Kitab Mitra Sejati, Kitab Pedoman Akhlak Warisan Kyai Bisri Musthofa

Kitab Mitra Sejati, Kitab Pedoman Akhlak Warisan Kyai Bisri Musthofa

Kitab Mitra Sejati, kitab ringkas yang berisi pedoman akhlak bagi manusia. Kitab ini dikarang oleh ulama asal Rembang bernama Kyai Bisri Musthofa.

Kitab Mitra Sejati, Kitab Pedoman Akhlak Warisan Kyai Bisri Musthofa
Kitab Mitra Sejati karya Kyai Bisri Musthofa. Foto: Iqra.id

Di antara kitab-kitab yang dikarang oleh ulama Nusantara adalah Kitab Mitra Sejati. Kitab ini adalah karya seorang ulama asal Rembang bernama Kyai Bisri Musthofa.

Salah satu judul buku yang ditulis oleh Prof. M. Quraish Shihab adalah buku “Yang Hilang dari Kita: Akhlak”. Secara pribadi saya setuju dengan pendapat beliau. Kondisi moral bangsa di masa ini memang telah mencapai tahap cukup menghawatirkan.

Di satu sisi, perkembangan zaman yang membawa limpahan kemajuan. Namun, di sisi lain, ia juga membawa limpahan kemunduran yang di antaranya berwujud degradasi moral. Kedua hal tersebut bak dua sisi mata uang yang tak terpisahkan.

Sejarah mencatat telah banyak karya dari para ulama terdahulu yang menulis kitab tentang akhlak. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya akhlak bagi kehidupan seorang manusia, khususnya muslim. Bahkan, Nabi Muhammad saja diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia, sebagaimana dalam hadist riwayat Al Baihaqi Nabi Muhammad SAW bersabda:

إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق

Sesungguhnya Aku (Muhammad) diutus (hanyalah) untuk menyempurnakan akhlak manusia.

Dalam deretan khazanah turats Indonesia, salah satu karya yang berisi tentang nasihat akhlak adalah kitab Mitra Sejati. Kitab tipis yang terdiri atas delapan halaman ini dikarang oleh Allah yarham Kyai Bisri Musthofa Rembang.

Sebagaimana diketahui, Kyai Bisri Musthofa adalah ayah dari Kyai Musthofa Bisri (Gus Mus). Kyai Bisri merupakan sosok ulama nusantara yang cukup produktif menulis kitab dalam berbagai bidang keilmuan. Telah banyak karyanya dalam bidang tafsir, hadits, akidah, syariah, ilmu bahasa Arab, sejarah, akhlak dan bidang ilmu keislaman lainnya. Hingga saat ini, karya-karya beliau masih menjadi rujukan belajar dalam kurikulum pendidikan pesantren.

Mengenal Kitab Mitra Sejati

Kitab Mitra Sejati berisi nadzam syair berbahasa Jawa yang ditulis dengan huruf Arab pegon tentang pedoman akhlak. Kitab itu terbagi menjadi 22 bab. Bagian mukaddimah (pendahuluan) nadzam diawali dengan dua baris syi’ir Abu Nuwas yang cukup terkenal, yakni syi’ir ilaahi lastu lil firdausi ahlan.

Selanjutnya, Kyai Bisri menuliskan tentang pentingnya nilai akhlak bagi seluruh kalangan tanpa memandang usia maupun gender. Menurut beliau, akhlak atau tata krama dalam keseharian manusia adalah salah satu kunci keberhasilan menjalani hidup.

Meski disajikan dengan pembahasan yang ringan, kitab Mitra Sejati memiliki muatan nilai yang sangat lengkap dan berbobot. Berurutan setelah Bab  Mukaddimah, Kyai Bisri  memaparkan dengan cukup rinci pedoman akhlak ke dalam beberapa bab, antara lain: Bab Kemanusiaan, Sikap Anak Terhadap Bapak, Sikap Anak Terhadap Ibu, Sikap Rakyat Terhadap Pemerintah, Sikap Murid Terhadap Guru, Sikap Kita Terhadap Teman.

Selanjutnya, ada bab Jenis Tata Krama, Adab Mendengarkan Pembicaraan Orang Lain, Tata Cara Berbicara, Cara Bergaul yang Baik, Memelihara Badan, Tata Krama Makan, Berpakaian, Adab Rumah dan Makan, Kewajiban Orang Dewasa, Hemat, Ziarah dan Tata Caranya, Menjenguk Orang yang Sakit, Kemajuan dan Kemajuan. Pembahasan dalam kitab diakhiri dengan Bab Kewajiban Sebagai Orang Tua. Dalam beberapa bab nadzamnya, Kyai Bisri selalu menyebut dengan rinci bahwa nasihat-nasihat akhlak ini berlaku untuk laki-laki maupun perempuan.

Salah satu pembahaasan yang menarik dari kitab ini ialah tentang Bab Kemajuan dan Kemajuan. Entah atas latar belakang apa Kyai Bisri mengulang dua kali kata “kemajuan” dalam judul bab ini. Di dalamnya, beliau menjelaskan tentang kemajuan zaman yang harus senantiasa diikuti oleh seluruh generasi.

Menurut Kyai Bisri, dalam menghadapi kemajuan ini, seyogyanya kita memiliki pondasi keilmuan yang kuat sehingga tidak begitu saja meniru budaya asing. Kita adalah bangsa yang berbudaya tinggi dan harus pandai-pandai menyikapi kemajuan zaman dengan akhlak yang baik. Namun, faktanya arus kemajuan benar-benar sangat berpengaruh terhadap pola kebudayaan kita. Hal ini disampaikan pengarang dalam potongan syi’irnya

Ora malu podo lali budi Timur * Podo Ketularan Barat Kelantur-lantur

(Generasi kini) tidak punya malu telah melupakan budaya Timur (lokal), Banyak yang lebih tergoda mengikuti budaya Barat (asing).

Kitab Mitra Sejati ini sangat layak untuk dipelajari oleh siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan, anak kecil maupun dewasa. Nasihat pedoman berakhlak yang tertuang dalam karya ini  sangat  kompleks dan aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan nama kitab, Mitra Sejati, kiranya warisan nasihat dari Kyai Bisri ini sangat bisa dijadikan “mitra sejati” dalam mencapai cita-cita akhlak yang berkualitas (akhlakul karimah). Wallahu a’lamu  bisshawab. [NH]