Khutbah Jumat: Inilah 5 Ajaran Rasul untuk Merawat Lingkungan!

Khutbah Jumat: Inilah 5 Ajaran Rasul untuk Merawat Lingkungan!

Cinta Rasul? Yuk, amalkan 5 ajaran Rasul dalam merawat lingkungan!

Khutbah Jumat: Inilah 5 Ajaran Rasul untuk Merawat Lingkungan!

Teks Khutbah Jumat berikut ini akan menjelaskan 5 anjuran Nabi Muhammad dalam merawat lingkungan.

Khutbah Jumat Pertama: Inilah 5 Ajaran Rasul untuk Merawat Lingkungan!

اَلْحَمْدُ لِله رَبِّ الْعَالَمِينَ . اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ عَلى نِعْمَةِ الإسْلَامِ وَالْاِيْمَانِ .وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْ جَعَلْتَنَا مِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وّالسَّلَامُ. وَأشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ . وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِين.

مَّا بَعْدُ عِبَادَ الله. فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْقَدِيْرِ الَّذِي أَرْسَلَ مُحَمَّدًا بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللهِ شَهِيْدًا. أُوْصِيْكُم وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ الَّذِي رَحِمْنَا بِبِعْثَةِ مُحَمَّدٍ وَأَنْزَلَ عَلَى قَلْبِ حَبِيْبِهِ مُحَمَّدٍ:” أَعُوذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. لَقَدْ جَاءكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ”

Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Suatu hari Nabi bersama para sahabatnya berjalan menyusuri sebagian kota Madinah. Saat sampai di dua kuburan, Rasulullah SAW tiba-tiba berhenti. Para sahabat yang mengikutinya bertanya-tanya, ihwal apa yang membuat sang Rasul menghentikan langkahnya. Rasul kemudian berkata kepada para sahabat, “Dua ahli kubur ini sedang diazab oleh malaikat. Mereka tidak diazab karena dosa besar. Orang yang pertama disiksa karena tidak memperhatikan kebersihan dan kesucian saat kencing, sedangkan orang kedua karena hobi mengadu domba.”

Setelah berkata kepada para sahabat, Nabi kemudian mengambil pelepah kurma kemudian membaginya menjadi dua. Sebagian untuk kuburan pertama, dan sebagian lain untuk yang kedua.

Melihat nabi membagi pelepah kurma tersebut, para sahabat kemudian bertanya,

يا رسولَ اللَّه، لِمَ فَعَلْتَ هذا؟

Wahai Rasul, mengapa engkau melakukan hal itu?

Nabi kemudian bersabda,

لَعَلَّهُ يُخَفّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا

Semoga hal itu dapat meringankan siksaan mereka berdua selama pelepah tersebut belum kering.

Hadirin sekalian yang dirahmati Allah

Kisah yang dimuat dalam Hadis Riwayat Imam al-Bukhari tersebut bukan semata-mata anjuran untuk berhati-hati saat kencing dan larangan untuk tidak melakukan adu domba, tetapi lebih dari itu. Jika kita fokus pada cara Rasulullah SAW mengambil pelepah kurma yang masih basah dan meletakkannya di atas dua kuburan tersebut, maka kita akan menemukan nilai lain yang sangat mulia. Apa itu? Yaitu anjuran untuk menjaga lingkungan.

Pelepah kurma yang ditanam di atas kuburan tersebut adalah sebuah petanda bahwa setiap tanaman yang ditandur, di mana saja, akan memberikan manfaat, termasuk dalam konteks kisah yang telah khatib sebutkan tadi adalah untuk meringankan azab.

Ternyata hal tersebut dapat dirasionalkan. Selama tanaman tersebut masih basah, artinya tanaman itu masih hidup. Sedangkan tanaman yang masih hidup akan selalu memproduksi oksigen dan bermanfaat bagi makhluk. Sebaliknya, tanaman yang kering, artinya tanaman tersebut sudah mati, dan tidak bisa memberikan manfaat kepada makhluk.

