Khutbah Jumat: Allah Tidak Menyukai Orang yang Merusak Lingkungan

Khutbah Jumat: Allah Tidak Menyukai Orang yang Merusak Lingkungan

Merusak lingkungan diharamkan dalam Islam, karena dapat menganggu kenyaman dan kelangsungan hidup banyak orang. Dalam khutbah kali ini, akan disampaikan alasan dan beberapa dalil larangan merusak lingkungan.

Khutbah Jumat: Allah Tidak Menyukai Orang yang Merusak Lingkungan
penebangan liar (photo by WRI Indonesia)

Merusak lingkungan diharamkan dalam Islam, karena dapat menganggu kenyaman dan kelangsungan hidup banyak orang. Dalam khutbah kali ini, akan disampaikan alasan dan beberapa dalil larangan merusak lingkungan. Bahkan, Allah SWT tidak menyukai orang yang merusak lingkungan.

Khutbah I: Allah Tidak Menyukai Orang yang Merusak Lingkungan

الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰل وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

Hadirin yang Dirahmati Allah

Masalah lingkungan menjadi perhatian masyarakat dunia pada saat ini. Beberapa tahun terakhir, kerusakan lingkungan semakin mengkahwatirkan. Penyebab kerusakan lingkungan ini, menurut beberapa penelitian, ada banyak. Di antaranya, penggundulan hutan, limbah sampah, penggunaan energi berlebihan, industri, tranportasi, dan lain-lain. Hal ini perlu diwaspadai dan diantisipasi untuk mengurangi resiko bencana alam, dengan cara mengurangi atau tidak melakukan apapun yang bisa menyebabkan kerusakan lingkungan.

 

Sebenarnya, aktor yang menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan tidak hanya manusia, tapi juga ada faktor lain. Misalnya, kerusakan yang disebabkan faktor alam itu sendiri, seperti gempa bumi, tsunami, dan lain-lain. Tapi masalahnya, kerusakan lingkungan yang disebabkan tangan manusia itu lebih banyak dibanding kerusakan yang disebabkan alam.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Permasalahan lingkungan tidak bisa dianggap remeh. Dampaknya mungkin tidak bisa dirasakan langsung pada saat ini. Untuk beberapa kota, bisa jadi sudah bisa dirasakan, terutama kota-kota besar. Tapi usaha untuk menjaga lingkungan itu tetap harus dilakukan dari sekarang. Kualitas hidup kita dan generasi selanjutnya akan ditentukan oleh lingkungan. Semakin bagus lingkungan tempat tinggal kita, kualitas hidup kita juga akan semakin baik.

Hidup manusia sangat bergantung dengan alam. Tumbuhan, binatang, dan seluruh isi alam adalah untuk kelangsungan hidup manusia. Karenanya, alam ini harus dijaga. Tidak boleh dirusak, sebagai bentuk syukur terhadap karunia yang diberikan Allah SWT.

Interaksi manusia dengan alam ada dua macam: interaksi positif dan interaksi negatif. Kalau interaksi manusia dengan alam baik, atau positif, hasilnya juga akan baik. Alam akan membawa keberkahan, keuntungan, dan kemaslahatan untuk seluruh manusia. Tapi kalau interaksinya negatif, alam akan mengancam kehidupan manusia. Betapa banyak bencana alam yang terjadi di dunia ini karena tangan manusia sendiri.

Allah SWT, dalam surat al-Rum ayat 41, sudah mengingatkan:

ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Artinya:

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS: Al-Rum ayat 41)

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Dalam Islam, mengambil manfaat dan keuntungan dari alam dibolehkan, apalagi seluruh kehidupan manusia sangat bergantung dengan alam, selama tidak melakukan kerusakan. Yang dilarang di dalam Islam, mengambil keuntungan dari alam dengan cara yang berlebihan, merusak alam, dan menganggu siklus kehidupan. Allah SWT berfirman:

كُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ مِن رِّزْقِ ٱللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا۟ فِى ٱلْأَرْضِ مُفْسِدِينَ

