Khutbah Jum’at: Kewajiban Mendidik Anak Peduli Lingkungan

Khutbah Jum’at: Kewajiban Mendidik Anak Peduli Lingkungan

Nasib bumi di masa yang akan datang tergantung pada generasi berikutnya. Karenanya, penting bagi setiap orang tua untuk mewariskan kesadaran menjaga bumi dari sejak dini.

Khutbah Jum’at: Kewajiban Mendidik Anak Peduli Lingkungan
Sumber: Gettyimage

Seluruh manusia bertanggung-jawab untuk menjaga bumi dan mencegahnya dari kerusakan. Tanggung-jawab itu perlu diwariskan kepada generasi setelahnya. Nasib bumi di masa yang akan datang tergantung pada generasi berikutnya. Karenanya, penting bagi setiap orang tua untuk mewariskan kesadaran menjaga bumi dari sejak dini.

Khutbah 1: Kewajiban Mendidik Anak Peduli Lingkungan

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِىْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدىْ وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْكَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لآإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى خَاتَمِ اْلاَنْبِيَآءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ مُحَمَّدٍ وَّعَلى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Hidup manusia sangat bergantung dengan alam. Manusia makan dan minum semuanya berasal dari alam. Kualitas hidup manusia pun sangat tergantung pada alam. Kalau lingkungannya bagus, kualitas hidup manusia juga akan semakin bagus. Tapi kalau lingkungannya buruk, kualitas hidup manusia juga akan semakin buruk.

Syekh Wahbah al-Zuhaili dalam Himayatul Bi’ah fi Syariah Islamiyyah menjelaskan, lingkungan berkaitan erat dengan manusia. Bila lingkungannya sehat dan baik, kehidupan manusia juga akan semakin baik dan sehat. Tapi kalau lingkungannya rusak, manusia akan terkena penyakit. Karenanya, seluruh manusia mesti bertanggung-jawab terhadap alam. Merusak alam adalah sebuah kezaliman yang dapat memperburuk kualitas hidup manusia.

Kalau diperhatikan belakangan ini, kondisi alam kita semakin memprihatinkan. Pencemaran udara terjadi di mana-mana, air sungai kotor karena buang sampah sembarangan, banyak pohon ditebang, dan seterusnya. Terutama warga Jakarta dan sekitarnya, beberapa bulan terakhir ini sebagian besar sudah merasakan bagaimana dampak dari buruknya kualitas udara. Udara buruk dapat menimbulkan penyakit dan berbahaya bagi kesehatan manusia.

Untuk membuat lingkungan menjadi bersih dan terhindar dari pencemaran tentu ini bukanlah sesuatu yang mudah. Ini sulit dilakukan karena mesti melibatkan banyak orang. Percuma bila sebagian giat untuk menjaga lingkungan, sementara sebagian lainnya malah sibuk merusak lingkungan. Ini sama saja dengan orang yang berada di dalam kapal yang bocor: sebagian berusaha menguras air, tapi yang lain malah terus melubangi kapal. Cepat atau lambat, kapal itu pasti akan tenggelam.

Demikian pula bumi, tempat hidup seluruh makhluk hidup. Dampak dari perbuatan buruk yang dilakukan satu orang manusia, itu bisa berdampak terhadap seluruh manusia. Sebab itu, kepedulian terhadap lingkungan harus menjadi kesadaran bersama dan menjadi perhatian seluruh umat manusia. Ini mesti menjadi gerakan kolektif dan seluruh manusia perlu disadarkan pentingnya menjaga alam dan lingkungan.

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Salah satu cara sedeharna yang bisa dilakukan terkait menjaga lingkungan adalah mendidik anggota keluarga untuk sadar dan peduli terhadap lingkungan. Kepala keluarga penting menanamkan kesadaran dini urgensi menjaga bumi. Syekh Yusuf al-Qaradhawi dalam Ri’ayatul Bi’ah fi Syari’ah Islam menanamkan kesadaran pentingnya menjaga lingkungan terhadap anggota keluarga hukumnya wajib. Allah sudah memerintahkan kepada manusia untuk senantiasa berbuat baik terhadap seluruh makhluk, termasuk hewan, tumbuhan, dan alam. Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda, “Allah memerintahkan kalian untuk berbuat baik terhadap apapun.” Menjaga lingkungan dan berinteraksi baik dengan lingkungan juga bagian dari perintah Allah SWT.

Syekh Yusuf al-Qaradhawi juga menegaskan pendidikan lingkungan ini sangat dimulai dari keluarga. Sekalipun anak disekolahkan, tidak cukup menyerahkan urusan ini kepada pihak sekolah semata. Perlu kerjasama antara guru dan orang tua untuk menanamkan pentingnya  memelihara lingkungan. Apalagi, anak-anak tersebut menjadi penerus dan pewaris untuk merawat bumi. Bagaimana kondisi bumi ke depannya tergantung kepada bagaimana cara kita mendidik anak dan generasi muda secara umum.

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Islam memerintahkan kita untuk menyiapkan generasi unggul dan terbaik. Mereka tidak hanya bagus kualitas imannya, tetapi juga mampu berinterkasi secara baik kepada siapapun, baik manusia, binatang, tumbuhan, ataupun alam secara umum. Menyiapkan keturunan yang peduli terhadap lingkungan juga bagian dari ajaran Islam yang tak kalah pentingnya. Ajarkan keturunan kita sedari dini untuk selalu menjaga lingkungan dan mencegahnya dari kerusakan.

Selain mengajarkan pentingnya menjaga lingkungan, beri mereka contoh yang baik. Misalnya, membiasakan untuk tidak membuang sampah sembarang di rumah sendiri, meminimalisir pemakaian plastik, dan perihal lain yang dapat merusak lingkungan. Bangunlah kebiasaan baik di rumah, sehingga keturunan kita dapat membiasakannya, baik di rumah ataupun di luar rumah.

Membangun kebiasaan baik itu sangat dianjurkan di dalam Islam. Hal ini dapat juga dikatakan bagian dari sunnah hasanah. Orang yang melakukan sunnah hasanah akan diberi pahala banyak oleh Allah SWT. Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah bersabda:

مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَلَهُ أَجْرُهَا، وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ، وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ

“Barangsiapa yang membuat sunnah hasanah dalam Islam maka dia akan memperoleh pahala dan pahala orang yang mengikutinya, dengan tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa yang membuat sunnah sayyi’ah dalam Islam maka ia akan mendapatkan dosa dan dosa orang yang mengikutinya, dengan tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun” (HR Muslim).

بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ، فَاعْتَبِرُوْا يَآ أُوْلِى اْلأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Khutbah Jumat II

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّااللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ: وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْر

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِى الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

اللهم اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، وَتَابِعْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ بِالْخَيْرَاتِ رَبَّنَا اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ. رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ وَاشْكُرُوْا عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَرُ.