber otoritatif yang mengulas secara detail dan pasti mengenai tahun kelahiran perempuan yang dikenal sebagai penyalin naskah ini. Selain sebagai penulis dan penyalin naskah, Lubna, sebagaimana dijelaskan oleh As-Suyuthi, merupakan seorang perempuan yang memiliki kemahiran dalam bidang gramatikal, seorang penyair, ahli ilmu matemika dan ilmu ‘arudh yang memiliki kecerdasan luar biasa.
Pada periode di masa Lubna hidup, Andalusia dipimpin oleh seorang khalifah yang memiliki perhatian besar terhadap ilmu pengetahuan. Konon, menurut Angel Gonzales Palencia dalam, Historia de la Literatura Arabigo-Espanola, menugutip Doze, al-Hakam al-Tsani (350 H) adalah seorang khalifah yang sangat mencintai ilmu. Meskipun para khalifah sebelumnya juga punya kepedulian tinggi terhadap ilmu pengetahuan, akan tetapi perhatian terhadap proses penyalinan naskah-naskah kuno dan buku baru di berbagai perpustakaan dunia baru dimulai di eranya. Tak pelak, kondisi yang menunjukkan semangat tinggi terhadap ilmu pengetahuan di masa ini turut membentuk kesadaran sosok Lubna untuk menjadi salah satu pecinta ilmu pengetahuan.
Pecinta Naskah
Selain dikenal sebagai sosok penyair dan pakar di bidang ilmu matematika, Lubna adalah sosok perempuan yang memiliki perhatian yang sangat besar terhadap dunia literasi dan pernaskahan. Konon, ia diminta secara khusus oleh khalifah Abdurrahman III untuk mengurus perpustakaan miliknya yang pada saat itu memiliki lebih dari lima ribu naskah. Tak cukup puas dengan koleksi naskah yang ada di perpustakaan, Lubna menelusuri naskah-naskah lain di berbagai daerah untuk dikoleksi perpustakaan sang khalifah. Lubna juga disebut sebagai seorang penulis dengan khat indah.