Artinya:

“Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.” (Surat Al-Baqarah ayat 60)

Bahkan dalam ayat yang lain, orang yang melakukan kerusakan di bumi ditamsilkan al-Qur’an dengan orang munafik. Allah berfirman:

وَإِذَا تَوَلَّىٰ سَعَىٰ فِى ٱلْأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيهَا وَيُهْلِكَ ٱلْحَرْثَ وَٱلنَّسْلَ ۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ ٱلْفَسَادَ

Artinya:

“Dan apabila ia (orang munafik) berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.” (Surat al-Baqarah ayat 205)

Ayat di atas mengharamkan manusia untuk melakukan kerusakan atas dasar apapun. Kita dibolehkan memanfaatkan hasil alam, tapi ingat jangan sampai membuat kerusakan. Alam beserta isinya wajib dijaga, supaya siklus kehidupan manusia tetap teratur dan membawa kemaslahatan untuk banyak orang. Tumbuhan tidak boleh ditebang sembarangan, apalagi berlebihan. Begitu pula dengan hewan, tidak boleh dibunuh, dan disiksa.

Dalam sebuah hadis dikisahkan ada orang yang tidak masuk surga lantaran menyiksa binatang.  Rasulullah bersabda,“Seorang wanita disiksa gara-gara seekor kucing. Dia mengurung kucing itu sampai mati. Karena itulah dia masuk neraka. Perempuan itu tidak memberi makan dan minum kepadanya-tatkala dia kurung-Dan dia pun tidak melepaskannya supaya bisa makan serangga ataupun binatang tanah.” (HR: Bukhari-Muslim)

Dalam al-Qur’an sudah dijelaskan bahwa penciptaan manusia pada awalnya mendapatkan kritikan dari para malaikat (QS: al-Baqarah, 30). Para malaikat khawatir jika manusia tidak mampu bersahabat dengan alamnya dan menimbulkan konflik serta pertumbahan darah. Akan tetapi, Allah SWT sebagai Dzat Yang Maha Mengetahui tetap menciptakan manusia sebagai khalifah yang bertugas untuk mengelola bumi ini.

Jamaah Jumat yang Dirahmati Allah

Melindungi alam dan lingkungan kewajiban bagi setiap orang. Tindakan ini harus dilakukan berbarengan, tidak bisa hanya sendirian atau sekelompok orang. Pabrik, industri, ataupun perusahaan juga harus menyadari pentingnya melindungi lingkungan. Kalau dahulu, di masa Nabi, tindakan pencemaran lingkungan itu hanya sebatas membuang kotoran di air tergenang atau pohon rindang. Itu saja Nabi sudah marah. Nabi menyebutnya sebagai perilaku terkutuk.

Rasulullah SAW bersabda, “Takutlah kalian terhadap dua hal yang terkutuk.” Para shahabat bertanya: “Apakah dua hal yang terkutuk itu?” Rasulullah saw. menjawab: “Yaitu orang yang buang air di jalan umum, atau orang yang buang air di tempat orang berlindung.” (HR Muslim)

Rasulullah SAW menganggap orang yang buang hajat di tempat umum yang bisa menganggu kenyamanan orang lain sebagai tindakan terkutuk, dengan demikian, bisa dikatakan mereka yang membangun pabrik-pabrik industri yang kemudian tidak mengindahkan aturan-aturan lingkungan, ini juga termasuk perbuatan yang “terkutuk”.

Demikian khutbah singkat kali ini. Semoga bermanfaat, khususnya bagi khatib pribadi, dan umumnya bagi jama’ah sekalian.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Teks Khutbah Jumat Kedua

    ٱلْحَمْدُ لِلَّٰهِ رَبِّ ٱلْعَالَمِينَ َأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

 اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، وَتَابِعْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ بِالْخَيْرَاتِ رَبَّنَا اغْفِر وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ. رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ وَاشْكُرُوْا عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَرُ

(Download pdf)

Baca juga teks khutbah Jumat yang lain di sini.

Download teks khutbah Jumat yang lain di sini.