Untuk itu, dalam hadis tadi, Rasul mengingatkan dengan kata-kata “selama belum kering”. Ini juga berarti bahwa dianjurkan untuk merawat tanaman tersebut jika masih ingin sang ahli kubur dapat manfaat.

Dari hadis yang khatib sebutkan tadi, Syekh Nawawi al-Bantani dalam Nihayatuzzain bahkan menambahkan bunga-bunga yang masih segar maupun tanaman yang wangi sebagai kesunnahan.

ويندب وضع الشيئ الراطب على القبر كالجريد الاخضر والريحان لانه يستغفر للميت مادام رطبا

“Disunahkan meletakkan sesuatu yang basah di atas kuburan seperti pelapah kurma yang hijau dan tumbuhan wewangian (kemangi, bunga mawar). Karena ia akan memohonkan ampun untuk mayyit selama masih basah (hijau atau hidup).”

Hadirin sekalian yang dirahmati Allah

Dari penjelasan tersebut, maka bisa diambil kesimpulan bahwa Nabi dan Islam sangat peduli dengan alam. Dari beberapa sabdanya yang tertulis dalam kitab-kitab hadis, setidaknya ada 5 hal yang nabi ajarkan dalam merawat lingkungan.

  1. Larangan Pemborosan (Israf): Nabi Muhammad SAW mengajarkan larangan pemborosan dalam segala hal, termasuk pemakaian sumber daya alam. Beliau mendorong umatnya untuk tidak bersikap boros dalam pemakaian air, makanan, atau sumber daya alam lainnya.
  2. Perlindungan Satwa Liar: Nabi Muhammad SAW memberikan pedoman tentang perlindungan satwa liar. Beliau melarang pembunuhan hewan-hewan yang tidak memiliki manfaat ekonomi dan mengajarkan pentingnya berperilaku baik terhadap hewan.
  3. Penghijauan dan Penanaman Pohon: Ada hadis yang mencatat bahwa Nabi Muhammad SAW menekankan pentingnya menanam pohon dan menjaga vegetasi. Beliau bahkan memberikan hadis yang menyatakan bahwa jika seseorang menanam pohon dan hewan makan dari pohon tersebut, pahalanya akan terus mengalir.
  4. Pengelolaan Air: Nabi Muhammad SAW memerintahkan pengelolaan air yang bijaksana dan berbagi air secara adil. Beliau mengajarkan bahwa menghalangi akses orang lain ke sumber air adalah tindakan yang sangat tidak pantas.
  5. Penyadaran Lingkungan: Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan tentang pentingnya kesadaran lingkungan dan mengingatkan umatnya agar tidak mencemari sumber air dengan limbah, seperti limbah kotoran manusia atau sampah.

Hadirin sekalian yang dirahmati Allah

Itulah beberapa ajaran Nabi Muhammad SAW dalam merawat lingkungan. Sebagai umatnya yang selalu mendaku mengikuti langkahnya, maka ada baiknya kita mencontoh dan meneladani ajaran-ajaran Nabi tersebut. Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang menyelisihi perintah nabi karena tidak merawat lingkungan. Naudzubillah min dzalik.

Demikian khutbah singkat yang dapat khatib sampaikan. Mudah-mudahan bermanfaat dan bisa diamalkan, khususnya bagi al-faqir pribadi, maupun bagi jamaah sekalian.

هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهُ لِي وَلَكُم

Khutbah Jumat Kedua:

اَلْحَمْدُ لِلّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَر، وَأَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَه، إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَر، وَاَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ اْلإِنْسِ وَالْبَشَرِ.اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ مَا اتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَر.أَمَّا بَعْدُ:فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ، وَذَرُو الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ وَمَا بَطَن، وَحَافِظُوْا عَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.

وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِه، وَثَنَّى بِمَلاَئِكَتِهِ الْــمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِه، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: ((إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيّ، يآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا))

أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَات، بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّات،

اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَن، وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَن، عَنْ بَلَدِنَا هَذَاخَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بَلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ الله، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ، وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ، فَاذْكُرُوااللهَ الْعَظِيْمِ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَر

Baca juga teks khutbah Jumat yang lain di sini.